20. PINDAH KONTRAKAN.

50 1 0
                                    

Aku sengaja menghindari mas Endi, karena dia tidak pernah datang lagi menjenguk aku.
Kontrakan rumahku 3 bulan lagi habis. Demikian juga dengan kuliahku.

Tidak kuharapkan lagi untuk bertemu dengan mas Endi.
Maka kutemui yang punya kontrkan, biar bisa mengembalikan jatah kontrakan yang tersisa. Karena lumayan juga nilainya.

Setelah beres semua, kutemui teman kuliahku untuk tinggal sementara berasama dia.

"Indri, besok aku cari kontrkan ya. Maaf kalau ngerepotin" kataku.

"Ya ampuuun Na, tinggal disini juga gak papa sampai lulus. Kamu bayar aja sesuai bulanan. Kita bagi dua."tawar Indri.

"Nanti kamu gak bebas say"

"Wealllahhh...bebas. emang kamu mau ikat aku."

"Ya sudah aku stay disini. Aku ke ATM bentar ya buat bayar"

"Ok Na. Aku tunggu"
Aku dan Indri hampir sama kehidupannya. Tapi tidak seberuntung aku. Dia hanya di datangi pria prianya bila mereka suka. Aku?? Yang datangi pria pria hidung belang karena sudah janji di telpon.

Itu yang membuat aku dan Indri akrab.

"Wahhh....ini gila ini" gumamku setelah melihat saldo direkeningku gemuk.
Siapa yang transfer ini...tanyaku dalam hati.
Aku akan print buku tabunganku untuk mengetahuinya.

Kembali menemui Indri, ternyata dia sudah ada tamu. Prianya mau membawa dia jalan.

Ketika melihat aku, dia main mata. Dasar laki laki...pikirku. gak bisa liat jidat licin.

"Na, aku pergi dulu ya. Gak papa kan ditinggal"

"Gak papa say. Silahkan" kataku.
Teman prianya Indri masih main mata ke aku tanpa di lihat Indri.

Asuuuu.....

Karena tidak ada yang aku kerjakan, maka kubuka blokiran nomornya mas Endi.

Kuniarkan hpku tergeletak, aku tiduran disisi ranjangnya Indri.

Aku mengambil hp ku yang berbunyi. Ternyata Mr. Byung. Kubiarkan saja sampai mati.

Bunyi lagi hp ku, tetap kubiarkan. Tenang dululah pikirku. Tapi suara hpku yang berulang ulang membuat hatiku tak tega. Saat kulihat layarnya, ternyata mas Endi.

"Hallo mas...ada apa"

"Kenapa tidak diangkat dari tadi"

"Malas mas. Lagi ingin tenang" kataku enteng.

"Ina dimana sekarang. Tadi mas ke kotrakan, ternyta sudah kosong"

"Aku sudah pindah mas. Gak ada yang diharapkan lagi buat apa bertahan disana"

"Dimana pindahnya, mas mau kesana"

"Maaf mas. Sementara kita break dulu. Fokus aja ke pacarmu atau istrimu. Ina lagi konsen cari kerja mas di bar atau karaoke"

"Inaaa....mas mau jelaskan semuanya ke kamu."

"Mas enggak usah emosi. Ina kan sudah pernah bilang, mas mau jadikan aku istri kedua, ketiga atau pacar gelapnya mas, Ina akan terima. Jadi mas tidak usah jelaskanpun Ina sudah bisa menerima kok. Tapi sementara waktu Ina mau sendiri."

Kumatikan hp ku. Dan aku mandi.

Selama aku di kamar mandi, beberapa kali mas Endi menelponku dan Mr Byung juga Mr. Hok rekannya.

Siapa yang akan kuhubungi lebih dulu....pusing.
Dengan handuk masih melilit di tubuhku, ku telpon mas Endi.

"Halloo mas, tadi nelpon lagi ya"

"Ya sayang. Kamu dari mana sih"

"Aku lagi mandi mas. Ada apa nelpon mas"

"Kasih alamatmu, biar aku jemput"

"Maaf mas. Tidak usah datang ke kontrakanku. Kalau mau ketemu biar aku yang datang. Dimana maunya mas, asal jangan di rumah. Hotel bisa atau tempat yang nyaman"

"Ina, kenapa ngomong gitu"

"Aku mencoba untuk mencari uang dengan keringatku mas. Apa yang mas berikan ke aku, sudah aku tebus dengan menyerahkan barang berhargaku dan sudah mas jadikan aku sebagai simpanan mas. Jadi untuk kali ini, aku minta bayaran sebgai wanita panggilan"

"Inaaaa....kamu merendahkan dirimu sayang."

"Maaf mas, jangan pernah panggil sayang lagi ke Ina. Anggap saja kita impas."
Mas Endi terdiam. Karena dia diam saja kumatikan hpku.

Dia tau betapa aku mencintainya. Tapi setelah keperawananku kuserahkan, sekan dia tidak mengenal aku. Aku tau dia punya wanita lain, masa tidak ada waktunya untuk aku.

               *******

QUINA, FROM ZERO TO RICH( DEWASA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang