BAGIAN 12

456 56 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abizar menutup ponselnya lalu menghampiri trainernya yang sedang berlari interval di atas treadmil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abizar menutup ponselnya lalu menghampiri trainernya yang sedang berlari interval di atas treadmil. 

"Coach, jadi minggu depan saya kesini lagi ya?", tanya Abizar setelah tiba di dekat pria berkaos singlet hitam dan joger panjang abu.

Pria itu menoleh sekilas lalu memencet tombol di depannya mengurangi kecepatan. Kini dia berjalan dengan tempo sedang seraya mengusap rambutnya yang setengah basah ke belakang. "Gue mah ayo ayo aja Zar, lo nya itu yang sibuk mulu", jawab Kavi, trainer pribadi Abizar di Sport Center.

Kavi memilih mematikan mesin lalu berdiri di sebelah pemuda yang sudah mengenakan topi hitam, pertanda sudah berniat mengakhiri sesi olahraganya. "Minggu depan kita latihan strength dulu, biar ngingetin lo, break sebulan ada kan lo" 

"Pembentukan otot core perut dulu. Fokus lo di itu kan terus nanti lanjut back biar otot punggungnya oke performanya buat lari"

"Yang penting konsisten, Zar", sambung Kavi menepuk pundak lebar Abizar berbalut kaos putih yang sudah setengah basah mencetak tubuh bagian atas dan punggungnya.

"Oke coach, saya usahakan itu", jawab Abizar seraya membenarkan letak topinya.

Kavi mengangguk. "Gimana kabar Mama lo?", tanyanya berlanjut.

"Masih pemulihan, terakhir Dokter Rendra bilang harus rutin stimulasi soalnya motoriknya udah kena, sensoriknya juga belum ada perkembangan"

"Terus kalau lo lagi kerja, nyokap siapa yang ngurus?"

"Ada. Udah ada yang ngurus, saya nyewa beberapa perawat, kadang sepupu juga sering dateng"

"Tapi kadang sedih juga ngelihat Mama waktu pulang ke rumah. Berasa nggak berguna", sambung Abizar menghela nafas kasar. 

Lagi-lagi Kavi mengangguk. "Gue ngerti kok, lo nggak perlu ngerasa bersalah gitu Zar, Mama lo pasti paham. Peran lo juga besar kok, nggak perlu gue jabarin dan Mama lo pasti udah ngerti"

Office TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang