Setelah Om Syam dan mas Endi pergi, segera ku kemasi barang barang ku. Aku pergi dari rumah menuju terminal. Kuputuskan pulang kampung hari ini.
Sengaja tidak ku SMS sahabatku Indri, karena aku yakin dia akan mengabarkannya ke Om Syam atau mas Endi.
Kutulis note untuk Indri, memberitahu bahwa aku Pulang Kampung hari ini.
Dengan menyetop taxi, aku pergi menuju terminal untuk mendapatkan bus menuju kampung halamanku.
Di dalam bus yang kutumpangi, aku hanya diam.
Anganku jauh melayang menuju rumahku dan orang tuaku dan saudara saudaraku.
Aku senyum sendiri, membayangkan adek adeku. Dan seketika kubayangkan wajah orang tuaku. Kusyukuri juga, atas perlakuan Ayahku, hingga aku bisa mencicipi indanya jatuh cinta dan bercinta.Di Kapal Penyeberangan.
"Haiii...." Seorang pria necis dengan pakaian kaos dan blue jeans, serta kacamata minus menempel di hidungnya menyapaku.
"Haiiii pak" jawabku.
"Sendirian mba"
"Iya"
"Mau kemana?"
"Mau pulang ke rumah"
"Emang darimana mba"
"Jakarta pak"
"Dalam rangka apa pulang"
"Rindu. Rindu sama orang tua dan saudara saudaraku, termasuk gubuk kami dan semuanya saya rindui"
"Jangan panggil 'Pak' mba, Andolian, biasa dipanggil Ando" dia menyodorkan tangannya dan kubalas menyebut namaku.
"Istrinya dan keluarganya gak ikut mas Ando?" Tanyaku.
"Enggak Na. Om ada urusan bisnis, jadi sendirian."
Kami bercerita cerita tentang keluarga dan pekerjaan.
Om Ando ternyata sudah punya anak 2 yang duduk dibangku SMP.
Bekerja sebagai Manager di sebuah perusahaan pertambangan."Ina sudah keluarga?" Tanyanya.
"Pernah Om. Tapi dicerai. Setamat SMK Ina nikah dengan pria beristri, bertahan hanya tiga bulan. Tidak tahan atas perlakuan istr pertmanya, aku minta cerai" bohongku.
"Terus di Jakarta?"
"Aku baru lulus kuliah diploma, sekretaris Om. Ini mau pulang kampung, urus surat surat, kali aja di Jakarta bisa bekerja"
"Mau kerja di perusahaan Om"
"Sebagai apa Om. Ina hanya sekretaris diploma 1 tahun"
"Banyak yang mau Ina kerjakan. Adminstrasi, pembukuan, operator atau apa saja. Mau ya, Ina"
"Om, baik sekali. Baru kenal sudah memberi pekerjaan. Nanti dah Om, setelah surat surat Ina beres semua"
Pembicaraan kami terganggu, karena bunyi sirene dari kapal Ferry tersebut, menandakan kami akan segera keluar dari kapal.
"Ina, ini kita kan saru jurusan, mau gak Om antar kamu"
"Om ini benar benar baik ya. Udah mau memberi kerjaan, mau antar Ina juga. Jangan deh Om"
"Ina please. Biar Om antar ya"
"Om, kenapa mau antar Ina" pertanyaanku membuat Om Ando sedikit terbatuk.
"Iyah...mau antar aja Na. Daripada naik bus, lama sampainya"
"Om, suka ya sama Ina. Apa karena Ina seorang janda Om"
"Ina, kamu itu cantik. Malah pake banget lagi. Bodoh aja suamimu menelantarkan kamu karena istri pertamanya"
"Om, Ina mau Om antar, kalau Om ikhlas melakukannya"
"Ina...ikhlas se ikhlas ikhlasnya"
"????" kulihat wajahnya.
Aku mengambil barang barang ku dari bus yang aku tumpangi ditunggui Om Ando. Dia menerima tasku dan membawa ke mobilnya."Ehhemmm...aammm...Om baru ketemu perempuan secantik kamu Na" dia mengawali pembicaraan setelah duduk dimobilnya
"Benar kan?. Dah mulai memuji muji"
"Iya Na, kamu itu cantik"
"Om"
"Iya Na. Ngomong aja"
"Nanti sampai dirumah, Om langsung pulang ya, takut ditanya tanya. Ina gak bisa jawab"
Om Ando, memberikan solusi, dia akan langsung pulang, dan kami bertukar nomor telpon.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
QUINA, FROM ZERO TO RICH( DEWASA )
General Fiction# sex bebas. # dewasa 20+ # vulgar Quina : cantik, 160 cm. Rambut panjang. Lugu tapi pintar. Tamatan SMK Pembukuan. Menganggur. Melarikan diri karena dipaksa nikah sama pria pemilik truck yang sudah beristri. Kemiskinan orang tuanya, menerima lamara...