Sorry for typo(s)!
---
Aime memandang pria di depannya dan ekspresinya berubah dengan cermat. "Sooji, dia kekasihmu?"
Sooji mengambil tisu itu dan dengan paksa tetap tenang saat menyeka sudut bibirnya sendiri. "Ya."
Ekspresi Aime berubah lebih buruk.
Soojung buru-buru bangkit dan berkata,"Aime, lihat, sudut bibirmu berdarah. Ayo pergi, aku akan membelikanmu plester. Saat masuk tadi, aku melihat apotek di dekat sini."
Soojung menarik pria itu pergi. Tubuh Aime cukup besar dan itu akan membuat Soojung kesulitan untuk menyeretnya. Untungnya pria itu mau mengikutinya.
Sooji bergeser ke samping, memberikan tempat duduk untuk Myungsoo. "Kenapa kau di sini?"
Myungsoo berkata dengan pelan,"Kebetulan aku memiliki pekerjaan di sekitar sini. Apa aku mengganggu pekerjaanmu?"
"Tidak." Sooji menjelaskan,"Aku awalnya berencana untuk datang ke sini dengan Soojung, tapi Aime mengatakan dia ingin mengobrol tentang pekerjaan, maka dari itu dia ikut."
"Hm, apa ada merek lain yang kau sukai?"
Pertanyaan itu begitu tiba-tiba sehingga Sooji butuh waktu lama untuk bereaksi. "Kenapa?"
Myungsoo berkata,"Ganti saja, jangan lanjutkan kontrak ini."
"Baiklah." Sooji setuju tanpa berpikir dua kali. Memegang tangan Myungsoo, dia memainkan jemari pria itu. "Tapi, tidak ada merek lain yang kusukai secara khusus. Setelah aku membatalkan kontrak dengan mereka, orang lain mungkin akan datang mencariku, kau tidak perlu khawatir. Apa kau sudah makan?"
"Belum."
Sooji hendak memanggil pelayan saat Myungsoo bangkit dan berkata,"Ayo pulang."
Dia bertanya,"Bukankah kau belum makan?"
"Ayo makan di rumah," kata Myungsoo. "Aku ingin makan mie buatanmu."
Saat keduanya masuk ke dalam mobil, Sooji melihat ke samping ke arah pria itu, masih merasa ada yang tidak beres. Dari pertemuan mereka di restoran sampai sekarang, tidak banyak emosi di wajah Myungsoo. Sama seperti saat mereka pertama kali bertemu.
Sopir mereka hari ini berbeda, bukan orang yang berbicara dengan gagap. Sopir ini tampak cukup tua. Sejak Sooji naik, sopir tersebut duduk menyamping dan menatap mereka sambil tersenyum.
Setelah keduanya duduk, dia kemudian perlahan menyapa,"Nona Sooji."
Sooji tersenyum dan berkata dengan sopan,"Halo. Apa paman sudah makan malam?"
"Saya akan makan saat pulang nanti. Nona Sooji benar-benar sangat cantik." Sopir berhenti menatapnya, menginjak pedal gas dan berkata dengan gembira,"Tidak heran tuan muda rela menunggu begitu lama di tempat parkir."
Myungsoo memotong ucapan sang supir dengan cemberut. "Paman."
"Tuan Muda, kita mau pergi kemana?"
"Paman." Sooji memanggilnya seperti yang dilakukan Myungsoo. "Tolong antar kami ke supermarket, terima kasih."
Sang sopir tersenyum dan berkata,"Baik. Saya akan membawa Anda ke tempat yang lebih besar."
"Oke." Sooji menjawab, tangannya mengepal di tangan pria itu.
Setelah turun dari mobil, Sooji melambai pada sopir melalui jendela. "Paman bisa pulang dan makan dulu. Kami akan menghubungi paman saat kami sudah selesai."
Setelah mobil melaju, Sooji meraih tangan Myungsoo. "Ayo pergi."
"Kenapa kita ke supermarket?"
"Untuk membeli bahan." Sooji berkata,"Aku berjanji untuk memasakkanmu makanan yang banyak, apa kau lupa?"
![](https://img.wattpad.com/cover/287518108-288-k551651.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Into Her [END]
RomanceRemake dari He's Mine! No Objections Allowed~ Sama seperti 'LOVENEMIES', aku hanya mengubah nama tokoh dan latar sesuai kebutuhan cerita ^^ --- Bae Sooji sudah memainkan banyak peran pendukung wanita yang kejam seperti selingkuhan, penyihir, pen...