"Ina, ada masalah apa sih sama mas Endimu kok ngotot banget mau ketemu sama kamu" Indri memulai pembicaraan malam itu setelah mandi.
Aku lagi sibuk dengan lotion ku sambil mendengar Indri bicara.
"Pagi sore loh datang kemari hanya memastikan kamu benar benar pulang kampung atau tidak"
"Ina gak punya masalah dengan dia"
"Kayanya dia cinta mati dah sama kamu, Na"
"Ahh kaya gak tau aja permainan laki laki. Cinta. Ina sudah tidak percaya sama pria hidung belang mengatakan cinta"
"Tapi dia seperti kehilangan gitu Na"
"Kenapa kamu gak coba merayu dia Ndri. Kalau dia mau berarti Cinta itu nol"
"Coba merayu...enak aja kalau bicara. Kalau dia mau, bisa hancur kita"
"Ina ikhlas Ndri. Ina gak mau lagi sama dia. Kecuali dia mau bayar setiap kali main"
Pikiran Indri, dia akan mencoba. Biar bagaimanapun Endi lebih berduit daripada pacarnya.
"Udah ya say...Ina mau tidur. Cape..." kataku menarik selimutku.
***
Hari ini, setelah bangun pagi rencanaku langsung mengurus surat surat ku. Aku tidak bisa berlama lama lagi, karena tekadku, aku harus kerja.
"Ndri, seharian mungkin aku banyak diluar ya. Mau irus dokumen pribadi dulu say..."
"Enak lu Na, dah mau pindah daerah"
"Mumpung masih bisa lah. Jadi warga Jakarta impian aku Ndri. Aku mau kerja dan tinggal disini"
"Kenapa gak minta kerja sama Endi si ganteng aja sih Na?"
"Crooot, aku gak mau liat dia lagi Ndri. Yaaahhh walaupun hati kecil aku masih sayang sama dia. Tapi itu semua masa lalu. Aku ingin mencari kerja dulu buat status aja"
"Tapi masih mau ehem ehem kan sama Endi?"
"Iya seperti yang aku bilang, cash after play. Makanya kalau kamu mau, gak papa Ndri. Uang soalny. Dan anunya itu loh say...ihhhhh gede banget hahahaha"
"Hahahaha....kalau itu sih gak gua pikirin Na, uangnya itu yang utama"
"Rayu aja dia. Nanti kan datang lagi tuh. Gantian aja, aku sama Om Syam hahaha"
"Kalau Om Syam, buat kamu aja Na. Gak suka gue."
"Dihhhh gak suka tapi masih aja tuh"
"Yahhh...demi uang juga lah"
Indri...Indriii...kamu gak tau sih, Om Syam mu itu akan sumber penghasilanku. Dia datang ke aku Ndri......hampir mau berantem lagi sama mas Endi hahaha.....
"Na, ogut kuliah dulu ya cin...deeeee"
"Daaaaaa Indri"
Mengurus dokimen....Aku pergi juga dari rumah.
Dari pagi hingga siang, urusanku belum kelar. Aku sabar menunggu resi KTP ku, demi bisa menjadi warga Jakarta.
Dengan cara apapun aku tempuh. Dengan mengenal salah satu karyawan, akhirnya aku bisa mendapatkan apa yang kuinginkan.
"Terimakasih ya pak atas bantuannya" kataku ke petugas yang membantuku.
"Minggu depan ketemu sama saya ya mbak."katanya membuat janji untuk menyerahkan dokumenku.
Suara hpku membuat kami berpisah di kantor layanan masyarakat itu.
"Hallo...." Om Ando yang telpon.
Dia menayakan keberadaanku."Udah di Jakarta Om. Lagi urus surat surat"
"Dua hari lagi Om sudah di Jakarta. Nanti Om telpon ya"
"Boleh Om. Tapi kalau nanti gak bisa ketemu gak papa kan Om. Soalnya Ina sudah mau melamar kerja"
"Ina, kerja sama Om aja. Serahkan sama Om"
"Makasih Om. Nanti aja ya."
"Ingat, Om akan hubungi kamu"
HP diseberang sana dimatikan.Aku bergikir, kalau kuterima tawaran Om Ando, tentu aku harus mengirbankan tubuhku.
Dan belum tentu aku bisa bekerja sebelum memberikan yang dia inginkan.Melamar kerja. Itu yang mengisi otakku saat ini.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
QUINA, FROM ZERO TO RICH( DEWASA )
General Fiction# sex bebas. # dewasa 20+ # vulgar Quina : cantik, 160 cm. Rambut panjang. Lugu tapi pintar. Tamatan SMK Pembukuan. Menganggur. Melarikan diri karena dipaksa nikah sama pria pemilik truck yang sudah beristri. Kemiskinan orang tuanya, menerima lamara...