[16] Our(s)

273 55 19
                                    

Hari sibuk, kembali menyapa. Yujin dikelilingi jadwal yang sangat padat minggu ini. Syuting drama akan dilakukan setiap hari tanpa libur, ditambah syuting untuk beberapa iklan produk, dan terakhir photoshoot untuk majalah. Minggu ini juga, Yujin harus melakukan konsultasi lagi dengan dokter Tiffany.

Kalau Yujin sibuk, berarti Caibing juga akan ikutan sibuk.

"Eonni, aku bete banget," adu Yujin begitu ia selesai syuting dan masuk ke dalam mobil. Ia lalu membaringkan badannya yang sangat kelelahan. Mobil Van ini menjadi tempat istirahat Yujin sebelum benar-benar bertemu dengan kasur empuknya.

Sebelum mulai menyalakan mesin mobilnya, Caibing menyempatkan melihat ke belakang untuk memastikan kondisi Yujin.

"Kamu kenapa?" tanya Caibing khawatir.

"Masa sutradaranya ngebandingin aku dengan Yaning. Padahal aku paling benci kalau dibanding-bandingin seperti itu." Suara rajuk Yujin semakin menggambarkan kekesalannya.

Caibing menarik napas lalu menghembuskannya perlahan, berbalik dan mulai menjalankan mobilnya.

"Sutradara yang botak itu? Berani-beraninya dia bandingin kamu dengan Yaning. Padahal udah jelas banget kamu lebih cantik delapan kali lipat dibanding dia..." Caibing melantangkan suaranya, "emang dia bilang apa?"

Yujin masih menyandarkan badannya di kursi mobil yang ia baringkan setengah, ia bahkan tak terpengaruh Caibing yang ikutan kesal, ia sangat lelah dan ingin terus berbaring.

"Kan tadi pas giliran aku dengan Seo Joon, aku tiba-tiba lupa dialognya karena Seo Joon gangguin aku, kira-kira scene-nya di ulang sampai lima kali take. Terus sutradaranya malah bilang 'Yaning aja cuman satu kali take udah dapat', aku juga dibilang nggak serius karena kali ini aku bukan pemeran utama..." Yujin menghela napasnya kasar, lalu melanjutkan, "tapi kenapa cantiknya cuma delapan kali lipat aja, Eonni?"

Caibing tetap fokus menyetir. "Karena kalau sepuluh terlalu sempurna, nanti dikiranya nyontek hehehe."

Caibing dengan usahanya untuk melucu ternyata tak bisa membuat Yujin tertawa.

"Garing banget."

Caibing kembali kesal dengan respon Yujin. "Sayang, kamu lagi red day?"

"Red day apaan?

"Halangan?"

"Iya, kok Eonni bisa tau?"

"Tau aja sih. Terus si Yaning pas dibandingin sama kamu, respon dia gimana?"

"Dia nggak tau, karena kita syutingnya beda lokasi."

"Mungkin sutradaranya lagi ada masalah, makanya melampiaskannya ke kamu."

Yujin berpikir sejenak, lalu membangunkan tubuhnya terduduk. "Oh iya aku baru ingat, katanya dia habis bertengkar dengan istrinya."

"Tuh kan. Soalnya setau aku, dia orang yang baik, nggak mungkin kalau dia marah-marah gitu aja."

"Iya sih, dia emang baik. Tapi tetap aja aku nggak suka kalau dibandingin, apalagi kalau sama Yaning."

Yujin kembali membaringkan badannya.

"Tadi Eonni bilang sutradaranya botak, lucu banget hahaha," lanjut Yujin lagi.

"Emang dia botak, kan?"

"Iya. Kayaknya emang rambutnya nggak pernah tumbuh deh, karena dari dulu udah seperti itu."

"Semoga aja sutradaranya sekarang lagi nggak makan, takut dia tiba-tiba keselek karena digosipin, hahaha."

My Pretty ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang