[19] Jeju (2)

195 52 1
                                    

Maaf update kali ini lumayan lama :')))
Terimakasih yang sudah mengingatkan untuk update <333
Saking sibuknya sampai lupa kalau cerita ini belum selesai :'((
.
.
.
.
.

Dengan pakaian yang seadanya, Caibing hanya menggunakan kaos yang dilapisi jaket dan celana kain yang biasa digunakan untuk tidur serta sepatu kets yang langsung dipakai tanpa ikatan tali, tak lupa tas kecilnya untuk menyimpan hp dan dompetnya.

Jarak bandara tidak begitu jauh dari villa tempat Ruiqi, sehingga Caibing masih bisa mengejar penerbangan pertama pagi ini menuju Jeju.

Sesampainya di bandara, Caibing kembali menghubungi Yujin, tapi kali ini tidak ada yang mengangkatnya. Perasaan Caibing semakin khawatir, ia bahkan tak peduli lagi dengan tatapan orang-orang sekitar bandara karena penampilan Caibing yang masih sangat lusuh dengan rambut yang hanya dijepitnya agar sedikit terlihat rapih.

Pikiran Caibing sudah ke mana-mana, ia sangat marah mengingat Yujin tidur bersama Yaning. Tangannya sedari tadi ia kepal seolah ingin menonjok sesuatu yang ada didepannya saat ini. Caibing masih di dalam taksi, ingin rasanya Caibing melampiaskan kemarahannya kepada supir taksi yang ada didepannya, tapi Caibing masih bisa sedikit bersabar untuk tidak melibatkan orang lain karena emosinya.

"Ajussi, nyetirnya bisa lebih cepat, gak?" geram Caibing karena supirnya sangat pelan mengendarai taksinya.

"Maaf agassi, ini masih sangat pagi. Banyak anak sekolah yang berkeliaran di jalan."

"Yah aku nggak peduli, itu urusan mereka, aku juga punya urusan yang lebih mendesak," bentak Caibing meninggikan nada suaranya.

Supir taksinya tak berkutik setelah mendengar ocehan Caibing dan melirik kaca untuk melihat ekspresi Caibing yang memperlihatkan wajah yang sangat merah seolah sedang mendidih dan mengeluarkan asap di atas kepalanya.

Supir taksinya dengan gerakan cepat lalu menginjak gas mobilnya dan fokus untuk menyetir dengan cepat. Walaupun hanya seorang wanita, supir taksinya tetap merasa takut melihat ekspresi Caibing ditambah kepalan tangannya yang sedikit lagi bisa melayang apabila supirnya tidak segera mempercepat laju taksinya.

Setelah supir taksi itu mempercepat laju mobilnya, tidak butuh waktu lama akhirnya mereka tiba di hotel.

Caibing mengeluarakan uang sepuluh ribu won, lalu memberikannya ke supir taksi sebelum ia keluar dari mobil.

"Ajussi, ambil aja kembaliannya," ucap Caibing lalu keluar tanpa mendengar balasan dari supir taksinya.

"Kembalian? Ini aja kurang seribu won. Eummm tapi gak apa-apa, dari pada aku jadi korban kekerasan oleh seorang wanita yang sedang patah hati." Supir taksi itu hanya bisa sabar, ia menebak kalau Caibing sedang patah hati karena diselingkuhin oleh pacarnya, apalagi mengingat tujuannya adalah hotel.
__

Caibing berlari menuju lift hotel, saking cepatnya ia bahkan tidak sengaja menabrak seorang cleaning service yang sedang mengepel lantai, beruntungnya Caibing tidak terjatuh mengingat lantainya masih licin.

"Maaf ajussi, aku tidak sengaja," seru Caibing yang masih berlari.

Cleaning service tersebut hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Caibing.

Di dalam lift, Caibing belum bisa tenang, ia bahkan sudah siap untuk melakukan apapun kalau memang ada yang terjadi antara Yujin dan Yaning. Mungkin saja ia akan langsung melayangkan kepalan tangannya yang sudah ia tahan dari tadi.

Ting nong...
Bruk bruk bruk...

Bersamaan Caibing memencet bel kamar Yaning, ia juga mengetuk-ngetuk pintunya dengan keras.

My Pretty ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang