19. ENDI PUNYA WANITA LAIN

55 2 1
                                    

Setelah 3 hari aku dan Endi tidak berhubungan, kucoba untuk menelponnya.
Tapi berkali kali aku telpon selalu tidak aktif.

Aku sih berfikiran positif aja. Mungkin orang orang tuanya masih disini.

Hampir seminggu sudah, tapi tetap tidak bisa aku hubungi. Kali ini otakku sudah kotor keracunan Cinta.

Kudatangi rumahnya pagi itu sebelum dia berangkat.
Mengintip dari teras rumah sebelahnya. Tidak ada tanda tanda kehidupan. Kesabaranku penuh menantinya.

"Ehhh ada orang" kata pemilik rumah

"Maaf Bu. Lagi nunggu mas Endi" kataku.

"Mas Endi?"

"Iya pemilik rumah sebelah. Aku mau menawarkan mobil baru Bu, tapi susah ketemunya" kataku.

"Namanya bukan Endi mba. Kalau enggak salah si Friendly"

"Mungkin  nama panggilannya Bu, Endi"

"Mungkin juga ya. Tapi kemaren Ibu lihat pergi dengan pacarnya. Baru datang dari Thailand. Cantik orangnya. Tapi mba gak kalah cantiklah heheheh"

"Oh begitu ya Bu. Susah dong ketemunya ya"

"Nunggu didalam aja Mba"

"Makasih Bu. Disini aja, biar kalau datang bisa saya lihat"kataku.
Mas Endi.....dari awal aku sudah  tandatanya, apa iya pria setampan dan seganteng dia belum punya pacar...

Karena prinsipku, mau dia jadikan aku pacar gelapnya, aku tidak akan pernah mengusiknya apalagi bertanya tanya. Cinta...yang membuatku begini. Aku Mencintainya.

Tak lama kemudian, mobil mas Endi masuk kepekarangannya.
Benar saja, dia bersama seorang wanita berkulit putih. Cantik???
Enggak juga.

Dengan berani aku menemui mereka sebelum masuk rumah.

"Pagi pak. Adohhh susah ya menemui pengusaha seperti bapak" kataku.

'Selamat pagi" jawabnya dengan sedikit pucat.

"Pagi mba. Maaf mengganggu sepagi ini" kataku ketika pacarnya keluar dari mobil.

"Ada apa ya, pagi pagi sudah datang" tanyanya.

"Ini mba pak Endi susah ditemui dikantornya, jadi saya kesini aja. Mau menanyakan kepastian beli mobil barunya"

"Ohhh mobil baru yang untik aku ya bang" senyumnya ke Endi.

"Ya, lupa jadinya. Besok di kantor aja ya mba. Hari ini tidak bisa"

"Oh gitu ya pak. Boleh deh pak. Tapi jadi ya" kataku dengan tenang. " saya permisi mba, pak" kataku meninggalkannya.

Aku ingin dia yang datang ke kontrakanku. Tak mau aku hanya di telpon. Maka kublok sementara nomornya.

Tunggu punya tunggu, hari berganti hari mas Endi tidak datang juga.
Akhirnya kuputuskan untuk melanglang buana mencari uang dengan rekan rekannya Mr. Byung.

Aku juga sudah lupa akan mas Endi. Kalau dia datang akan aku layani. Kalau tetap tidak datang aku akan mencari hidup sendiri.

Entah kenapa, tidak ada rasa cemburu atau sakit hati ke mas Endi. Walau dia sudah mengambil kegadisanku, aku anggap itu balas budi atas semua pemberiannya.

Uang kuliah dan uang kontekan serta uang bulanan yang diberikan, rasanya keperawanaku tidak cukup membayarnya kembali.

                     ********

QUINA, FROM ZERO TO RICH( DEWASA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang