"Meriam tunggu! salah gue apa sih? Lo jelasin dulu lah" Daniel menghentikan langkah ku.
"Aku mau kamu jauhin aku," ucapku.
Daniel terkejut mendengar ucapan ku menyuruhnya menjauh.
"Oke fine! gue gak akan temuin lo lagi, dasar aneh" sahut nya.
Kenapa? kenapa aku merasa sakit hati dia setuju mau jauhin aku, kenapa aku merasa semakin sedih?
"Meriam!"
"Papa?"
"Ayo kita ke ruang kepala sekolah!" ajak Papa menarik tanganku.
Di depan ruang kepala sekolah murid-murid ramai melihat Kak Deri yang sudah masuk dalam masalah. Aku dan Papa pun masuk dan duduk.
"Meriam, tolong ceritakan dengan jujur apa yang sudah terjadi" tanya Pak kepala sekolah.
Aku bingung harus jawab apa, kalau aku jawab jujur apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Meriam, tolong jawab beri penjelasan agar jelas semuanya" katanya lagi.
"Saya.. saya mohon jangan perpanjang masalah ini ya Pak, cukup saya yang keluar dari sekolah" jawabku.
"Baik, karena kamu tidak menjelaskan apa-apa. Kamu saya anggap bukan korban tapi atas mau sama mau atas dasar cinta, kamu pacaran dengan Deri?" sahut Pak kepala sekolah.
Deri menjawab "Iya kami pacaran sampai sekarang masih pacaran,"
Semua orang yang melihat dan mendengar ini tampak terkejut karena ini adalah aneh. Masalah kisah cinta antara murid dan guru lalu masuk dalam konteks pelecehan seksual.
"Daripada ini masih berlanjut, lebih baik kalian dinikahkan. Bagaimana Pak?" tanya Pak kepala sekolah.
"Oh iya boleh, silahkan Pak. Biar segera lepas dari tanggungjawab saya" jawab Papa.
"Enggak Pa, aku gak mau nikah. Aku masih mau kejar cita-cita aku," pintaku pada Papa.
"Ini kan sudah menjadi cita-cita kamu menjadi selebriti, tuh lihat banyak yang nonton kamu" jelas Papa.
"Deri, apa kamu bersedia?" tanya Pak kepala sekolah.
"Ya, saya bersedia. Tapi dengan satu syarat saya tetap jadi guru disekolah ini. Saya janji saya akan berubah, Bapak gak mau kan Meriam menderita gara-gara saya gak bisa nafkahin. Nikah juga butuh modal kali" jelas Kak Deri.
"Baik, kalau begitu masalah ini sudah clear ya harap video yang tersebar segera dihapus agar nama sekolah ini tetap baik. Silahkan boleh bubar" ucap Pak kepala sekolah.
Aku menarik tangan Kak Deri dan berbicara padanya ke belakang sekolah.
"Ada apa sih sayang?" ucap Kak Deri.
"Kak, aku gak mau nikah. Kenapa bilang bersedia sih?" tanya ku.
"Ya kalau aku gak bilang bersedia. Aku nganggur, males lamar kerja lagi. Mending aku ambil, dapat kamu yang cantik dan sexy sama kerjaan tetap" jawabnya sambil mengelus rambut ku.
"Kak, aku belum siap nikah. Please jangan kaya gini, bukannya nikah itu harus ada keputusan dua belah pihak?" tanya ku.
"Oh enggak dong sayang, kalau kita beda. Kamu tenang aja ya, minggu depan kita nikah" jawabnya lalu pergi.
Aku harus apa? gak kuat rasanya hadapi situasi seperti ini. Aku ingin mati. Hancur!!
Tiba-tiba ada yang menepuk pundak ku, mataku melirik tangannya seperti Daniel.
Aku berbalik badan "Da..niel?"
"Hai, gue Doni bukan Daniel gimana kapan kita ah ah nya? gue udah gak sabar" ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Beban (ON GOING)
General Fiction" Lo tuh gak pantes!" " Ga ada yang dukung Lo!" Pernah diposisi ini? ingin melakukan keinginan diri. Tapi dunia seakan-akan menolak. Setiap orang memang punya masalah, seringkali bilang beban diri sendiri yang paling berat. Ada yang bisa jalanin dan...