BAGIAN 3

695 92 9
                                    

AKU memandang kosong ke arah lembaran dokumen di hadapanku, banyaknya tugas yang hari ini di delegasikan membuatku bingung harus memulai yang mana terlebih dahulu, malah sibuk berkecamuk dengan pikiranku sendiri, 'ini nanti sehari bisa selesai nggak ya?' 'aku nanti sempet nggak ya beli taichan?'

"Komplain agen yang di website dan call center sudah di forward ke tim produksi?", tanya seseorang dengan balutan kemeja putih yang entah kapan sudah berada di hadapanku.

Aku tersentak seketika, "Maaf, Pak. Belum", ujarku jujur lalu berdiri di hadapannya.

"Udah baca e-mail saya?", tanyanya tidak menghiraukan jawabanku.

"Be..belum, Pak", kataku dengan terbata. Ayolah Alna, kenapa mendadak gugup segala, kamu belum sempat buka e-mail juga karena kerjaanmu yang seabrek, kataku dalam hati menenangkan diri.

"Gara - gara kamu masukin data yang kurang representatif di submission product, nggak jadi saya submit pagi ini ke Pak Edy. Ngaruh juga ke grafiknya, data yang dua tahun terakhir juga nggak dicantumkan, padahal itu satu line. Saya tunggu segera revisinya sebelum jam makan siang, biar cepet di approve juga", jawabnya panjang lebar.

Aku memejamkan mata sejenak, kepalaku rasanya ingin pecah sekarang. "Baik, Pak. Maaf saya kurang teliti. Ada lagi yang harus di perbaiki?, tanyaku sesopan mungkin walaupun kekesalan yang menyelimutiku saat ini. Demi apapun ini masih pagi, tapi badanku rasanya sudah rontok, apalagi setelah mendengar omelan dan perintah Abizar tadi makin membuatku pening.

"Nggak ada", katanya lalu pergi dari hadapanku menuju meja kerjanya.

Setelah dia pergi, aku melihat arloji yang terpasang di tangan kiriku, menghembuskan napas lelah saat melihat jam sudah menunjukkan akhir waktu dhuha, sangat tidak mungkin aku bisa menyempatkan shalat sunnah satu itu, karena banyak pekerjaan yang deadline-nya sebelum makan siang tiba.

Sedih rasanya, aku merasa akhir-akhir ini terlalu banyak menghabiskan waktu untuk bekerja, bekerja dan bekerja, tidak ada work life balancenya sama sekali padahal jika mengejar akhirat maka dunia akan mengikuti dengan sendirinya, tapi kenapa susah sekali, ya rabb..

Aku mengusap wajahku kasar lalu segera mengerjakan pekerjaan yang menurutku prioritas terlebih dahulu.

Saat sibuk berkutat dengan tugas yang kejar - kejaran deadline, satu notifikasi whatsapp masuk yang membuat ponselku menyala.

Saat sibuk berkutat dengan tugas yang kejar - kejaran deadline, satu notifikasi whatsapp masuk yang membuat ponselku menyala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pesan dari Abizar itu sontak membuatku membulatkan mata sekilas. Kok dia bisa tahu nomor rekeningku ya? Perasaan aku belum memberitahunya. Apa mungkin dia minta di bagian Payroll HRD?

 Apa mungkin dia minta di bagian Payroll HRD?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Office TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang