#9 : It Hurts

681 74 27
                                    

Seminggu setelah minum teh

Rambut Athanasia sedang ditata oleh Lily, Athanasia sangat senang karena hari ini juga ada tea time bersama teman temannya itu

'Kami berjanji akan tea time seminggu sekali, aku baru kali ini merasakan senangnya punya teman'

"Lily, bolehkah tempat minum tehnya dipindahkan didekat danau saja?" Tanya Athanasia sembari tersenyum ke arah cermin

"Eh? Tuan putri mau minum teh?" Tanya Lily bingung

"Tentu saja! Hari ini kan hari janjian tea time ku dengan teman teman." Jawab Athanasia masih tersenyum

"Ah, uhm, tuan putri..." Wajah Lilian cemas

"Ada apa?"

"...maafkan saya, tapi...yang mulia melarang teman teman putri untuk datang ke istana..." Ucap Lilian khawatir karena perkataannya pasti akan menghilangkan senyum tuan putrinya itu, dan benar saja...

Deg

'Apa katanya? Ayah melarang teman teman baruku untuk datang ke istana lagi? Apa karena saat itu mereka membuat Jennette menangis? Keterlaluan'

"Lily, aku harus bertemu ayah..." Ucap Athanasia dengan nada bicara pelan namun agak menakutkan

"Tapi tuan putri..." Lilian khawatir dengan Athanasia yang seperti ini, Athanasia tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya

"Aku tidak akan macam macam kok, aku pergi dulu." Athanasia turun dari kursinya dan langsung berlari keluar kamar

"Tuan putri!" Teriak Lilian namun Athanasia tetap berlari.

Sesampainya didepan pintu istana Ruby, Athanasia terhenti

"Maafkan kami tuan putri, tapi yang mulia melarang anda untuk keluar dari istana." Ucap salah satu pengawal yang berjaga di pintu masuk istana

"Beraninya..."

"Maafkan kami tuan putri, tapi ini adalah perintah dari yang mulia." Ucap semua pengawal yang ada disana, sekitar....10 orang?

'Apa dia berniat mengurungku disini seumur hidup!?'

"Apa kalian tidak tahu siapa aku?" Teriak Athanasia pada para pengawal yang ada disana

"..."

Semuanya diam, dan Athanasia baru tersadar sesuatu, Athanasia tersenyum miris, nasibnya...benar benar buruk

'Ah, benar, ada tuan putri lain yang tinggal di istana Emerald, siapa yang akan menuruti perkataan seorang putri yang tinggal di bekas istana selir?'

Athanasia pun segera meninggalkan mereka, kembali masuk dan berjalan di lorong istana memikirkan cara untuk pergi bertemu ayahnya

"Bagaimana ini, sekeliling istana dipenuhi oleh penjaga..." Gumam Athanasia

"Mau aku bantu?"

Suara yang tiba tiba saja Athanasia rindukan, pria berambut hitam, dengan mata merahnya yang semerah darah, itu Lucas.

"Lucas! Bagaimana bisa kau ada disini?" Tanya Athanasia terkejut

"Itu bukanlah hal sulit untukku." Jawab Lucas menyilangkan tangannya di dadanya

'Benar juga, kalau begitu...'

"Lucas, bisa bawa aku ke tempat ayah?" Pinta Athanasia

"Wah, bukannya disambut malah langsung disuruh..."

"Tidak! Aku memohon padamu untuk membawaku ke ayah, mau ya? Masa seorang penyihir menara yang hebat tidak bisa membawaku ke ayah." Ucap Athanasia penuh harap

Change Destiny || WMMAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang