Feyn, Vio, serta Mile melangkah beriringan menuju ruang makan. Selama seminggu Feyn ada di sini, baru kali ini ia bisa makan malam bersama dengan Vio dan Mile.
Vio selalu sibuk saat malam hari. Menjadi siswi populer dan andalan guru cukup menyibukkannya. Belum lagi, pemotretran yang terkadang hanya bisa dilakukan setelah jam sekolah usai. Mile pun juga sering bolak-balik ke dimensi manusia dengan portal. Maklum, Vio dan Mile adalah seorang model. Feyn memang sudah tahu sahabatnya adalah model. Namun, dia baru tahu kalau Mile adalah saingan Vio dalam dunia permodelan.
Hati Feyn berbunga-bunga. Rautnya tampak lebih senang dari biasanya. Hanya karena bisa makan malam bersama kedua teman seasrama.
"Aku sudah lupa suasana ruang makan," celetuk Vio. Matanya menyusur ruang makan yang tampak sangat ramai.
"Kau terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, sih. Kenapa tidak usah balik saja sekalian?" Mile menyahut dengan nada sinis.
Vio melirik Mile sinis. "Apa kau tidak punya cermin, huh?"
"Tentu saja punya. Memangnya kau pikir aku semiskin apa?"
"Ka—" Vio hendak membuka mulut, tetapi Feyn buru-buru menyelanya.
"Sudahlah kalian. Lebih baik kita cari meja kosong dulu," sela Feyn.
Mile mendengkus lantas ekor matanya melirik meja kosong di pojok kiri. "Di sana," tunjuknya.
Mereka bertiga segera menuju meja yang ditunjuk Mile sebelum ditempati oleh orang lain. Meja berbentuk lingkaran itu sebenarnya bisa menampung empat hingga lima orang, tetapi mereka hanya bertiga.
"Kalian saja yang memesan, aku tunggu di sini," kata Mile seraya menempelkan kepalanya di atas meja. "Aku pesan jus tomat saja, ya."
"Apa? Kau mau tidur lagi?" tanya Vio sewot.
Mile menguap lantas menjawab, "Aku mengantuk tahu. Lagi pula, harus ada yang menjaga mejanya, 'kan?"
Feyn mengangguk mengerti dan segera membawa Vio menjauh sebelum gadis itu menyetrum Mile dengan petirnya.
Entah keberuntungan atau bagaimana, titel penghuni asrama Premium membuat Feyn dan Vio tidak perlu mengantre dalam mengambil makanan. Menu malam ini adalah barbeque cream cheese dan lemon tea hangat. Menu favorit Feyn selama makan di sini.
Sebenarnya, setiap hari menu yang disajikan berbeda. Jika ingin memesan makanan lain, anak-anak bisa memesannya di kafetaria yang terletak di sebelah ruang makan.
Setelah mengambil makanan miliknya dan Vio, Feyn segera memesan jus tomat milik Mile lalu kembali ke meja mereka. Di sana, Mile sedang membenamkan kepalanya di antara lipatan tangan. Feyn menepuk pundak Mile, tetapi tak ada balasan dari gadis itu. Vio yang melewati bangku Mile, menyentuh lengannya bersamaan dengan Mile yang langsung tersentak bangun.
Ternyata Vio 'sedikit' menyetrum Mile. Iris merah darah Mile mendelik ke arah Vio. Tampak tak suka tidurnya diganggu.
"Ruang makan bukan tempat untuk tidur," ucap Vio, tersenyum puas.
Feyn menghela napas pasrah. Dia memang senang bisa makan bersama kedua temannya, tetapi sepertinya Feyn lupa jika Vio dan Mile sama sekali tak akur.
Feyn menyodorkan segelas jus tomat yang dipesannya barusan kepada Mile. "Apa Mile tidak lapar hanya minum segelas jus?"
Mile mengambil jus tomat yang ada di meja dengan santai lantas meminumnya. "Terima kasih, Feyn. Aku sedang tidak nafsu makan," jawab Mile seadanya.
"Ternyata kau bisa berterima kasih juga," sindir Vio lalu memasukkan sepotong daging ke mulutnya.
"Tentu saja. Kau ini ngajak bertarung apa bagaimana, sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Luminas Academy
FantasyFeyn Scarletta, gadis manis yang sebelumnya menjalani kehidupan biasa mendadak mengalami kejadian tak terduga yang membuatnya harus melanjutkan sekolahnya di Luminas Academy. Sekolah itu aneh. Sihir, kekuatan, immortal, kutukan, monster, mantra, dan...