"Rey cepetan sini!!" teriak Mama dari ruang tamu.
"Iya Ma sebentar, ada apa sih Ma?" tanya Rey.
"Ini ada audisi mencari Bintang Film. Kamu harus ikutan ya nak, kamu kan ganteng, putih, tinggi sama kaya mamanya cakep. Mau ya nak?" Mama merayu Rey.
"Iya Mama, buat Mama apa sih yang enggak."
Aku pun dan Ayu datang menghampiri Mama.
"Wiih, bentar lagi ada artis nih." Ucap Ayu.
"Itu audisi nya dimana Ma?" tanyaku.
"Di Mall Indah Jakarta Selatan." Jawab Mama.
"Waah, dekat ya Ma. Aku mau ikutan juga dong Ma. Siapa tahu aku terpilih." Ucapku.
Mereka menertawai ku, seakan-akan aku tidak pantas.
"Emang siapa? yang mau dukung kakak, denger namanya aja Meriam Bom. Semuanya pasti takut Kak, takut meledak hahahaha" ucap Rey meledek ku.
"Lho kan ada Mama, Rey, Ayu, Papa yang dukung aku. Kalian penyemangat terbesar aku." Ucapku.
"Udah yuk bubar ada yang kepedean." Ucap Mama sambil mengajak Rey dan Ayu keluar.
Sabar, gak apa-apa kan gak ada salahnya aku coba siapa tahu kalau aku kepilih Mama, Papa, Rey, dan Ayu jadi bangga sama aku dan gak cuek dingin lagi. Namanya artis, kan idola. Pasti aku nanti gak dibully lagi. Pokoknya aku harus semangat harus lolos.
***
"Papa?? Aku buatin teh hangat ya pa."
"Iya nak."
"Ini Pa tehnya. Itu apa Pa?"
"Ini hadiah oleh-oleh. Yang lain pada kemana?" tanya Papa.
"Aku gak tau Pa, wiiih bagus bgt Pa. Ini baju buat Ayu ya Pa? Ini jaket nya bagus banget punya papa?"
"Itu buat Rey."
"Emm.. kalau yang ini buat aku ya Pa?"
"Nah itu buat Mama."
"Kalau aku, yang mana Pa?"
"Papa ke kamar dulu ya capek banget."
Jawab Papa.Aku terlalu berharap, dibelikan oleh-oleh sama Papa. Mau nangis rasanya. Aku serasa gak pernah dianggap di rumah ini. Tapi walau bagaimanapun juga mereka orang tua ku, yang aku sayaaang banget. Begini lah keluarga ku. Aku gak tau kenapa mereka bersikap seperti itu sama aku. Dan aku gak tau aku punya salah sebesar apa, sampai mereka bersikap dingin seperti itu. Salah satu cara, yaitu buat mereka bangga sama aku. Tuhan, aku berharap bisa lolos audisi nanti.
***
"Yuhuuuu... Rey coba kamu pake bajunya cocok gak? Ayu kamu juga pake."
Terdengar suara Mama yang baru saja pulang.
Aku melihat mereka punya baju baru untuk audisi nanti.
"Mama, habis beli baju-baju? punya aku mana Ma, aku mau pake juga." Ucapku.
"Apaan sih kamu ikut-ikut aja, kan kamu ga ikut audisi." Bantah Mama.
"Tadi kan aku bilang mau coba ikutan Ma." Ucapku.
"Ada apa sih ini ribut-ribut? Papa baru mau tidur." Ucap Papa keluar kamar.
"Eh Papa..." Mama, Rey dan Ayu memeluk Papa kecuali aku.
Aku cuma bisa menatap keakraban mereka kasih sayang mereka. Aku semakin merasa aku bukan anak mereka. Aku seperti orang lain.
"Meriam, tadi oleh-oleh buat mereka mana?" tanya Papa
"Oh ini Pa."
Hatiku sakit, melihat keakraban mereka aku ingin disayang dipeluk juga. Kenapa, aku berbeda dengan anak-anak yang lain yang penuh kasih sayang.
"Ma, Pa aku pergi keluar dulu ya." Ucap ku pamit keluar mencari ketenangan.
Mereka pun tidak menjawab pamit ku seolah mereka gak peduli aku kemana.
Ponsel ku berdering...
Ternyata dari Kak Deri dia tahu saja aku lagi sedih
"Iya kak?"
"Kamu lagi dimana? ketemu yuk."
"Aku lagi di taman dekat rumah ku kak."
"Yaudah, aku kesana ya."
***
"Hai, kamu nunggu lama gak?" ucap Kak Deri.
"Enggak kok kak." Jawabku.
"Kamu kenapa? kok kaya yang habis nangis?"
"Aku gak apa-apa kak."
"Kebiasaan ya, cewek kalau ditanya kenapa pasti gak apa-apa kaaaa..." ucap Kak Deri meledek ku dengan memanyun kan bibirnya.
"Ihh gemeees." Mencubit pipi Kak Deri
tanpa sadar aku sudah melakukan hal yang seharusnya gak boleh aku lakuin arghhh!! malu!!"Hihi udah berani cubit-cubit." Ucap Kak Deri sambil mencubit balik pipiku.
"Aduuuuuh maaf ya refleks tadi aduh ga enak jadinya maaf ya kak."
"Hehe gak apa-apa kok, aku seneng malah. Oh ya kamu coba cerita kamu kenapa?" tanya Kak Deri
"Jadi aku mau jadi artis kak, tapi keluarga gak ada yang dukung aku kak jadi bintang film. Tadi aku gak dibeliin baju sama Mama. Cuma adikku saja yang dibeliin. Aku bingung, gimana aku mau ikutan baju yang bagus aja aku gak punya." Jawabku
"Oh itu, yaudah yuk kita beli."
"Hah? euh anu kak aku belum punya uang."
"Aku yang beliin lah, aku mau bantu kamu dan dukung kamu. Asalkan harus semangat. Nanti, aku antar kamu ke salon supaya tampil maksimal pas audisi nanti."
Aku terdiam dan gak tahu harus berkata apa ternyata masih ada yang dukung aku, aku fikir dia akan tertawa dan meledek ku. Terimakasih Tuhan.
"Heh! kok diem ayo, tapi tunggu. Boleh gak? aku antar kamu dan nonton kamu pas audisi." tanya Kak Deri.
" Ya ampun boleh dong Kak."
" Kapan sih audisinya?"
"Minggu depan Kak hari Minggu."
"Oh ya udah pas kalau gitu, yuk." Ajak Kak Deri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Beban (ON GOING)
Fiksi Umum" Lo tuh gak pantes!" " Ga ada yang dukung Lo!" Pernah diposisi ini? ingin melakukan keinginan diri. Tapi dunia seakan-akan menolak. Setiap orang memang punya masalah, seringkali bilang beban diri sendiri yang paling berat. Ada yang bisa jalanin dan...