"Anda siapa ya? saya gak kenal, permisi"Papa tampak begitu emosi melihat Tante Daniel.
"Papa, ada masalah apa? kok serius banget? Papa kenal sama Tante Daniel?" tanyaku heran.
"Gak ada apa-apa, ayo kita pulang" cetus Papa.
3 hari kemudian
Ponsel berdering
"Hallo?"
"Meriam, ini gue Daniel. Gue puji Tuhan sudah sembuh, gue mau ajak lo ke suatu tempat mau ya?"
"Puji Tuhan syukurlah kalau kamu sudah sembuh, ya sudah aku mau. Jam berapa?"
"Sekarang gue mau otw ke rumah lo, mumpung masih jam 8 pagi"
"Ya ampun Daniel ini masih pagi banget lho aku belum mandi,"
"Yaudah cepetan mandi dulu gih, gue otw nih"
Telepon terputus.
Daniel, aku senang kamu masih perjuangin cinta ini. Walaupun sekarang Tante Daniel sikapnya sudah berubah. Sekarang aku yakin, aku jatuh cinta dengan Daniel.
"Ma, Pa aku berangkat dulu ya?"
"Ya, hati-hati"
Daniel datang ke rumah dan meminta izin pada orang tua ku.
"Ngapain kamu kesini? pergi kamu!" ucap Papa.
"Kok Papa usir Daniel? dia teman sebangku aku Pa, Daniel kan gak ada salah sama aku" sahutku.
Papa terdiam mengepalkan tangannya.
"Aku berangkat ya Pa,"
"Permisi Om"
Diperjalanan Daniel bertanya-tanya kenapa Papa ku emosi sekali, aku berusaha memenangkan Daniel. Mungkin Papa lagi banyak masalah, Daniel pun kembali tersenyum.
"Kamu mau ajak aku kemana sih?" tanyaku heran.
"Tenang, udah nyampe nih" jawabnya.
"Studio foto?? kok studio foto? kemarin studio musik, sekarang studio foto" ucapku.
"Kenapa? lo gak suka ya?" Daniel menunduk.
"Hihi, suka kok" aku tersenyum menatap nya.
Daniel memegang tangan ku "Meriam, gue masih ingat lo ucap kata i love you. Gue ngerasa lo ada perasaan cinta kan?"
"Apaan sih kepedean huuu," sahutku meledek tertawa kecil.
"Meriam, serius. Apa itu benar?" tanya Daniel dengan mata berbinar.
"Umm, euh iya itu benar" jawab ku terbata.
Daniel melompat kegirangan berkata yes yes yes. Daniel begitu senang sekali, baru ini aku melihatnya begitu senang biasanya selalu bersikap dingin.
"Jadi lo mau kan jadi pacar gue?" tanya nya lagi.
Aku mengangguk memberi isyarat mau menjadi pacarnya.
"Yes!!! sekarang gue mau rayain hari jadian pacaran kita dengan foto-foto di studio ini, bukan rayain hari jadian pertemanan!" jelas Daniel.
"Hahaha, ya ampun kasian banget kamu Daniel" sahutku meledek.
Daniel menggelitik ku kita tertawa lepas bersama, kejar-kejaran bagaikan film India hihi. Entah kenapa, jadian dengan Daniel merasa bahagia sekali.
"Yaudah yuk sayang masuk kita foto," ajak Daniel.
"Hihi, iya sayang" jawabku tersenyum malu mengatakan sayang.
"Ciyeeee, Bang saya mau buat moment abadi terbaik. Saya sewa deh baju, sama make-upnya. Asalkan foto nya bagus oke Bang?" ucap Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Beban (ON GOING)
Ficção Geral" Lo tuh gak pantes!" " Ga ada yang dukung Lo!" Pernah diposisi ini? ingin melakukan keinginan diri. Tapi dunia seakan-akan menolak. Setiap orang memang punya masalah, seringkali bilang beban diri sendiri yang paling berat. Ada yang bisa jalanin dan...