#14 : Euphoria

689 62 29
                                    

"Nah, sudah selesai tuan putri."

"Terima kasih Marie."

Marie, pelayan pribadiku, dia orang yang sangat baik namun juga perhatian, contohnya saat tahu Athanasia terlalu sering makan coklat, Marie langsung melarang pelayan memberikan coklat padaku untuk beberapa waktu, caranya merawatku, lalu dia menata rambutku sangat bagus, sama seperti Lily.

Sudah seminggu Athanasia berada di Siodonna, selama seminggu itu Athanasia selalau merasa bahagia, ribuan kata bahagia pun tidak cukup untuk mengekspresikan kebahagiaan Athanasia.

'Dari informasi yang aku dapat selama ini, raja memiliki dua orang putri, ibuku adalah putri pertama, ia dipaksa menikah untuk jadi putri mahkota selanjutnya, namun ibu merasa terkekang dan memutuskan untuk pergi. Lalu putri keduanya adalah bibi Ariana, bibi memang sudah menikah, namun entah kenapa bibi dan suaminya menolak untuk menjadi raja dan ratu berikutnya, mereka memiliki 3 orang anak, dua orang putra dan seorang putri...'

Athanasia menatap cermin yang ada dihadapannya, ada wajah Athanasia disana, setelah menatap lama wajah dan bibirnya, Athanasia lalu melihat ke arah mata permatanya.

'Raja yang sekarang seharusnya sudah turun tahta dari lama, namun karena penolakan putri keduanya itu, dan karena terdengar kabar bahwa putri pertama Siodonna memiliki seorang anak, raja memilih untuk menunggu kedatangan Athanasia untuk menjadikannya ratu berikutnya, mereka mengatakan akan menghormati keputusanku, tentu saja aku menolak untuk jadi pewaris tahta, raja maupun putri kedua langsung mengerti, mungkin mereka takut jika Athanasia pergi sama seperti ibunya jika terus terusan dipaksa.'

"Jadi keputusannya, putra pertama dari putri kedua Siodonna yang akan menjadi penerus tahta, itu bagus karena kudengar dia orang yang pintar dan tegas."

Athanasia mengatakan hal itu dengan suara yang pelan, tidak terdengar oleh Marie yang sedang membersihkan kasur Athanasia.

"Sudah jam segini ya, harusnya sebentar lagi datang..."

Drap drap drap

Brak

"Athanasia!"

Ada Louise yang menjemput Athanasia untuk sarapan bersama, namun kadang dia selalu mengagetkan Athanasia.

"Selamat pagi."

Athanasia turun dari kursinya dan menghampiri Louise yang bernapas dengan terengah-engah karena berlari kemari.

'Padahal kamar kami bersebelahan.'

"Oh iya, selamat pagi!" Ucap Louise tersenyum lalu melanjutkan perkataannya

"Ayo kita pergi ke istana kakek sekarang, agar tidak telat saat waktu sarapan seperti kemarin." Lanjutnya

"Iya."

'Sarapan dan makan malam selalu dilakukan bersama di istana raja, kerajaan Siodonna memiliki beberapa istana, yaitu istana raja dan ratu, istana putri, lalu istana pangeran, istana ratu kini ditempati oleh bibi Ariana dan suaminya karena ratu yang sekarang sudah meninggal.'

Tap tap tap

Kini Athanasia sedang berjalan bersama Louise menuju istana raja untuk sarapan, diikuti Marie dan pelayan pribadi Louise dari belakang.

"Bagaimana kalau siang nanti kita minum teh bersama di rumah kaca?"

Ucap Louise pada Athanasia sembari tetap berjalan menuju istana raja.

"Ayo, aku juga ingin minum teh disana, menghirup wangi bunga yang bermekaran disana dan meminum teh lippe, aku sangat menantikannya." Jawab Athanasia tersenyum ceria

Change Destiny || WMMAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang