[13] Love(r)

358 52 11
                                    

Caibing berakhir tidur di kamar Yujin lagi malam ini. Dia masih mau menemani Yujin yang ketiduran di bahunya saat sedang menangis.

Ditatapnya wajah wanita terkasihnya tersebut, saat ia sudah membaringkan Yujin dan dirinya. Caibing memikirkan semua kata-kata Yujin tadi pagi, ditambah kata-kata Ruiqi tadi.

Meskipun perasaan takut terus menghampirinya, Caibing tidak punya pilihan lain untuk segera memberi tahu Yujin semuanya. Ia tidak mau memendam ini terlalu lama dan membuat dirinya terus menjadi egois.

Benar kata Yujin, dia belum menceritakan banyak tentang dirinya, sedangkan Yujin telah memberikan izin kepadanya untuk mengetahui tentangnya.

Air mata Yujin masih tersisa di pipinya. Tidurnya mungkin saja sudah lelap, tapi sepertinya hatinya masih merindukan kasih sayang orang tuanya. Begitu yang bisa dipahami Caibing.

Perlahan Caibing mengusap air mata tersebut dengan sedikit sentuhan jari-jarinya. Ia tidak ingin mengganggu tidur Yujin, yang mungkin saja sedang bermimpi indah.

Caibing masih berharap besok akan baik-baik saja, meskipun ia tau hal itu bisa saja hanya menjadi angan-angan. Kesalahannya karena tidak pulang lebih cepat saat itu. Saat ia sudah tahu kalau Ayahnya membayar semua stasiun penyiaran untuk tidak menampilkan lagu yang dibuatnya.

'Helicopter' seharusnya menjadi awal debutnya sebagai produser yang bisa Caibing banggakan. Tapi karena keegoisannya, hal tersebut malah membuat orang lain terluka. Bukan hanya satu orang, tapi tujuh orang member CRC, yang bahkan mereka tidak mengetahui ini. Dan yang paling terluka tentu saja adalah Yujin.

Walaupun Yujin masih bisa bertahan di dunia hiburan, tapi dipundaknya ada banyak beban yang harus ia tahan. Menjaga nama baik CRC dan para member lainnya. Yujin bahkan tak bisa menampilkan sisi kelam hidupnya agar publik bisa mengingat grupnya dengan keceriaan bukan karena cerita kelam yang hanya menghasilkan belas kasih. 

Yujin yang dari awal berjuang menjadi idol untuk mendapatkan cinta dari banyak orang dan rasa kasih sayang yang ia rindukan dari sosok orang tua. Tapi pada akhirnya, dia harus kehilangan lagi untuk tetap bertahan.

Terakhir sebelum Caibing tidur, ia mengecup pelan kening Yujin. Caibing merasa ini bisa saja jadi yang terakhir, meskipun ia tak ingin mengharapkan itu terjadi.

"Semoga besok semua akan baik-baik saja," ucap Caibing sebelum menutup matanya.

*

Ruiqi menjadi tidak tenang setelah pertemuannya dengan Caibing, ia merasa ada yang tidak beres. Dengan segera Ruiqi menghubungi Wenzhe untuk minta penjelasan.

"Halo Eonni, maaf mengganggu malam-malam."

"Nggak apa-apa Ruiqi. Ada yang bisa aku bantu?"

"Eonni ada masalah apa sama Caibing Eonni?"

"Jadi Caibing sudah cerita ke kamu?"

"Dia cuman bilang ke aku kalau tidak bisa lagi berteman dengan Wenzhe eonni."

"Caibing tidak menceritakan alasannya?"

"Iya. Makanya aku nelfon Eonni untuk minta penjelasan."

"Aku minta maaf Ruiqi. Kalau Caibing tidak bisa menjelaskannya, berarti aku juga tidak bisa."

"Jadi beneran Eonni nggak akan berteman lagi dengan Caibing eonni?"

"Kalau ternyata Caibing inginnya seperti itu, aku juga harus menerimanya."

"Tapi kenapa Eonni bisa terima begitu saja."

"Ini kesalahan aku Ruiqi, aku tidak punya hak untuk mempertahankan pertemanan kami."

"Kalau gitu aku mau nanya, Eonni tau dengan siapa Caibing eonni berhubungan sekarang?"

My Pretty ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang