Seminggu kemudian
Setelah makan malam bersama seminggu yang lalu, Claude tidak mengundang Athanasia untuk minum teh bersama atau apapun itu, lagipula Athanasia memang tidak perduli.
"Tuan putri, kalau begitu saya akan keluar sekarang, tolong panggil saya jika ada sesuatu." Ucap Lilian yang baru selesai merapikan kasur Athanasia.
"Iya, kalau ada apa-apa aku pasti akan memanggilmu." Jawab Athanasia yang tengah membaca buku sembari duduk di sofa di kamarnya.
"Saya permisi, tuan putri." Ucap Lilian.
Blam
Pintu kamarnya tertutup, kini hanya ada Athanasia dikamarnya, Athanasia lalu menutup bukunya dan menaruhnya di meja, kemudian ia berjalan ke arah kasurnya.
Bruk
"Bosan..." Ucap Athanasia sembari berbaring di kasurnya, Athanasia menatap langit-langit kamarnya sembari melamun.
Tiba-tiba saja Athanasia mengantuk, seperti ada seseorang yang memainkan rambut Athanasia, membuat mata Athanasia terpejam dan tertidur.
Tok tok tok
'Oh.'
Athanasia terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara ketukan pintu, ia melihat ke arah luar jendela, langitnya belum terlalu sore, sepertinya Athanasia tertidur terlalu lama.
"Masuklah." Ucap Athanasia pada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.
Ceklek
"Tuan putri..." Ucap Lilian perlahan membuka pintu kamar Athanasia.
"Ada apa, Lily?" Tanya Athanasia lalu duduk dan merapikan rambutnya.
"Duke muda Alpheus datang, katanya anda akan pergi melihat puncak festival dengannya hari ini." Jawab Lilian perlahan masuk ke kamar Athanasia.
"Festival? Ijekiel?" Tanya Athanasia bingung, belum bisa mencerna perkataan Lilian.
"Benar, tuan putri." Jawab Lilian tersenyum.
Athanasia berpikir sejenak, festival apa? Memang Athanasia ada janji pergi ke festival dengan Ijekiel? Setelah nyawa Athanasia terkumpul sepenuhnya, barulah Athanasia mengerti.
"Oh iya! Kami-- maksudku Ijekiel, Jennette, dan aku akan melihat festival bersama! Kebetulan aku sedang bosan!" Ucap Athanasia baru ingat dengan obrolan mereka saat makan malam seminggu yang lalu.
"Ijekiel ada dimana?" Lanjutnya bertanya.
"Duke muda Alpheus berada di ruang tamu." Jawab Lilian.
"Kalau begitu Lily, bantu aku bersiap." Ucap Athanasia lalu berlari pergi ke kamar mandi.
Setelah itu, Athanasia dibantu Lilian untuk bersiap, Athanasia mengenakan pakaian sederhana agar tidak terlalu mencolok dan bisa jalan-jalan dengan bebas saat di festival nanti.
"Sudah selesai, tuan putri." Ucap Lilian selesai menata rambut Athanasia.
Athanasia melihat dirinya di cermin, mengenakan baju sederhana berwarna putih dan rok berwarna merah, lalu rambutnya yang diikat ke belakang.
"Wah, seperti merasakan deja vu." Ucap Athanasia berbinar.
"Ya?" Ucap Lilian tidak mengerti.
"Tidak ada, lupakan." Ucap Athanasia lalu berdiri.
"Oh iya, aku lupa tentang yang satu ini." Lanjut Athanasia setelah melihat matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change Destiny || WMMAP
FanfictionAthanasia, dia adalah putri dari kaisar kekaisaran Obelia, Claude de Alger Obelia. Saat umurnya 9 tahun, dia pergi meninggalkan ayahnya karena tidak mau bernasib sama seperti di novel berjudul 'Real Princess' yang dia baca di kehidupan sebelumnya. N...