Entah bagaimana, Jovian bisa melewati garis finish 5 detik lebih cepat daripada Tivadar. Setelah mendapatkan sorakan heboh dari para penonton, Jovian segera melepaskan helmnya lalu berlari menghampiri Haydar yang masih setia menunggunya. Cowok asing tadi tersenyum tipis saat melihat Jovian dengan raut wajah bahagianya, lalu pergi begitu saja tanpa berpamitan kepada Haydar.
"Lo berhasil lagi, Jov. Sesuai dugaan gue."
Pandangan mata Haydar yang awalnya menatap punggung cowok asing tadi, beralih menatap Jovian yang sedang bahagia atas kemenangannya. Ini final dan Jovian tak perlu melakukan putaran lagi. Kemenangan berhasil ia raih dengan mudahnya.
Jovian memeluk Haydar, membawanya untuk loncat-loncat bahagia. Sesekali, Jovian bersorak gembira dan dibalas kekehan kecil oleh Haydar. Haydar ikut bahagia jika Jovian bahagia, apalagi hadiah yang akan Jovian dapatkan bisa dibilang lumayan banyak daripada nominal uang yang pernah Jovian dapatkan dari balapan lain.
Jovian tiba-tiba teringat sesuatu, tadi, waktu melakukan putaran kedua, ia tak sengaja menangkap Haydar sedang mengobrol dengan orang yang tak Jovian kenali. Ekor matanya menangkap Haydar nampak sedikit tidak nyaman akan keberadaannya.
"Oh ya, tadi yang ngobrol sama lo siapa?" tanya Jovian setelah ia berhenti loncat-loncat.
Haydar mempoutkan bibir lalu menggeleng pelan, "Gak tau. Gue juga gak kenal." Jovian mengangguk mengerti sambil ikut mempoutkan bibirnya.
Lalu mengerjap-ngerjapkan matanya mengingat-ingat sesuatu. Mungkin saja ia melupakan suatu perkataan penting yang keluar dari mulut cowok asing tadi.
"Loh? Gue kira lo kenal dia." ucapnya setelah ia ingat kalau cowok tadi berkata bahwa dia mengenal Jovian.
Jovian mengernyitkan dahi, "Hah? Maksud lo?"
"Gak deh, lupain. Ayo pulang, udah larut gini."
Jovian mengangguk menyetujui perkataan Haydar barusan. Sebelum benar-benar pergi, Jovian menghampiri panitia acara dan pergi menemui orang yang mengadakan acara balapan ini untuk meminta hadiah yang sudah dijanjikan.
Setelah menerima hadiah tersebut, Jovian berjalan bersama Haydar menuju motornya yang ia biarkan di tepi jalan. Berboncengan bersama mengantar Haydar pulang dengan selamat.
Berhenti tepat di depan gerbang besar, Haydar turun dari motor Jovian. Mengumbar senyum manis sebelum lelaki bertubuh tinggi itu pergi melaju bersama dengan kuda besinya. Membuka kaca helmnya, dapat Haydar lihat bahwa sahabatnya ini tengah tersenyum membalas senyumannya. Matanya yang sipit, akan semakin sipit ketika dirinya tersenyum. Sangat mudah untuk ditebak.
"Masuk gih, udah malem." ucap Jovian dengan tangan yang seakan-akan segera menyuruh Haydar tuk masuk ke dalam.
"Iya, ini mau masuk. Makasih ya, udah kasih izin gue buat ikut lo."
Jovian menggeleng pelan, "Udah buruan masuk. Gue harus balik ke kosan sebelum jam dua belas nanti."
Haydar menghela napas panjang, lalu berbalik tuk membuka gerbang besar itu. Sebelum ia menutupnya kembali, ia sempat melambaikan tangannya, melihat sahabatnya pergi meninggalkan Haydar sendirian di sini.
Ya, Haydar sendirian di rumah sebesar ini.
Haydar berjalan dengan cepat menuju pintu belakang, karena sudah Haydar tebak pintu depan sudah terkunci tepat pukul 10 malam. Ya, yang menguncinya siapa lagi kalau bukan Kakaknya?
Haydar tahu, ia pulang terlambat. Sangat terlambat. Hingga membuatnya harus dengan ekstra hati-hati membuka pintu belakang sepelan mungkin agar tak menimbulkan bunyi decitan. Berhasil memasuki rumahnya dengan aman, Haydar memutar kunci pintu belakang dengan sangat hati-hati. Lalu menyimpan kunci itu di dalam lemari gelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect
FanfictionDunia membawa mereka bertemu, mempertemukan mereka dalam satu lingkaran. Lingkaran persahabatan yang tidak akan pernah bisa ditembus oleh orang lain. Persahabatan mereka begitu kuat, berjanji tak kan saling meninggalkan sampai pada suatu titik diman...