22. Kekuatan Misterius Aaros

191 31 2
                                    

Aaros melangkah tergesa. Kepalanya celingak-celinguk, mencari keberadaan seorang gadis bernama Feyn Scarletta yang menghilang sejak kelas Prof. Delar. Ia merutuk dalam hati. Kenapa Rec senang sekali memanggil ia di saat-saat Feyn mencoba menghindar dari Prof. Delar dan membutuhkannya?

Gedung sekolah sangat ramai kendati bel istirahat selesai sudah berbunyi. Aaros agak kesulitan mencari keberadaan gadis itu. Ia pikir Feyn mungkin bersama Vio, tetapi saat tahu Vio ada di perpustakaan dan sedang mempelajari kelas peminatan sihir, Aaros tidak mau mengganggu dan segera mencari Feyn.

Tak apalah ia bolos satu kelas lagi. Lagi pula kelas selanjutnya adalah kelas peminatan ramuan yang tidak wajib diikuti.

Mendadak Aaros mengingat sesuatu. Saat sahabat masa kecilnya itu menghilang (chapter 7), Aaros menemukannya di taman belakang. Tanpa berpikir dua kali, ia pun segera melesat ke taman belakang.

Namun, Aaros harus mendesah kecewa tatkala tidak mendapati Feyn dan malah harus berurusan dengan tiga trouble maker yang ia coba hindari. Aaros baru saja membalikkan badan dan hendak melangkah meninggalkan taman belakang, tetapi seorang gadis serigala berlari cepat ke arahnya dan menghadangnya.

"Mau kabur, heh?"

Shin-Ae dengan cepat menarik kerah kemeja Aaros lalu melemparnya ke belakang. Namun, Aaros masih sempat bereaksi. Sebelum punggungnya terempas dan menabrak dinding, ia menciptakan tembok es di belakang tubuhnya dan menahan tangannya di tanah.

Tak sampai di sana, bola-bola api mendadak muncul dari atas dan menyerang Aaros. Aaros mengibaskan tangan kirinya ke depan. Tembok es di belakang punggungnya langsung membentuk setengah bola yang melindungi tubuh Aaros dari api milik Elyx.

"Cepat juga reaksimu," desis Elyx entah dari mana.

Mendadak, gadis berblazer merah muncul di sisi kiri Aaros dengan kedua tangan terkepal dan memancarkan kobaran api. Elyx menghantamkan pukulannya ke pelindung es Aaros, membuat pelindung es itu pecah dalam dua pukulan.

Belum lagi gelombang ultrasonik Shiron muncul membelakangi Aaros. Pemuda itu mendesah panjang saat tahu bahwa dirinya tersudut. Esnya tak bisa membantu banyak. Masa ia harus menggunakan kekuatannya 'itu'?

***

"Sedang apa kau di sini?"

Seseorang menepuk bahu Feyn dari belakang, membuat gadis itu tersentak dan segera menoleh dengan raut terkejut.

"Astaga, Mile! Kau membuatku kaget saja!"

"Salah sendiri melamun," balas Mile sambil mengedikkan bahu cuek.

Feyn hanya menunjukkan deretan gigi-gigi putihnya rapi. Sementara Mile melihat ke sekeliling dengan mata sayu. Sesekali gadis iblis itu menguap lebar dan menutup mulutnya.

"Kau membolos kelas dan berlatih kekuatan di sini?" tanya Mile tepat sasaran.

Feyn berdecak kagum. Hebat! Kok dia bisa tahu?

Kendati demikian, ia tidak bertanya lebih lanjut pada Mile. Feyn jadi ingat, Vio pernah bilang kemampuan analisis Mile sangat baik.

"Kekuatanmu elemen alam? Hm, langka sekali. Setahuku hanya ada satu pengendali alam di sini."

"Ehh? Hanya satu?"

"Ya, hampir semua orang di akademi tahu," kata Mile sedikit heran. "Senior Fyon, OSIS. Hanya dia elf—maksudku, immortal—yang bisa mengendalikan elemen alam di sini, kalau Mrs. Florancia tidak dihitung."

Feyn terperangah. Jadi, elemen alam adalah elemen langka? Dan hanya ia dan kakak keduanya yang bisa mengendalikannya? Wow!

"Katakan, ada hubungan apa kau dengan Senior Fyon? Aku tadi lihat dia keluar dari taman. Apa ada sesuatu yang terjadi sebelum aku datang?"

Luminas AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang