#27 : Second Male Lead

500 59 9
                                    

Seminggu kemudian

Hari ini masih siang, Athanasia berada di istana Garnet untuk latihan dansa, karena Claude ingin kedua putrinya diajari oleh orang yang sama, jadi mau tidak mau Athanasia harus berlatih bersama dengan Jennette.

"Nah, satu...dua...berputar." Ucap pelatih tari Athanasia dan Jennette, pelatih mereka berdua adalah Countess Athia.

Athanasia dan Jennette menari sesuai dengan yang dikatakan oleh Countess Athia, Athanasia dan Jennette menari dengan anggun.

Tap tap tap

"Tuan putri, anda harus mengangkat lengan anda sedikit lebih keatas." Ucap Countess Athia sembari membetulkan posisi lengan Jennette.

Entah rumor seperti apa yang tersebar di pergaulan kelas atas, guru tari juga guru etiket Athanasia dan Jennette hanya memperhatikan Jennette, mau Athanasia melakukan kesalahan apapun, ia selalu diabaikan.

"Wah, anda sudah cukup hebat, tuan putri." Ucap Countess Athia memuji Jennette.

"Terima kasih, Countess." Jawab Jennette tersenyum lalu melirik Athanasia.

"Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang anda mencoba untuk berdansa?" Ucap Countess Athia lalu mengulurkan tangannya pada Jennette.

"Tentu saja!" Jawab Jennette tersenyum ceria.

Lagunya dimulai, mereka mulai menari dengan cukup indah, namun kadang tidak karena Jennette selalu menginjak kaki Countess Athia.

Athanasia yang diabaikan menjadi kesal karena tidak melakukan apa-apa, pada akhirnya ia hanya menonton saja, Athanasia kini tengah duduk di sofa sembari memakan cookie.

Tap tap tap

"Kenapa anda tidak menari juga?" Tanya seseorang dari belakang Athanasia.

Saat Athanasia menoleh ke belakang, ia melihat ada seorang pria tinggi dan berparas tampan, seseorang yang tidak ingin Athanasia temui namun juga tidak Athanasia hindari, itu Ijekiel.

"Ijekiel, lama tidak bertemu." Ucap Athanasia lalu berbalik, kembali menyaksikan dansa Jennette dan Countess Athia, terlihat kalau mereka berdua bersenang-senang.

"Saya juga." Jawab Ijekiel tersenyum, lalu duduk di samping Athanasia, sepertinya dia sudah melupakan apa yang dia katakan saat malam tahun baru.

"Kenapa anda tidak ikut menari?" Ijekiel kembali bertanya.

"Dansa kan tidak bisa sendiri." Jawab Athanasia tak acuh.

Ijekiel yang melihat ekspresi wajah Athanasia berpikir kalau Athanasia kesal karena tidak bisa ikut berdansa.

Sruk

Athanasia tersentak, ia terkejut Ijekiel tiba-tiba berlutut dan mengulurkan tangannya pada Athanasia.

"I-ijekiel?" Ucap Athanasia terkejut, karena lantunan lagu yang cukup keras, Jennette dan Countess tidak mendengar apapun selain suara musik, bahkan mereka tidak menyadari keberadaan Ijekiel.

"Menarilah dengan saya." Ucap Ijekiel tersenyum.

"Apa? Tapi..." Ucap Athanasia lalu melihat ke kanan dan kiri.

"Sebuah kehormatan untuk saya, jika anda ingin menari dengan saya." Ijekiel tidak peduli dengan perkataan Athanasia, sepertinya dia memang ingin menari dengan Athanasia.

'Lagipula aku memang ingin menari.'

Athanasia pun menerima uluran tangan Ijekiel, mereka mulai mengikuti irama lagu dan menari dengan sangat indah, Jennette dan Countess Athia yang menyadari hal itu terkejut, bahkan langkah kaki Jennette menjadi tak beraturan membuat kaki Countess Athia menjadi korban.

Change Destiny || WMMAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang