#54 : Problem

241 21 3
                                    

Setelah mendengar Felix membawa formulir para kandidat orang-orang yang akan menjadi sekretaris dan kesatria pribadi untukku, aku sangat bersemangat karena aku sudah menunggu-nunggu saat ini.

Itu karena, aku sangat penasaran dengan orang-orang hebat lainnya yang ada di Obelia. Karena orang-orang di sekitarku kebanyakan bukan berasal dari Obelia, melainkan dari Siodonna, aku jadi tidak tahu kehebatan orang-orang di Obelia.

Apa akan ada orang sepintar Louise? Atau orang yang ahli berpedang seperti kak Jack dan kak Allen? Hal itu yang ada di pikiranku selama memikirkan tentang para kandidat ini.

Tapi, apa ini?

Di tumpukan formulir kandidat kesatria pribadi paling atas, aku tidak melihat orang yang berasal dari Obelia, melainkan orang yang berasal dari Siodonna!

"Kenapa ada nama Ian disini?"

Nama Ian terpampang jelas di formulir ini, lalu tempat asalnya juga dari Siodonna, bahkan ada gambar wajahnya disini.

Aku beralih pada formulir kandidat sekretaris kekaisaran, dan hasilnya sama saja, tempat asal orang itu juga dari negara lain, bukan dari Obelia.

Lalu, setelah mencoba melihat semuanya satu-persatu, ternyata memang tidak semua kandidat berasal dari Obelia. Bahkan, kebanyakan kandidat berasal dari negara lain, bukan dari Obelia.

"Apa memang biasanya seperti ini, ya..." Gumamku.

Tanpa memikirkan apapun lagi, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan memeriksa formulir formulir itu. Karena sudah seperti ini, aku hanya perlu memilih orang-orang yang berbakat, tidak harus orang-orang dari Obelia, kan? Yah, meski sebenarnya aku sedikit kecewa.

Kriet

Seseorang membuka pintu ruangan yang memang tidak tertutup rapat, itu Lilian yang membawa nampan berisi teko teh dan camilan. "Putri, saya sudah bawakan teh dan camilannya." Ucapnya.

Aku mengalihkan pandanganku pada Lilian dan tersenyum, "Tolong buatkan teh untukku."

Lilian membalas senyumanku dan menjawab, "Tentu, akan saya buatkan."

Setelah itu, Lilian menaruh nampan tersebut di sebuah meja yang berada didekat meja kerjaku, dan ia pun mulai membuatkan teh untukku. Aku pun segera beranjak dari tempat dudukku dan berpindah pada sofa yang biasa aku gunakan untuk istirahat.

Lilian menuangkan teh nya ke cangkir teh yang sudah disediakan dan memberikannya padaku, aku pun segera mengambil cangkir teh tersebut dan segera menyesap teh nya.

Rasa khas dari teh lippe yang aku minum sungguh tidak pernah bosan aku rasakan, setiap meminum teh lippe, aku tidak pernah tidak merasakan ada bunga yang mekar di mulutku. Sungguh menakjubkan.

***

Setelah beberapa kali menyesap teh, teh itu akhirnya habis dan Athanasia pun meminta Lilian untuk membuatkan teh lagi untuknya. Akhir-akhir ini Athanasia mudah merasa haus, entah apa alasannya.

"Bagaimana dengan para kandidat itu, tuan putri? Apa sudah ada orang yang akan anda pilih?" Lilian yang tengah membuatkan teh bertanya.

"Semuanya sangat luar biasa, aku jadi bingung untuk memutuskan." Jawab Athanasia.

Lilian tersenyum, "Melihat anda yang masih kebingungan seperti ini, saya kembali berterimakasih pada yang mulia karena telah menyeleksi kembali orang-orang yang akan menjadi kandidat." Ucapnya.

Athanasia mendongak, "Yang mulia yang menyeleksi para kandidat?" Tanyanya terlihat tak percaya.

"Benar, tuan putri. Sebenernya para kandidat sudah diseleksi oleh Marquess Victoria, tapi yang mulia kembali menyeleksi para kandidat tersebut dan yang terseleksi hanya setengah dari orang-orang yang tadinya sudah terpilih." Jawab Lilian.

Change Destiny || WMMAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang