54 - Aku Sudah Memverifikasinya Sendiri

626 88 4
                                    

Sorry for typo(s)!

---

"Waktu itu di Banjiha! Aku ingat sekarang, saat itulah Kapten Kim menjadi wakil kapten!"

Howon mengangguk. "Ya, dia berdarah panas – beri dia pisau kecil dan dia akan langsung maju. Bahkan setelah aku memikirkannya sekarang, aku merasa itu sangat lucu, haha."

Dia baru saja selesai berbicara saat seorang pelayan datang dengan beberapa hidangan, memecahkan topik pembicaraan.

"Baiklah, kita sudah tua sekarang, pria sejati tidak boleh membual tentang pencapaian masa lalu." Howon tertawa dan berkata,"Ayo makan, makan."

Sooji memiringkan kepalanya dan melirik pria di sampingnya. Ekspresinya tetap tidak berubah saat dia membantu Sooji mengambil semangkuk sup.

"Minum supmu."

"Hm." Sooji mengambil alih dan, saat seseorang mengobrol dengan Howon tentang misi baru-baru ini, wanita itu meraih tangannya dan menyeretnya ke bawah meja.

Tangan pria itu lebar dan kasar dan dia samar-samar bisa melihat pembuluh darahnya. Tangan Sooji bergerak dari telapak tangan ke siku dan dia tidak merasakan ada yang aneh.

Di mana sebenarnya pria itu terluka?

"Kakak ipar, seorang wanita harus makan ini." Seseorang yang duduk tidak terlalu jauh memutar meja putar untuk mengantarkan daging ular padanya. "Katanya ini bagus untuk kecantikan, kau juga seorang selebriti, kalau kau memakannya kau akan menjadi lebih cantik."

Sooji melepaskan tangan Myungsoo dan berkata dengan lembut,"Ya, terima kasih."

Dari awal hingga akhir, para pria tidak pernah berhenti berbicara. Beberapa orang bahkan mulai bernyanyi seolah mereka adalah anggota paduan suara.

Sooji duduk di sana dan makan dengan tenang, sangat berbeda dari mereka yang bersaing untuk melihat toleransi alkohol siapa yang lebih tinggi.

Howon mengambil cangkirnya dan berkata,"Myungsoo, ayo, ayo minum."

Myungsoo mengangguk. Dia mengemudi ke sini dan tidak berencana untuk minum, jadi tidak ada gelas di depannya. Mengambil gelas yang dia sita dari Sooji, dia mengisinya sampai penuh, mengangkatnya dan berkata,"Selamat pensiun."

Howon tertawa dan berkata,"Aku sangat bahagia! Di masa depan, ayo kita semua bertemu lebih sering lagi. Kita semua bersaudara, jika ada masalah, katakan saja. Benar, Myungsoo, bukankah kau membantu Woohyun menyelesaikan masalahnya? Bocah itu meneleponku sambil berlinang air mata."

"Itu hanya masalah kecil." Myungsoo menenggaknya dalam satu tegukan.

"Hei, jangan minum seperti itu, kau harus mengantar Sooji pulang nanti."

"Aku sudah memanggil sopir." Saat berbicara, Myungsoo menuangkan segelas lagi untuk dirinya sendiri. Di tengah jalan, dia bangkit dan berkata,"Aku akan menelepon."

Saat Myungsoo keluar, Howon bertanya,"Sooji, kapan kau mulai berkencan dengan Myungsoo?"

Sooji tersenyum. "Belum lama."

"Aku tahu. Baru-baru ini, aku terus melihat Kapten Kim dan kakak ipar di berita dan istriku yang menunjukkannya padaku. Aku terus mengatakan padanya bahwa dia adalah kaptenku dan dia tidak mau mempercayaiku!"

Pria di sebelahnya tertawa. "Apa kau tidak lihat betapa berbedanya kau dengan Kapten Kim?"

Yang lain juga ikut tertawa.

"Takdir, itu semua takdir." Pipi Howon merah saat dia berkata,"Aku tidak tahu sudah berapa tahun sejak terakhir kali aku bisa minum dengan bebas. Sooji, kau ingat Myungsoo, 'kan? Kau terus menatapnya saat itu, tidak mungkin saat itu– "

He's Into Her [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang