Kak Deri mendekatkan mulutnya padaku dan mencium bibirku. Aku terkejut sekali apakah ini mimpi? aku takut, aku resah, takut apa yang terjadi setelah dia mencium bibirku. Keringat ku menetes cukup banyak aku ketar ketir dengan posisi ini. Siapa yang sudah tutup pintu kamar ku, apa Mama? apa Ayu? dirumah hanya ada Mama dan Ayu. Tapi kenapa?
Tuhan, aku mohon tolong bantu aku!
Kak Deri menarik ku, mengajak untuk terbaring di kasur ku. Aku tetap menolak, aku menggeleng kan kepalaku. Tetapi dia menarikku kencang hingga aku terbaring, dia merangkak dan berbisik."Aku udah lama suka sama kamu, kamu cantik, unik, lucu. Kamu ingat gak? kemarin aku mau kasih tahu sesuatu." Bisik Kak Deri.
Flashback
"Meriam? kok pergi? Meriam tunggu aku!" ucap Kak Deri.
Aku berjalan cepat karena air mata ku terus menetes dan aku mendadak berhenti menoleh kebelakang karena terlihat ada wanita sexy memeluk Kak Deri. Aku merasa sangat terpukul hati ini benar-benar sakit. Dan aku pulang sendiri.----
"Iya aku ingat." Jawabku.
"Aku tahu kamu melihat aku memeluk wanita cantik itu. Kamu cemburu kan? aku sudah merasa kamu jatuh cinta sama aku. Cinta Pertama mu aku sayang. Buktinya hanya dengan kata-kata bahwa itu adikku, kamu sudah menaruh kepercayaan kamu sama aku. Mari kita bercinta sayang." Ucap Kak Deri sambil membuka perlahan baju ku.
"Enggak!!! Kak Deri jahat! tolooooong Mama!! Papa!! tolong aku! Tuhan bantu aku!!" teriakku sambil mencoba menahan tangan Kak Deri yang mencoba membuka baju ku.
"Biar lebih seru kita rekam ya, buat kenangan kita berdua sayang." Ucap Kak Deri sambil membuka ponselnya.
Aku mencoba untuk lepas dan ingin keluar dan sesudah lepas pun pintu terkunci tak ada satupun yang menolong ku. Dengan kejamnya dia memukulku hinggal akhirnya tubuh ku lemas.
Aku sudah pasrah dengan keadaan ini.
Dia menghancurkan ku."BRAAAAK!!"
Suara pintu terbuka. Ya, Papa mendobrak pintu nya. Papa melihat ku sedang diciumi oleh Kak Deri dengan dia duduk diatas ku yang terbaring sambil meremas payudara ku. Papa sangat marah besar dan menonjok Kak Deri.
"PERGI KAMU DARI SINI!!!" ucap Papa yang begitu emosi besar.
Aku hanya bisa terbaring lemas, ingin bicara pun susah karena Kak Deri sudah memukul mulut ku dengan kepalan tangan nya hingga berdarah. Aku berusaha bangun dan berdiri untuk ingin memeluk Papa.
"Papa..."
Papa menendang ku dan menyeret ku keluar rumah.
"Sakit Pa, sakit ..." tangis ku memohon supaya Papa tidak menyeret tangan ku lagi.
"KAMU MEMANG ANAK TIDAK TAHU DIRI!!!" ucap Papa dengan menampar pipiku.
"SUDAH 13 TAHUN PAPA BELI RUMAH INI, PAPA DOAKAN RUMAH INI. KAMU DENGAN ENAKNYA BUAT RUMAH INI JADI HARAM?! GAK PERNAH KAMU BUAT PAPA BANGGA! BUAT PAPA SENANG BISA GAK?! HARI INI KAMU PAPA HUKUM KAMU TIDUR DILUAR! COCOK JADI WANITA MALAM KELAYAPAN DILUAR SEKALIAN!" jelas Papa kesal.
"Ayo Pa, masuk udah mau hujan." Ajak Mama.
Hujan pun turun menemani ku diluar dingin dan tangis. Kejadian yang membuat ku semakin hancur.
Bom yang meledak.
Membuatku merasa aku adalah beban keluarga ku.
Tolong Tuhan, aku ingin bebas. Aku tidak ingin menjadi beban.
Aku merasa kenapa aku yang mempunyai masalah paling berat. Aku sama sekali gak nyangka Mama bisa setega itu berniat mengunci pintu kamar ku.Aku pun berjalan kaki dengan hujan. Menikmati suasana hujan di sore hari.
Tiba-tiba ada mobil melaju cepat.Arrrrrgh!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Beban (ON GOING)
General Fiction" Lo tuh gak pantes!" " Ga ada yang dukung Lo!" Pernah diposisi ini? ingin melakukan keinginan diri. Tapi dunia seakan-akan menolak. Setiap orang memang punya masalah, seringkali bilang beban diri sendiri yang paling berat. Ada yang bisa jalanin dan...