6 KENALAN DENGAN ENDI

75 1 0
                                    

Hari Sabtu hanya setengah hari bekerja. Setengah hari juga bagi orang korea full hingga sampai jam 15.00 untuk kami karyawan staff.

Pagi, kira kira pukul 10 lewat dikit, kami kedatangan tamu 3 orang, yang mau mengantarkan Mesin Bordir pesanan pabrik kami.
Kami sebagai staff sibuk melayani mereka.

Pak Endi, salah satu dari mereka yang paling menonjol. Ganteng, tinggi dan badannya agak kurus sedang.
Aku mencuri curi pandang ke arahnya ketika melayani mereka minum.

Terus terang, aku tertarik kepada pak Endi, karena penampilannya yang cool. Murah senyum.

Kebetulan Bossku sama rekannya keluar melihat mesin yang dibawa contener.

"Maaf pak, saya mau beresin mejanya. Kalau tidak bossku bisa marah sama saya"

"Bossmu pemarah ya, mba?"

"Dia tidak bisa melihat sedikit kotor saja. Pernah sekali, saya ketawa ketawa dibuatnya hanya karena seekor lalat"

"Kok bisa"

"Ya pak. Hampir seperempat jam bossku mengibas ngibaskan raket nyamuk untuk menangkapnya. Namanya lalat sesukanyalah terbang. Gak dapat dapat tuh lalat. Ehhh malah marah."

"Ohh gitu ya. Lucu juga bossmu ya mba"

"Makanya harus bersih terus pak"

"Jangan panggil paklah. Panggil saja mas. Saya mas Endi. Namanya siapa mba?" Tanyanya.

"Quina pak. Teman teman panggil Ina."

"Sudah punya pacar?"

"Belum mas. Baru kerja. Belum niat pacaran. Masih mau kumpulin uang."

"Masa secantik kamu belum punya pacar. Enggak percaya mas nih..."

"Iya mas. Belum punya." Kataku sedikit tertawa. "Maaf mas, boss sudah datang. Aku keluar dulu ya" kataku.
Aku membawa nampan berisi gelas kotor dan piring bekas kueh yang kusodorkan.

"Nanti kita ngobrol lagi ya"

"Iya mas. Permisi" kataku sambil jalan.

Ketika berpapasan di pintu bossku melihatku agak sedikit tak sedap.

"Ina, bikin kopi ya" katanya

"Baik boss." Sahutku.

Melewati meja Teteh, dia bertanya.

"Ngapain aja sih di dalam, Na. Lama banget." Tanyanya menyelidik.

"Bersihin meja. Saya diajak ngobrol sama bapak itu. Iyah...ku sahutilah. Gak enak kalau dicuekin" kataku."Maaf Teh, mau bikin kopi dulu" kataku beranjak dari depannya.

Saat aku menyeduh kopi buat bossku dan rekan bisnisnya, mas Endi kudengar menanyakan toilet.

"Bu, maaf...Toiletnya sebelah mana ya?"

"Itu pak di dekat pantry" ujar Teteh kudengar dari Pantry.
Melewati aku di pantry, mas Endi berbisik :

"Quina, ini nomor hpku. Nanti kamu hubungi mas ya" bisiknya.

"Ina enggak ada hp mas" jawabku dan menyimpan kertas yang dikasihnya dikantongku.

"Gimana ya..." Gumamnya.

"Maaf mas, Ina kasih kopi ini dulu"kataku dan meninggalkannya.

Kuletakkan kopi diatas meja bossku tanpa berbicara, karena pandangan bossku ke aku masih menyimpan curiga dimatanya.

"Silahkan boss boss diminum kopinya" kataku.

"Ini sekretaris Boss Byung kah" tanya koleganya.

"Tidak...tidak...cuma staff" jawabnya yang kudengar didekat pintu karena aku langsung meninggalkan mereka.

"Cantik..." Masih kudengar obrolan mereka karena aku menunggu mas Endi masuk duluan.

"Maaf pak" ujarku melewatinya.
Aku segera duduk dimejaku dan bekerja kembali.

Tapi dari ekor mataku, aku melihat Teteh seperti tidak suka sama aku.

********








QUINA, FROM ZERO TO RICH( DEWASA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang