16: Wedding

64 14 34
                                    

Ponsel berdering...

"Pagi sayang? kita jadi fitting baju hari ini ya?" sapa Kak Deri.

"Iya jadi Kak," balas ku.

"Yaudah aku jemput kamu ya,"

Sebentar lagi hari pernikahan ku, impian ku menghilang begitu saja. Aku belum siap menikah.

15 menit berlalu, Kak Deri datang menjemput ku. Sepanjang perjalanan Kak Deri mengajakku bicara sikapnya ramah seperti waktu pertama kali dekat dengannya. Sampai ditempat butik aku mencoba-coba berbagai baju pengantin, rasanya tidak menyangka.

"Kamu tunggu disini dulu ya, aku mau keluar sebentar" kata Kak Deri lalu pergi.

Saat aku masih mencoba-coba baju, Mita datang menjambak rambutku.

"Mending lo cabut, biar gue yang nikah sama Kak Deri cepetan!" matanya melotot bulat padaku.

"Mita lepasin dulu sakit" ucapku kesakitan.

Penjaga butik melihatnya terkejut dan segera membantuku.

"Tolong Mbaknya jangan ribut disini, Mbak Meriam sedang pilih-pilih baju. Mbaknya tolong jangan ganggu" ucap penjaga butik.

"Dengerin ya Mbak, dia ini pelakor! aku Mbak yang mau nikah" sahutnya menangis.

Aku terkesiap dengan mimik wajah Mita yang seolah-olah perkataannya benar.

Mita mendorong ku "Pergi lo sana! pelakor!" katanya lagi dengan menangis terisak-isak.

"Apa-apaan sih lo!" ucap Kak Deri yang tiba-tiba mendorong Mita dari belakang hingga terjatuh.

"Aw!" Mita kesakitan.

"Mau lo apa sih? gangguin kita mulu dari kemarin," tanya Kak Deri.

Penjaga Butik mengangguk "Oh ternyata Mbaknya akting, kelihatan sih yang pelakor itu Mbak huu!"

Mita menunduk malu dan kesal, bangkit berdiri.

"Pak, aku suka sama Pak Deri dari dulu. Pak Deri padahal baru kenal Meriam, kita udah dekat Pak dari kelas 1. Pak Deri malah pacaran sama cewek sial ini, kurang aku apa sih Pak? aku cantik, tinggi, putih, pin.." Mita belum selesai bicara terpotong oleh Kak Deri.

"Kurang lu gak bisa bikin gue nyaman! dan lo adalah cewek ribet yang pernah gue temuin. Gue gak suka cewek ribet kaya lo bawel gak jelas! sampai kapanpun gue gak akan suka sama lo, ngerti lo! ayo sayang kita tinggalin cewek gak jelas ini" sentak Kak Deri sambil merangkul ku lalu pergi keluar butik.

"KALAU BUKAN KARENA GUE, LO GAK AKAN AMAN BANGSAT!!" sentak Mita keluar meluapkan emosi nya.

Aku dan Kak Deri membalikkan badan.

"Maksud lo apa?"

Mita mengerutkan bibirnya dan mengepalkan tangannya.

"Gue yang udah nutupin muka lo, gue yang edit supaya wajah Meriam doang di video itu, gue udah berkorban buat lo. Tapi balasan lo gini ke gue!" jelas Mita.

"Tega kamu Mita! kamu udah rusak impian aku, gimana kalau kamu ada diposisi aku!! aku udah salahin Rahma ternyata kamu biang keroknya!" sentak ku mendorong Mita.

"Gue gak peduli sama lo, yang gue mau lo hancur Meriam!" sahutnya.

"Bentar,  lo dapat video itu darimana?gue kan gak minta bantuan lo dan gue juga gak ada niat buat nyebarin karena itu menyangkut gue. Karena kalau gue nyebarin, sama aja gue ketimpa masalah. Hampir gue keluar dari sekolah, gara-gara lu!" tanya nya heran.

"Waktu kita ketemuan, gue lihat wallpaper handphone lo foto Meriam pakai tanktop hitam. Gue ngerasa ada yang gak beres sama lo berdua, kesempatan buat gue buka handphone lu  waktu lo dipanggil Bu Nita, dan kebetulan handphone lu belum terkunci. Gue kaget video itu, tangan gue gatel buat hancurin lo Meriam!" jelas Mita.

Aku Beban (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang