Sorry for typo(s)!
---
Sooji belakangan ini sangat, sangat, sangat sedih.
Hari ini adalah kesembilan kalinya Chanyeol melamar Soojung dan dia akhirnya berhasil. Dia pasti bukan sahabat yang baik. Saat dia mengetahui hal itu, reaksi pertama yang dia miliki adalah – Apa hubungannya dengan Myungsoo sudah selesai? Tidak, bukan itu, dia tahu bahwa belakangan ini Kapten Kim lebih dekat dengannya.
Dia memasang ekspresi kesal. "Soojung, apa menurutmu Myungsoo tidak menyukaiku lagi?"
"Hah? Kenapa?" tanya Soojung heran.
"Peringatan hari jadi kami yang ke dua tahun sudah selesai dan dia masih belum menunjukkan tanda-tanda ingin melamar, dia tidak berniat melepaskanku, 'kan?"
"...Mungkin tidak."
"Kalau kau benar-benar mencintai seseorang, bukankah kau ingin langsung membawa kekasihmu untuk mendapatkan akta nikah?"
"Kau baru saja mengeluarkan isi hatimu."
Sooji bahkan lebih kesal. "Sepertinya, hanya aku yang terlalu banyak berpikir."
Malam itu, Kapten Kim sedang membuka bungkusan kondom. Dia mengangkat alisnya, menahan keinginannya. "Hm?"
Sooji menarik selimut ke atas kepalanya. "Aku mengantuk."
Pria itu menabraknya dari luar selimut. "Kita akan tidur setelah ini."
"Tidak, aku tidak menginginkannya, aku tidak menginginkannya."
Tidak ada lagi gerakan dari sampingnya.
Begitu saja?! Dia bahkan tidak berusaha lebih keras untuk membujukku! Dia jelas-jelas sudah muak padaku!
Saat dia sedang asik berpikir, sebuah tangan masuk ke tempat tidurnya. Pria itu gesit saat dia menemukan area sensitif Sooji dan mulai secara perlahan, dengan lembut menargetkannya. Sooji benar-benar tidak tahan lagi dan akhirnya menyerahkan dirinya.
Keesokan paginya, saat dia bangun, dia tidak hanya tidak puas tapi juga diam-diam menyesal. Kenapa dia begitu mudah terpengaruh?!
Kali ini, Soojung menelepon.
Soojung berkata dengan gelisah,"Apa kau melihat beritanya?"
Sooji benar-benar tidak tertarik. "Tidak."
"Seseorang mengambil foto Myungsoo yang sedang membeli cincin berlian!"
Rasanya nyawa Sooji sudah kembali ke tempatnya.
Hari ini, tepat saat Kapten Kim melajukan mobilnya ke garasi, sebelum dia berhasil membuka pintu, dia ditangkap oleh wanita di sampingnya.
Keduanya pergi ke kursi belakang. Kali ini Myungsoo yang menghentikan aktivitas mereka. "Tidak ada kondom di mobil."
Sooji melepas tali bra-nya.
Kapten Kim sangat senang dengan ini, matanya menjadi sedikit merah. Saling melempar dan berputar –mereka berhasil melewati tengah malam.
Saat seorang wanita bersikap manis, itu benar-benar membuat seorang pria melemah.
---
Sebulan berlalu.
Sooji mencoba tersenyum. "Kurasa aku mengerti."
Myungsoo masih belum melamarnya!
"Aku ingin tahu sekarang ke mana cincin itu pergi."
Soojung menghiburnya. "...Jangan sedih, apa mungkin dia lupa?"
"Bagaimana bisa dia melupakan hal seperti ini?!" Setelah dia selesai berbicara, dia melompat. "Kurasa aku tidak bisa terus seperti ini."
Soojung gelisah. "Kau tidak berpikir untuk putus, 'kan?"
"Putus? Aku menghabiskan begitu banyak usaha untuk mendapatkannya, aku tidak mungkin melepaskannya begitu saja." Dia mengambil ponselnya dan mulai mencari dengan hati-hati. "Dia tidak akan melamar, baiklah. Kalau begitu, aku yang akan melamarnya."
"..."
"Ayo pergi, bantu aku memilih cincin."
"Ini sangat mendadak, bagaimana jika dia tidak setuju?"
"Dia tidak akan berani!" Setelah berkata demikian, Sooji dengan lembut bergumam,"Jangan khawatir, aku punya rencana."
---
Hari ini, Myungsoo pulang lebih awal. Kekasihnya memiliki nada serius saat dia mengatakan ada sesuatu yang sangat penting yang ingin dia diskusikan dengannya.
Sesampainya di rumah, dia melihat kekasihnya mengenakan pakaian kantoran dengan rok hitam dan kaus kaki sutra hitam. Dia juga mengenakan sepasang kacamata berbingkai hitam.
Sooji langsung menariknya ke kamar. Tepat saat mereka akan mencapai klimaks, Myungsoo mendengar wanita di bawahnya dengan lembut menanyakan sesuatu.
"Kapten Kim, ayo menikah?"
Myungsoo menjawab saat dia menabraknya. "Hm."
"Kalau begitu, ayo kita pergi mendaftarkan pernikahan kita besok?"
"Hm."
Sooji menggunakan seluruh energinya dan, dengan bantuan meja, berhasil mendapatkan sesuatu dari samping. "Ulurkan tanganmu."
Salah satu tangan Myungsoo meninggalkan pinggangnya dan terulur di depannya.
Myungsoo mengamati cincin di tangannya. "...Apa ini?"
"Cincin," kata Sooji sambil mengenakan pakaiannya, tidak terlalu yakin dengan dirinya sendiri. "Kau tidak boleh menyesalinya, kau sudah berjanji padaku."
Myungsoo mendapati dirinya terpecah antara ingin tertawa dan ingin menangis, maka dari itu dia meremas pipi Sooji. "Kau sangat ingin menikah? Kenapa kau begitu konyol?"
"Siapa suruh kau terus menolak untuk melamarku?" Sooji benar-benar terlihat menyedihkan. "Apa kau tidak menyukaiku lagi? Kau menyesal? Kau tidak mau menikah denganku?"
"Tidak," kata pria itu, matanya dipenuhi kelembutan. "Aku sangat ingin menikahimu. Aku bahkan bisa gila hanya dengan memikirkannya."
---
Di suatu pertemuan saat Sooji tidak ada.
"Aku tidak bisa minum lagi, tidak bisa lagi," kata Howon, melambaikan tangannya. "Jika aku minum lagi, aku akan dimarahi oleh istriku saat aku pulang ke rumah."
Tepat saat dia selesai berbicara, salah satu pria di meja mulai menangis, menakuti semua orang.
Howon bertanya,"Kenapa kau menangis? Seorang pria harus menjadi seorang pria, apa yang harus ditangisi?
Lelaki itu menyeka air matanya. "Kapten Lee, baru-baru ini, istriku benar-benar ingin mengajukan cerai padaku."
"Kenapa?"
"Dia bilang dia terlalu muda saat itu dan belum memikirkan apapun sebelum dia menikah denganku dan sekarang dia menyesalinya..."
"Hei, berhenti menangis, berhenti menangis." Howon bertanya,"Memangnya, sudah berapa lama kalian berkencan sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah?"
"Lima bulan."
"Lima bulan?!" Howon yang marah membanting meja. "Bagaimana bisa lima bulan cukup untuk mengenal seseorang? Itu terlalu terburu-buru dan kalian masih belum cukup bertanggung jawab!"
Myungsoo, yang tidak mengatakan apa-apa, berhenti. "Lalu, berapa lama kalian harus bersama sebelum memutuskan untuk menikah?"
"Aku sudah mengenal istriku sejak aku masih kecil, sudah lebih dari sepuluh tahun." Pipi Howon memerah saat dia melambaikan tangannya. "Tidak peduli apa pun yang kau katakan, kalian harus bersama setidaknya selama tiga sampai empat tahun!"
Myungsoo, yang sebelumnya di militer memiliki kepercayaan yang sangat kuat pada penilaian Kapten Lee, kembali ke mobil, membuka kalendernya, menghitung waktu dengan cermat dan secara resmi memulai hitungan mundurnya ke hari lamarannya.
06 Januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Into Her [END]
RomanceRemake dari He's Mine! No Objections Allowed~ Sama seperti 'LOVENEMIES', aku hanya mengubah nama tokoh dan latar sesuai kebutuhan cerita ^^ --- Bae Sooji sudah memainkan banyak peran pendukung wanita yang kejam seperti selingkuhan, penyihir, pen...