Ophelia masih merawat para peserta berburu yang terluka, tidak lupa setelah itu, Athanasia dan Louise memanipulasi ingatan mereka.
Louise mengusap dahinya, "Huft, ini gila," Ucapnya.
"Apa mereka semua jadi punya trauma karena bertemu monster?" Lanjutnya bertanya.
"Sepertinya begitu," Jawab Ophelia.
"Lihat wajah mereka yang histeris itu." Lanjutnya melihat pria yang terduduk sembari memeluk lututnya dengan gemetaran.
"Untung saja kak Arthur sudah menyihir mereka, jadi ketakutan tidak terlalu parah." Athanasia menimpali.
Benar, jika bukan karena Arthur yang mengganggu pikiran mereka, dan membuat mereka setengah tertidur, pasti mereka sekarang sudah berteriak-teriak sampai ke ibukota.
"Kak Arthur memang sangat perhatian." Gumam Ophelia, dia tersenyum dan wajahnya memerah.
Athanasia dan Louise yang mendengar gumaman Ophelia bergidik ngeri mendengarnya,
Mereka tahu alasan Arthur menyihir orang-orang itu karena suara teriakkan mereka sangat mengganggu.
"Tinggal 4 orang lagi yang harus saya obati,"
"Anda berdua bisa langsung memanipulasi ingatan mereka beberapa menit setelah diobati." Ucap Ophelia.
Athanasia dan Louise hanya mengangguk,
Tidak ada yang berbicara selama beberapa saat, Athanasia dan Louise hanya memperhatikan Ophelia yang tengah mengobati orang-orang.
"Kapan tuan Ezra akan kembali?" Tanya Louise entah pada siapa.
"Mungkin sedang dalam perjalanan," Jawab Athanasia.
Setelah Athanasia dan Louise memulai untuk memanipulasi ingatan orang-orang, Ezra kembali masuk kedalam hutan untuk membawa orang-orang yang masih ada didalam hutan.
Awalnya Athanasia mengatakan percuma saja karena pintu masuk hutan dipasang penghalang yang sangat kuat,
Namun, Ezra dengan mudahnya bisa masuk kedalam hutan karena dia adalah peserta berburu yang membawa benda khusus yang diberikan Claude pada setiap peserta berburu.
Louise menatap para pria yang tengah berbaring di tanah, "Tapi, apa mereka akan dibaringkan disini begitu saja?" Tanya Louise.
Athanasia dan Ophelia mengalihkan pandangannya pada apa yang Louise tatap,
Mereka hanya tertawa hambar,
Mau bagaimana lagi? Tubuh para pria ini sangat berat untuk Athanasia dan yang lainnya gendong, mereka juga tidak mau membuang-buang sihir untuk memindahkan mereka ke tenda perawatan,
Jadi, diamkan saja seperti ini.
"Kita harus minta bantuan seseorang untuk itu..." Ucap Athanasia.
Drap drap drap
Tak lama setelah Athanasia berbicara, ada seseorang yang berlari kearah mereka,
"Tuan putri!" Panggil orang itu, dia adalah Ijekiel.
Athanasia dan yang lainnya menoleh,
"Ijekiel!" Jawab Athanasia dan yang lainnya bersamaan.
"Kalian semua baik-baik saja?" Tanya Ijekiel.
"Kami baik-baik saja, untunglah Ijekiel bisa datang." Ucap Athanasia.
"Awalnya saya cukup kesulitan karena suratnya sampai ke tangan ayah saya, tapi untung saja tuan Ezra menulis suratnya dengan bahasa akademi Atlanta." Ucap Ijekiel tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change Destiny || WMMAP
FanfictionAthanasia, dia adalah putri dari kaisar kekaisaran Obelia, Claude de Alger Obelia. Saat umurnya 9 tahun, dia pergi meninggalkan ayahnya karena tidak mau bernasib sama seperti di novel berjudul 'Real Princess' yang dia baca di kehidupan sebelumnya. N...