Aku diantar mba Sri ke ruangannya Mr. Byung sebelum kerja pagi itu. Bagian keuangan dan satu orang lagi bagian administrasi melihat kedatangan kami.
"Pagi teteh. Mau antar karyawan barunya Boss Mr. Byung" mba Sri menyapa.
"Oh karyawan baru yah. Kemaren sore boss sudah bilang" kata mba bagian keuanagan.
Aku memperkenalkan diriku. Mereka melihatku seperti tidak bersahabat.
"Masuk aja. Boss sudah menunggu" katanya.
Tok
Tok
Tok
"Masuk"
"Pagi Boss. Saya sama Quina boss"
Mr. Byung langsung berdiri meyambut ku. Dan menyuruh mba Sri keluar.
"Makasih nyei Sri" katanya seperti cadal menyebut nama mba Sri.
Aku hanya mendengarnya berbicara, soal gaji dan jam keluar kantor.
Sekali sekali tidak ikut boss, kalau ada urusan penting. Tidak sedikit pun aku curiga sama bossku. Maklum masih berbahagia dapat kerjaan tanpa nganggur di negeri orang.
"Ok Quin, kita ke ruang admin" katanya memegang pundaku keluar dari ruangannya.
"Cece, ini Quin bagian pembukuan nyei bantu Cece. Lulus SMK" kata boss
"Yei boss. Nanti bantu bantu"
Kami sedikit ngobrol ngobrol yang saya anggab wawancara.
Hari itu juga aku sudah disodori bon bon pembelian, yang akan kulanjutkan karena sudah ada sebelumnya. Pengalaman praktek dan kemampuanku kuarahkan semua, bila kurang mengerti CeCe Parlina kutanya dengan pelan.
Akrab. Itu kesan pertamaku di hari pertamaku kerja.
Hari berikutnya jugabtidak ada kendala hingga seminggu kemudian.
"Quin jangan pulang dulu nyei, boss ada perlu" begitu ultimatum bossku Mr. Byung ketika dia baru datang dari pabrik temannya.
"Yei boss." Kataku dan kuikuti dia untuk melayani minumnya, karena kulkas kecilnya ada di ruangannya.
"Kamu disitu saja. Tidak usah keluar" katanya yang kuturuti duduk di sofa tamunya.
Tak lama setelah dia minum, dia mendekatiku dan duduk menempel ke aku. Sedikit aku berpindah.
"Kamu cantik nyei Quin. Boss suka sekali orang cantik. Sri tidak bagus nyei. Kamu bagus, cantik" katanya.
Aku diam saja. Tiba tiba dia merangkulku."Boss suka. Suka sekali" katanya bernafsu.
"Jangan boss. Tidak baik" elakku.
"Boss kasih nyei apa yang Quin minta." Katanya.
Aku sedikit tertegun. Tapi aku akan mengelak bila dia mau minta barang berhargaku. Karena nafsunya aku lihat ketika dia memelukku dan menciumi pipiku. Bibirku tidak kuberikan.Karena penasaran, dia berjanji memberiku apa yang aku mau. Tapi bukan berarti aku segampang itu. Aku ingin uangnya saja.
"Quin jangan nakal nyei. Kasih sedikit."katanya
Akupun berdiri didekat mejanya menunggu reaksinya.Benar saja aku dipeluk dari belakang. Kontolnya sudah kurasakan dipantatku.
"Maaf boss. Jangan dilanjutkan. Quin hanya ingin bekerja cari uang" kataku.
"Uang?? Boss kasih. Mau peluk peluk nyei" katanya.
"Boss, tidak takut ketahuan sama nyonya" kataku.
"Nyonya tidak datang. Boss sendiri" katanya.
Aku sebenarnya tidak mau segampang itu dipeluk peluknya. Tapi karena dia seorang Korea dan tampan aku suka dengan dia.Terlebih aku takut dipecat karena belum menerima gaji.
"Quin mau nyei peluk"
"Kalau hanya peluk tidak apa apa boss."
"Ok tidak buka. Peluk cium nyei" katanya.
Aku mengangguk.
Bossku langsung memelukku, menciumi bibirku yang tidak ku balas. Badanku di pepetkan ke mejanya, hingga dia leluasa menempelkan kontolnya yang sudah menegang dibalik celananya menempel dimemekku dalam balutan celana jeansku.Ketika tangannya mau menyusup, kutarik tangannya biar tidak menyentuh barang terlarangku.
Akhirnya dengan nafsu nya, dia menekan nekan kontolnya yang menegang, karena sudah orgasme.
"Quin pulang ya Boss" kataku sedikit menunduk.
"Tunggu Quin"
Aku berhenti. Dia menyodorkan uang 300 ribu. Tidak kusia siakan, kuambil uangnya karena itu memang yang kuharapkan."Suka nyei sama Quin" katanya.
Aku pun keluar dari ruangannya.*********
KAMU SEDANG MEMBACA
QUINA, FROM ZERO TO RICH( DEWASA )
Ficción General# sex bebas. # dewasa 20+ # vulgar Quina : cantik, 160 cm. Rambut panjang. Lugu tapi pintar. Tamatan SMK Pembukuan. Menganggur. Melarikan diri karena dipaksa nikah sama pria pemilik truck yang sudah beristri. Kemiskinan orang tuanya, menerima lamara...