06: Hancur

102 15 8
                                    

Sakit, sakit hati rasanya dipermainkan seperti ini. Kamu tahu? diri ini telah menikmati detik-detik bersamamu.

Ada masanya kamu memberikan isyarat cinta.
Ada masanya kamu memberikan isyarat untuk ku pergi.

Bodohnya, aku terlena dengan mu. Seharusnya aku sadar, aku berkaca diri.
Aku memang tak pantas memiliki apa yang aku mau. Dunia seakan-akan menolak ku. Mama, Papa, Rey, Kak Deri dan teman-teman sekeliling ku bahkan cita-cita ku. Semua bertolak belakang. Sekalinya ada pun yang mendukung ku dia tak bisa menjadi milikku.

Sempat berpikir, Kak Deri akan merubah hidup ku menjadi lebih berwarna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sempat berpikir, Kak Deri akan merubah hidup ku menjadi lebih berwarna. Mungkin kah jika dia bersamaku aku akan menjadi orang yang paling bahagia?

Hm.. kenyataannya tak seperti itu. Aku merasa dunia tak berpihak padaku.

Ternyata jatuh cinta pertama kali kurasa itu indah, namun jika pada orang tak tepat begitu sakit.

Tuhan, aku mohon berilah aku kekuatan dan kesabaran supaya diriku bisa bahagia tanpa menjadi beban.

Keesokan harinya

Pagi yang cerah ini burung pun berkicau indah memanggil ku.
"Cuit cuit cuit." suara burung katanya hehe
Mereka adalah penyemangat ku untuk bangun pagi. Sayangnya, entah kenapa hari ini aku malas untuk ke sekolah. Apa karena Kak Deri? sudah jam 6.15 pun aku masih terbaring di ranjang ku. Dirumah ini tak ada satu pun yang peduli pada ku. Aku seperti hidup sendiri. Jadi aku bisa bebas tidak pergi ke sekolah. Aku rasa harus istirahat dan tenangkan fikiran ku. Baru saja aku menemukan bahagia ku. Secepat itu bahagia ku hilang. Lebih baik aku tidur kembali.

Ponsel berdering...

"Aduuh, ini siapa sih dari tadi nelpon. Kak Deri? panggilan tak terjawab 15 kali?? kenapa sih Kak Deri terus deketin aku. Dasar cowok kegatelan! pasti mau ikutan tren banyak mantan. Katanya guru, tapi kelakuan kaya gitu!" ucapku kesal.

Isi Message:
Kamu kenapa? kok kamu gak sekolah?
Kamu sakit kah?
Angkat telepon aku please...
Kamu berubah gak biasanya kamu gini, aku ada salah sama kamu?
Hei angkat kita ketemu setelah pulang sekolah nanti aku ke rumah kamu. See u

"Apa?? gak! aku harus pergi pokoknya sebelum dia datang." Aku pun bergegas ke kamar mandi.

Terdengar bunyi klakson motor
Aku mengintip dari kamar ternyata itu Kak Deri. Bagaimana ini? apa yang harus aku lakukan.

"Permisi Bu, maaf Meriamnya ada?"sapa Kak Deri.

"Ada tuh di Kamar dari pagi dikamar terus gak keluar." Jawab Mama.

"Bisa tolong panggil Meriam gak Bu? soalnya saya ada perlu dengan Meriam." Ucap Kak Deri.

"Panggil sendiri ya itu kamarnya masuk aja yang ada gantungan stroberi." Jawab Mama.

Aku terkejut, Kak Deri mengetuk pintu kamar ku. Lalu ku biarkan dia masuk ke kamar ku. Dan duduk disampingku. Aku bingung harus bagaimana dan jantungku berdegup kencang melihatnya.

Dia menanyakan ku kenapa aku tidak masuk sekolah sambil mengelus rambut ku dan memeluk ku sangat erat.

Aku tidak tahu kenapa dia seperti itu padahal dia sudah punya pacar. Dia tidak menghargai wanita itu. Aku tidak boleh seperti ini.

"Kak, maaf." Ucapku sambil melepas pelukan itu.

"Aku minta maaf ya kalau aku salah, dan tolong kasih tahu aku salahnya dimana? biar aku memperbaiki semuanya." Jelas Kak Deri.

"Kak Deri udah punya pacar, gak seharusnya Kak Deri deketin aku." Ucapku tegas.

"Apa?? aku belum punya pacar Meriam.. kamu kok bisa bilang gitu kamu tahu dari mana?" bantah Kak Deri.

"Aku dengar sendiri Kak. Kalau kakak bilang I love you ke cewek itu lewat telepon. Jadi Kak Deri gak usah ngelak lagi." Jelas ku

Kak Deri hanya tertawa kecil cekikikan mendengar perkataan ku. Aku semakin kesal dengan nya meremehkan hal ini.

"Meriam, itu adik perempuan ku yang paling aku sayang. Dia begitu manja, sudah banyak sekali orang-orang mengira kita pacaran. Karena keakraban kami, orang lain mengira seperti itu. Kamu cemburu yaa??" jelas Kak Deri.

"Emm euh enggak kok Kak, aku kan cuma antisipasi supaya aku gak disebut pelakor dan.." ucapku terpotong oleh Kak Deri.

"Suuuuuuut!! (Sambil memegang tanganku) aku sayang dan cinta sama kamu. Aku nyaman di dekat kamu. Apa kamu rasain hal yang sama? Kalau iya, apa kamu mau jadi pacarku?" ucap Kak Deri.

Tanpa berpikir panjang aku merasa senang sekali. Aku mengangguk memberi isyarat bahwa aku mau menjadi pacarnya.

"DUAAAAAR!!!"

Pintu tiba-tiba tertutup dan terkunci. Aku panik, benar-benar gelisah. Yang benar saja aku dikamar berdua dengan Kak Deri aku hanya takut dia berbuat macam-macam terhadap ku. Aku coba untuk teriak buka tapi tak ada ada satupun yang buka pintunya.

Kak Deri menghampiri dan memeluk ku dari belakang

"Kak Deri??"

"Udah, tenang aja gak apa-apa kok. Kita kan udah pacaran bukankah harus saling percaya?" ucap Kak Deri dengan mendekatkan wajahnya kepadaku.

"Jangan Kak!"

Aku Beban (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang