16. KULIAH D1 SEKRETARIS

55 1 0
                                    

Setelah jadian pacaran dengan mas Endi, aku dicarikan tempat kontrakan petak dan tempat kuliah.

Walaupun hanya diploma, setidaknya aku bersyukur bisa menikmati kuliah sekretaris seperti cita citaku.

Mas Endi membayar uang kuliahku selama setahun.
Selama kami menjalani pacaran aku belum pernah dibawa ke rumahnya.
Tapi malam minggu ini dia berjanji akan membawaku ke rumahnya.

"Gimana harimu di daerah baru sayang" tanyanya dalam mobil menuju rumahnya.

"Biasa aja mas, sama seperti ditempat yang lama. Cuma disini agak cuek orangnya"

"Harus bisa jagansikap dan membawa diri"

"Iya Ayah.....Ina akan jaga sikap, Ayah"

"Itu baru anak Ayah, harus nurut"

"Hahahah....maaaasss...."

"Habis cinta banget sih sama Cintaku ini" jarinya menyentuh hidungku.
Aku sedikit nakal dan manja. Tangan kiriku kususupkan kebalik bajunya karena kancingnya terbuka satu.

Dadanya ternyata ditumbuhi bulu halus. Kuusap usap dada itu.

"Ina...Quina....mas lagi nyetir ini."

"Kenapa mas. Nafsu ya" godaku.
Sengaja kulakukan itu, agar dia puas sedikit. Karena tidak sebanding apa yang telah diberikannya padaku.

"Inaaaaa...ja...ngaaan ke perrruuutt....geeeliii Ina"
Aku tertawa...

"Mas Endi gelian ya. .."

"He ehhh"
Kucoba memegang pahanya.

"Inaaa stop sayaaaangg" katanya memberhentikan mobiknya.
Dia meraih kepalaku dan kami berciuman. Tetekku di remas remasnya.

"Maasss....."

"Udah....kita dah mau sampe" katanya.
Mobilnya menuju rumah yang besar. "Ini rumah mas Endi sayang"

"Nanti kalau orang rumah nanya gimana mas" kataku khawatir.

"Jawab aja kamu pacarnya mas. Beres semua. Ayo turun"
Ketika melangkah masuk, rumahnya mas Endi seperti tidak berpenghuni. Dengan lampu yang dinyalakan sendiri.

Aku mengikuti dia kemanapun dia pergi. Keruang tengah, ke dapur dan ke kamar.

Didalam kamar ketika dia mau mebuka sepatunya :

"Mas tinggal sendiri sayang. Sekali sekali orang tua mas datang. Disini tidak punya saudara. Kerja dan kerja itu yang mas lakukan sebelum kenal kamu Ina"

Kudekati dia ketika mebika bajunya. "Biarkan Ina yang lakukan sayang" kataku melepas satu persatu kancing bajunya.

Aku sudah terbawa nafsu. Ketika dia melepas bajunya, aku kagum dengan bentuk bodynya.
Kuciumi dadanya..m

"Inaaa...Inaaaa....jangan lakukan." Bisiknya.

Kubuka gespernya dan retsletinh celananya. Kuturunkan celananya tinggal  celana dalam saja.

Kisentuh kontolnya...

"Inaaa....kau mau lakukan apa sayang" katanya.
Kukeluarkan kontolnya. Waaawww besar dan panjang.

Kumasukan kedalam mulutuku kuisap isap.

"Inaaa..sudah sayang.." dia meraih tanganku. Dia menciumi aku. Kaosku disingkapkannya.
Dia telah bebas meremas remas tetekku. Mengisap isap putingku.

Tangannya menyusup kebalik celana dalamku. Aku kenikmatan.

Dilloloskan semua celanaku, kami sudah telanjang bulat.
Memekku di jilatinya, sudah basah.

Akhirnya kontolnya di arahkan ke lobang memekku.

"Maaaaasssss.....sakkiiiittt....caabbbut." kataku.

"Ina...kau masih perawan?" Tanyanya.

"Iya mas." Kataku.

"Kamu rela melepaskannya...."

"Untuk orang yang kucintai. Itu milikmu mas Endi..." kataku.

Mas Endi memulai lagi menjilati memekku hingga aku sudah bernafsu.

"Ambilll maaas.....ambill..." kataku.
Mas Endi menumpukan ke dua lututnya di kasur dan mengarahkan kontolnya ke lobang memekku.

"Maaasss....punyamu besaaar sekali maaas. Sakkitttthh..."kataku.

"Tahan ya sayang..."
Kontolnya diarahkan lagi dan ditekan.

"Aaaaaaaa.....maaaassss....saakiittt mass...."

"Sudah masuk sayang"
Mas Endi memaju mundurkan kontolnya. Aku diciuminya. Tanganku memeluknya.

"Inaaa ssayyaang....kita sudah jadi suami istri....aaahhmm..aah..zsaahhh...ahhh....zsahh..."

"Maas jangan keluar didalam...cabbut kkkaallau ssudahhh mau keluar" kataku.
Dia mengangguk sambil memaju mundurkan kontolnya.

Semakin lama kontol mas Endi semakin keras kurasakan.

"Iiinnnaaa....maaauu kkeliuuarrr....Zsah zsahh..."

"Cabut mas....cabut"
Mas Endi mencabut kontolnya dan menindihku..."aaah  hah..azsaahh hah..zsah hah...eegggghhh" kontolnya ditekan. Muncrat sudah maninya mas Endi. Dia tidur telentang di sampingku. Kupeluk dia kuciuni bibirnya.

Aku ikhlas menyerahkan kesucianku.

               ******

QUINA, FROM ZERO TO RICH( DEWASA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang