03: Ganteng Banget

111 16 4
                                    

"HAH?!" aku menoleh kebelakang.

"Pak Deri?? kok Bapak??" aku merasa aneh dengan Pak Deri.

"Kenapa? aku aneh ya gak pake kacamata sama pake outfit casual gini?" ucap Pak Deri mendekatkan wajahnya padaku.

Entah, dalam pikiran ku kenapa Pak Deri ganteng banget. Melihat dia dari dekat seperti ini... arrrgh!! gak boleh! dia itu Pak Guru harus hormat.

"Meriam?? kok diem? ga cocok ya? atau kamu masih kesal sama aku?" tanya Pak Deri.

"Hah, eh euh enggak Pak."

Aku seketika gugup bicara dengan Pak Deri padahal di kelas tadi bisa marahin dia.

"Jangan panggil Pak, kalau diluar sekolah. Panggil aja Kak Deri." Ucap Pak Deri tersenyum manis kepada ku.

"Emm, iya emm Kak Deri." Ucapku terbata-bata.

"Aku minta maaf ya?"

Kami seketika berbicara barengan.

"Eh hehehe. Yaudah saling maafin gak nih?" ucap Kak Deri.

"Iya Kak, hehehe."

"Yaudah, sebagai gantinya aku mau ajak kamu ke tempat yang kamu pasti suka dan hati kamu pasti tenang. Yuk ikut aku." Ucap Kak Deri

***

Kita berdua menjadi akrab dan aku pun merasa nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita berdua menjadi akrab dan aku pun merasa nyaman. Rasa sedih ku sekejap hilang saat bersamanya. Entah kenapa dia bisa membuat ku tertawa sekencang mungkin. Tapi, apa ini yang namanya jatuh cinta? ah masa sih jatuh cinta sama Guru sendiri. Ahhhh kok malah jatuh cinta baru juga akrab hari ini. Apaan sih Meriam.

"Meriam, aku suka lihat kamu ketawa kaya gini." Ucap Kak Deri memuji ku.

"Makasih ya kak. Yaudah kak, pulang yuk aku takut dimarahin Mama. Kalau kemalaman."

"Yaudah yuk, tapi janji jangan sedih lagi yaa?" Kak Deri mengacak-acak rambut ku.

"Ihhh iya Kak yaudah kak yuk pulang."

***

Sampai di rumah
"Ma? Aku pulang."

"Ma? Ma??"

"Apasih kamu berisik banget! Kalau udah pulang, yaudah diem ga usah apa-apa laporan. Bikin emosi aja terus setiap hari." ucap mama.

"Iya Ma, Papa belum pulang juga ya mah?" ucapku.

"Kenapa sih? kamu tanya-tanya terus sakit kepala Mama." kata Mama.

"Mama sakit kepala?? Aku pijitin ya Ma."

"Ehhh udah ga usah. Mama pusing gara-gara lihat kamu udah sana! sana!"
Mama menyentak ku.

"Udah Kak, mending Kakak mandi makan ga usah disini." Ucap Rey

Aku pun bergegas ke kamar ku, dan seketika hatiku sakit kembali Mama dan Rey selalu begitu. Papa belum pulang juga.

Tapi, aku jadi keingat Kak Deri hatiku jadi berbunga kembali. Apa ini namanya jatuh cinta? Tapi, kenapa aneh ya menurut ku. Gimana kalau pacaran? dan arghhh!! gak mungkin masa cowok seganteng Kak Deri single.

Tiba-tiba ponsel ku berbunyi

"Hihi pasti Kak Deri ekhem ekhem.. Hallo Kak Deri?" ucap ku langsung mengangkat telpon begitu saja.

"Hah?! Kak Deri? woy! ini aku Rahma. "

"Hah? Rahma? duh iya Rahma kenapa?"

"Kamu kemana sih? aku cariin dari tadi tas kamu ada di rumah aku lho aku bawa."

"Iya iya, maaf tadi aku ke taman."

"Eh, tadi kok sebut Kak Deri jangan-jangan..."

"Ihhh udah suuuuuuut! Aku mau tidur udah ya?"

Aduuuuuh kenapa bisa sebut Kak Deri sih? harusnya baca dulu siapa, arrrrrgh!!!
Udah ah ngantuk.

Aku Beban (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang