N A R A K A

609 68 3
                                    

Naraka Jendral, laki-laki itu terlihat sedang sibuk merapihkan rambutnya melalui kaca yang disediakan Jevano di dalam mobil untuknya berkaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naraka Jendral, laki-laki itu terlihat sedang sibuk merapihkan rambutnya melalui kaca yang disediakan Jevano di dalam mobil untuknya berkaca.

Ya, Naraka hobi ngaca. Ia ingin memastikan bahwa wajahnya tetap terlihat tampan di setiap waktu.

Bukankah, Naraka begitu narsis?

Jevano, masuk ke dalam mobil disaat dirinya sedang sibuk merapihkan rambutnya.

"Ngaca mulu, udah cakep juga."

Naraka termangu mendengar ucapan Jevano. Entah kenapa, tiba-tiba hatinya menghangat. Seperti ada perasaan yang berusaha memasuki hatinya, tetapi berusaha ia abaikan.

"Nih, buat lo."

Jevano menyodorkan buah pir dan apel padanya. Naraka menatap dua buah tersebut.

"Lo tuh udah kurus, gak usah diet. Bisa gak sih?!" katanya protes.

Naraka mendengus, "Kemarin Haekal bilang pipi Nana tambah chubby. Terus Nana timbang berat badan, ternyata naik 3kg tahu." katanya bercerita.

"Cuman 3kg, kan?" Jevano meremehkan.

"Cuman?! Jeno kan tahu Nana gak suka tambah gemuk." seru Naraka kesal.

Jevano membuang nafasnya dengan kasar, "Lo gak gemuk, Na. Lagipula, pipi lo tambah chubby malah buat lo tambah cakep. Gak usah khawatir gitu." Dia berusaha menjelaskan dengan sabar.

Naraka yang sejak tadi cemberut kini tersenyum lebar lagi, "Jadi, menurut Jeno Nana masih terlihat cakep walaupun pipinya tambah chubby?" tanyanya memastikan.

Jevano menatap Naraka dalam-dalam, lalu menganggukkan kepalanya, "Lo bahkan tambah manis." jawabnya.

Mendengar jawaban Jevano, Naraka tersenyum bahagia. Lalu, sahabatnya itu mengalihkan pandangannya dari dirinya dan mulai menatap jalan di depannya. Jevano, menjalankan mobilnya.

"Hari ini, bakal banyak dedek gemes. Akhirnya, bisa cuci mata lagi." ucap Jevano ditengah-tengah perjalanan keduanya menuju sekolah.

Naraka melirik sinis, "Gua jamin, adik kelas tahun ini gak akan ada yang cantik." serunya.

Jevano melirik sekilas Naraka, lalu tersenyum tipis, "Jealous amat lo sama adek kelas. Mereka punya salah apa sama lo?"

Naraka termangu, pertanyaan Jevano seperti sedang menyudutkannya. Lalu, matanya menatap Jevano lekat-lekat dari samping. Dimata Naraka, laki-laki itu ketampanannya bertambah berkali-kali lipat saat sedang menyetir mobil seperti ini.

"Gua gak suka aja."

"Alasannya?"

"Gak ada alasan, intinya gua gak suka."

Jevano yang sejak tadi fokus dengan jalan didepannya, melirik sekilas ke arah Naraka. Matanya menemukan Naraka sedang menatapnya.

Lalu tangan kirinya terulur menoyor kening Naraka. "Gua tahu, gua ganteng. Gak usah segitunya juga lihatnya." tegurnya.

About Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang