Baru 10 menitan aku tiba dirumah, ketika mau membersihkan bekas make up diwajahku, hpku berbunyi.
Endi Naloya is calling.....
"Hallo mas"
"Haiii Na. Lagi ngapain"
"Ihhh mas Endi, baru saja pisah udah nelpon. Ina lagi bersih bersih mas"
"Enggak boleh telpon nih ceritanya"
"Maaaaaaass, gemessss ihhh...boleh lah. Mas Endi lagi nyetir atau mau ke rumah selingkuhan lagi mas" aku menutup mulutku menahan tawa.
"Inaaaaaa.....jangan nuduh dong. Mas tidak ada siapa siapa"
",Bener apa bener nih mas ganteng"
"Ina sayang...ehhh maaf maaf....salah ngomong. Ina, mas ini gak ada yang punya"
"Eheeemnn sayang sayang....salah ucap ya. Harusnya sama pacarnya jadi ke Ina deh sasarannya"
"Ina, kalau kamu tidak percaya nanti kita ke rumahku ya, kapan kamu bisa, mas jemput"
"Ohhh....gitu. nanti ya mas. Sekarang Ina bebenah dulu. Daaaaaa mas Tamvan"
"Daaaaa Ina cantik...."
Kumatikan hpku. Aku senyum senyum sendiri dibuat mas Endi dengan omongannya.Aku tidak jadi membersihkan wajahku, malah guling jadi sasaran ku. Kupeluk dan kuciumi gulingku. Kubayangkan mas Endi , seandainya dia minta cium atau dia yang menciumku tadi, aku akan terima dengan ikhlas.
Keren gitu loh.....pengusaha lagi...
Daripada supir truck...ihhhh gak deh ya. Istri ke dua lagi...Andai aku dijadikan istri kedua mas Endi aku rela. Relaaaaaa....
Kalau Mr. Byung? Enggak janji juga deh ...
Walau aku suka sama dia, tapi cukup permainan saja buat dia...Hemmmm Mas Endiiiiiiiiii...kenapa kau hadir mengusikku mas.
Hp ku bunyi lagi.
"Selamat tidur putri cantik. Mimpi yang indah" mas Endi.
"Mas juga ya. Mimpi yang indah. Selamat tidur mas" jawabku.
Aku yang mematikan hp lebih dulu. Aku nyengir sendiri mikirin tingkahnya mas Endi.
Dia benar benar gak ya tidak punya cewe? Istri?
Sepertinya tidak mungkin kalau dia masih bujangan.Melihat ketampanan dan penampilan mutakhir mustahil dia tidak punya pasangan.
Maka rasa penasaranku kusimpan dulu. Aku akan menghubungi nomor kantornya melalui sambungan hpku.
Saat kerja nanti, akan kucatat nomor kantornya dari bon pembelian mesin kemaren.Dengan sedikit rasa curiga, hatiku yang tadi berbunga bunga kini layu terbawa tidurku.
****
Aku agak terlambat bangun pagi Minggu itu.
Aku dibagunkan suara HP ku yang berdering.
Ternyata sudah banyak panggilan tak terjawab."Hallo, pagi mas" aku mengusap mataku yang belum pulih betul dari bangunku. Aku menguap didengar mas Endi.
"Baru bangun nih Cantik"
"Ya mas. Jangan panggil Cantik mas."
"Emang cantik. Apalagi kalau habis bangun tidur. Cantik bener pastinya"
"Maaaaasss....." Suaraku dipotong mas Endi.
"Mandi mandi.....mas Endi sudah menunggu di luar nih" katanya
"Hahhhh ...menunggu diluar? Tunggu mas aku datang kesana" kataku bergegas bangun dari tempat tidurku. Kutemui dia di jalan raya sana
"Mas Endi sepagi ini ngapain mas"
"Nunggu kamu. Kita jalan jalan"
"Jalan jalan? Belum mandi mas"
"Mandilah. Mas tunggu"
"Mas Endi...repot amat sih mas. Kapan kapan kan bisa"
"Gak kok Ina. Gak repot. Mas Suka kok makanya mas datang"
"Mas masuk aja ke kontrakan Ina, ayoo. Nunggu disini bisa bosan"
"Gak ada yang marah?"
"Ada....Ina yang marah kalau mas tidak mau ke kontrakanku."
"Iya udah mas ngikut"
Saat aku mandi, mas Endi menunggu diluar karena tidak mungkin dia kumasukkan kedalam rumah. Apa kata tetangga?Kubuatkan dia kopi agar sedikit mengusir bosannya menungguku mandi.
Setelah rapih berpakaian ala kadarnya, T-shirt dan jeans kutemui mas Endi.
"Ayo mas, Inda dah siap" kataku
Dia langsung berdiri menatapku."Cantik......" Gumamnya
"Apaan sih mas, dari kemaren cantik terus. Gak ada kata lain lagi ya"
"Cantik" katanya lagi. Tanpa sadar aku memukul bahunya.
"Addooooohhh...." Katanya. Padahal pukulanku tidak kuat.
"Udahhh yoook" kataku. Kututup pintu kontrakanku dan kami pergi.
Mendekati mobilnya mas Endi, saat mau masuk ke mobil, aku kaget setengah mati dengan bunyi klakson mobilnya bossku Mr. Byung.
Aku dan mas Endi terpana dibuatnya. Mobilnya bossku diberhentikan persis didepan mobilnya mas Endi.
"Oooouuuu....alamat ini" geram mas Endi.
Mr. Byung keluar dari mobilnya dan langsung memerintah aku masuk.
"Ina, masuk"
"Ina mau pergi boss. Ina sudah janji sama mas Endi" kataku.
"Masuk...." Katanya dengan marah.
"Enggak...."
"Boss, saya rasa boss salah memaksa Ina masuk ke mobilnya boss. Ini hari libur. Bukan waktu kerja" mas Endi membelaku.
"Apa kau bicara. Ina karyawan ku. Tidak punya hak nyei sama Ina"
"Emang boss apanya Ina? Suami? Pacar? Minggu itu libur. Haknya Ina mau pergi dengan siapa"
"Kamu pacarkah?"
"Iya saya pacarnya Ina. Aku ingin bawa dia jalan jalan"
"Inaaaaa ....hmmmm....besok kantor nyei...." Kata bossku dengan wajah memerah dan masuk ke mobilnya.
Aku melongo melihat mobilnya bossku karena dibawa pergi dengan kecepatan tinggi.
"Mas......Ina pasti dipecat" kataku masih berdiri.
"Masuk aja dulu. Kita bicarakan nanti" kata mas Endi.
Sepanjang perjalanan aku hanya diam memikirkan nasibku besok.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
QUINA, FROM ZERO TO RICH( DEWASA )
Ficción General# sex bebas. # dewasa 20+ # vulgar Quina : cantik, 160 cm. Rambut panjang. Lugu tapi pintar. Tamatan SMK Pembukuan. Menganggur. Melarikan diri karena dipaksa nikah sama pria pemilik truck yang sudah beristri. Kemiskinan orang tuanya, menerima lamara...