Segalanya telah selesai, saat ini adalah perayaan terakhir untuk merayakan penobatan Putri Mahkota kekaisaran Obelia. Semua tamu undangan kini ada di aula istana Kaisar, tempat yang indah dan luas.
Semua orang berbahagia, mereka mengobrol bersama, menjalin hubungan baru antar bangsawan, ada juga yang mencari belahan jiwa mereka.
Setelah menarikan beberapa lagu bersama para pria bangsawan, Athanasia kini sudah ada di pinggir aula pesta sembari meminum wine.
'Menjadi dewasa adalah yang terbaik! ' Pikirnya.
Seseorang tiba-tiba menghampiri dan mengambil gelas wine milik Athanasia."Jangan minum terlalu banyak, kau bisa mabuk." Ucapnya.
Athanasia beralih lalu menatap kesal pada orang itu, "Aku baru minum dua gelas, ayolah!" Keluhnya.
Orang itu— Lucas tersenyum, "Itu sudah banyak." Ucapnya sembari meminum wine yang ia ambil dari tangan Athanasia.
Wajah Athanasia memerah, dan orang-orang di sekitar mulai berbisik. Mereka tidak berbicara hal buruk, untungnya.
"Sudah ku duga, kekasih Putri Mahkota adalah tuan Lucas!"
"Reputasi penyihir menara kan buruk, tapi karena tuan Lucas menjadi kekasih Putri Mahkota, reputasinya akan segera membaik!"
Athanasia mengerinyit, "Reputasi yang buruk apanya, itu kalian nya saja yang tidak pernah mendengar hal baik tentang penyihir menara." Ucapnya.
Lucas terkekeh, "Penyihir menara memang tidak pernah melakukan hal baik." Ucapnya.
"Melindungi keluarga kekaisaran adalah hal baik, tau." Ucap Athanasia, dan Lucas hanya tersenyum.
Athanasia menatap malas, namun akhirnya bertanya pada Lucas, "Oh iya, Lucas. Kau pernah bilang ingin mengatakan sesuatu padaku, apa itu?" Tanya nya.
Lucas terdiam, senyumnya berubah menjadi senyuman kecut. Pria itu mengelus kepala Athanasia, "Nanti aku beri tahu, sekarang kau pergilah temui teman-temanmu. Aku ada urusan." Ucapnya lalu pergi meninggalkan Athanasia.
Athanasia berdecak, namun akhirnya pergi menghampiri Ijekiel dan yang lainnya. Mereka tengah membicarakan soal apa yang akan dilakukan di masa depan, dan hal itu memang menarik untuk dibahas.
"Aku sih, akan menetap disini dan menjadi pengawal pribadi calon pemimpin masa depan Obelia." Ian berucap.
"Aku juga akan berada di samping Putri Mahkota." Ezra menimpali, dan ia tersenyum.
Athanasia tertawa, "Kalian pasti akan bosan karena harus terus bersamaku di masa depan." Ucapnya.
"Tidak sama sekali." Dengan bersamaan, Ian dan Ezra menjawab pernyataan Athanasia.
Athanasia terkejut, lalu menatap dua orang itu dengan tatapan heran. Ophelia dan Arthur pun tertawa melihat reaksi dua pria yang tidak mungkin bosan berada di sisi Athanasia, karena mereka menyukainya.
"Sepertinya masa depan kita sudah ditentukan dari awal. Aku akan menjadi Raja di Siodonna, dan seseorang yang berada di dekatku akan menjadi Ratu ku." Arthur berucap, lalu melirik ke arah Ophelia.
Kebetulan, Ophelia juga tengah menatap Arthur, dan akhirnya mereka saling bertatapan. Wajah Ophelia seketika memerah, dan ia segera memalingkan wajahnya.
Athanasia menatap sebal, "Jangan sampai kakak menyakiti orang itu, ya." Ucapnya.
Arthur tersenyum, "Tidak akan. Aku menyayanginya, bagaimana bisa aku melukainya." Ucapnya.
Athanasia lalu tersenyum, meski memang masih ragu, namun ia tahu bahwa seorang pemimpin negara di masa depan tidak mungkin berpikiran sempit, apalagi soal pasangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change Destiny || WMMAP
FanfictionAthanasia, dia adalah putri dari kaisar kekaisaran Obelia, Claude de Alger Obelia. Saat umurnya 9 tahun, dia pergi meninggalkan ayahnya karena tidak mau bernasib sama seperti di novel berjudul 'Real Princess' yang dia baca di kehidupan sebelumnya. N...