Sudah sekitar 5 menit Haydar duduk menunggu Jovian di halte, rumah Jovian sebenarnya tidak terlalu jauh dari sekolah, bahkan bisa dibilang dekat. Lebih jauh lagi rumahnya Rhenaldy, namun Rhenaldy lebih memilih untuk jalan kaki daripada menaiki sepeda motor ataupun bus. Ya, lagian Rhenaldy memang tidak memiliki sepeda motor. Setiap kali sahabatnya bertanya kenapa Rhenaldy lebih suka jalan kaki ketimbang naik bus agar tidak memakan waktu, jawaban Rhenaldy pasti sama, dia ingin mengumpulkan uang untuk dia hadiahkan kepada Mamahnya dihari ibu nanti. Rhenaldy sempat mendengar kalau Mamahnya ini ingin sekali tas limited edition yang hanya terjual di mall mewah pusat kota dan stoknya itu hanya ada 50 di dunia ini yang akan terbit dua bulan lagi.
Setelah cukup lama menunggu, akhirnya Jovian datang dengan sepeda motor ninjanya. Berhenti tepat di depan Haydar, lalu membuka kaca helmnya, "Maaf, lama. Ayo naik." titahnya.
Haydar berdiri dan melangkah agar jaraknya dengan Jovian tidak terlalu jauh, ia masih bingung kenapa tiba-tiba Jovian berubah pikiran dan malah menyuruhnya untuk naik ke atas motornya.
"Kenapa tiba-tiba?" tanya Haydar dengan ekspresi wajah yang sangat mendukung pertanyaannya.
Jovian pun sama halnya dengan Haydar, dia ikut-ikutan memasang ekspresi wajah yang bingung plus heran, "Hah? Apanya yang tiba-tiba?"
"Lo. Kenapa malah sekarang lo nyuruh gue buat naik? Bukannya tadi lo nyuruh gue buat pulang?" tanya Haydar dengan wajah julid.
Terlihat lekukan kecil disekitar mata Jovian, menandakan bahwa dia sedang tersenyum sekarang, "Setelah gue pergi tadi, tiba-tiba gue baru sadar sesuatu. Lama sih, tapi seenggaknya gue bisa kesini tepat waktu."
"Maksudnya?"
"Gue tahu alasan lo kenapa tiba-tiba minta ikut gue balapan. Lo pasti takut, kan buat pulang ke rumah?" tanpa sadar, kepala Haydar mengangguk kecil membenarkan ucapan Jovian barusan.
"Maka dari itu, gue minta maaf karena kurang peka. Sebagai permintaan maaf dari gue, gue kasih izin lo buat ikut gue nonton balapan."
"Seriusan boleh nih?" tanya Haydar ingin meyakinkan.
"Iya, boleh. Ayo cepetan, bentar lagi jam tujuh. Gue belum daftar." tutur Jovian lalu kembali menutup kaca helm.
"Anjir, seriusan lo?" tanya Haydar lalu melangkah maju dan naik ke atas motor ninja milik Jovian. Jovian hanya mengangguk kecil sebagai jawaban dari pertanyaan Haydar barusan.
Mereka berdua mulai berjalan meninggalkan halte bus. Berjalan melewati sekolah mereka untuk menuju ke tempat yang Haydar maksud tadi pagi. Di sepanjang perjalanan mereka hanya diam, tak ada yang mau terlebih dahulu untuk membuka pembicaraan. Sebenarnya Haydar masih sedikit canggung dengan Jovian, pasalnya baru delapan hari ini mereka berkenalan dan mengikat janji persahabatan dengan dua anak lainnya. Rasa canggung pun sebenarnya masih Jovian rasakan sampai sekarang, walau Jovian itu kelihatannya tipe-tipe anak yang gampang berbaur dan memiliki tampang yang cukup menyeramkan, tapi mau bagaimana pun hati dia itu Hello Kitty, percaya deh sama Haydar, semua perkataannya itu benar.
Haydar akan membuktikannya kepada kalian semua, ada satu kejadian kecil namun berkesan di hati para sahabatnya, yaitu ketika mereka berempat sedang dalam perjalanan pulang sekolah, dan Jovian secara tak sengaja melihat seekor anak kucing yang terjatuh ke dalam selokan. Selokan itu cukup dalam dan pada saat itu hujan baru saja membasahi kota Tegal, dengan gerakan cepat berserta raut wajah paniknya, Jovian berlari meninggalkan ketiga sahabatnya yang kebingungan melihat tingkah Jovian yang tiba-tiba itu. Setelah sampai di depan selokan tempat anak kucing itu terjatuh, Jovian melepaskan tasnya lalu ia letakkan di atas aspal basah. Sedikit menundukkan badannya, tangan kanan Jovian mulai bergerak memasuki lubang selokan itu dengan kanan kirinya yang menahan sisi lain agar tubuhnya tak ikut terjatuh ke dalam selokan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect
FanfictionDunia membawa mereka bertemu, mempertemukan mereka dalam satu lingkaran. Lingkaran persahabatan yang tidak akan pernah bisa ditembus oleh orang lain. Persahabatan mereka begitu kuat, berjanji tak kan saling meninggalkan sampai pada suatu titik diman...