Musim silih berganti, saat ini adalah pertengahan musim semi dimana bunga bermekaran, hawanya terasa agak panas karena menjelang musim panas.
Kini Athanasia berusia 14 tahun, dia akan segera pergi ke akademi di Atlanta bersama dengan saudarinya.
'Ian juga ada di akademi, katanya dia selalu dapat peringkat kedua atau ketiga, dia benar-benar pintar.'
Athanasia tengah berada di kamarnya, melihat bunga yang bermekaran berjatuhan ke bawah tanah melalui jendela kamarnya, bunga berwarna merah muda yang sangat cantik.
Athanasia membayangkan bertapa menyenangkannya kehidupan di akademi, dia selalu menanti saat dimana dia akan pergi ke akademi, dan akhirnya hari itu akan segera tiba.
Tok tok tok
"Athanasia, kamu didalam?"
Ada yang mengetuk pintu kamarnya, suara seorang wanita yang sangat lembut berbeda dengan sikap orangnya, itu Louise.
"Iya, masuk saja."
Jawab Athanasia sembari berbalik menuju pintu, pintunya sudah dibuka oleh Louise, kini Louise berjalan beberapa langkah masuk ke kamar Athanasia.
"Ada apa?" Tanya Athanasia sembari berjalan mendekati Louise.
"Kakek memanggil kita, sepertinya untuk membahas keberangkatan kita ke akademi." Jawabnya lalu memiringkan badan dan kepalanya melihat ke belakang Athanasia.
"Ada apa?" Tanya Athanasia belum menjawab perkataan Louise, kenapa dia melihat ke belakang Athanasia?
"Kau sedang apa sendirian dikamar." Jawabnya lalu melihat Athanasia lagi.
"Melihat bunga yang jatuh dari pohon." Jawab Athanasia datar, dia pikir apa.
"Ck, kurang kerjaan sekali." Ucap Louise sama-sama membalas dengan wajah datar.
"Tentu saja tidak, bunganya indah." Jawab Athanasia berdecak kesal.
"Ah, iya-iya, ayo cepat kita ke istana kakek, kakek pasti menunggu." Ucapnya lalu menarik tangan Athanasia.
"Jangan tarik-tarik, aku bisa jalan sendiri." Athanasia menepis tangan Louise yang menggenggamnya lalu berjalan sejajar dengan Louise.
Mereka berjalan menuju istana tanpa saling berbicara, mereka masing masing sebenarnya gugup, karena mereka berdua menyelesaikan ujian pendaftaran sekaligus ujian tahun pertama agar langsung naik ke tahun kedua.
Lalu merekapun sampai di istana raja, mereka ada didepan pintu kamar sang raja.
"Yang mulia, tuan putri Athanasia dan tuan putri Louise sudah tiba." Ucap salah satu kesatria yang berjaga didepan pintu.
"Biarkan mereka masuk." Jawab raja Siodonna yang berada dibalik pintu besar itu.
Kriet
Blam
Tap tap tap
Athanasia dan Louise yang sudah masuk ke kamar raja Siodonna itu lalu menghampiri sang raja yang sedang duduk di sofa sembari meminum teh khas Siodonna, dimeja tersebut ada beberapa lembar kertas yang sudah pasti adalah hasil ujian pendaftaran mereka.
"Duduklah." Ucap raja Siodonna lalu meletakkan tehnya dimeja.
"Baik..." Jawab Athanasia dan Louise lirih lalu duduk di sofa yang berhadapan dengan kakeknya.
Raja Siodonna alias kakek mereka tertawa kecil melihat kedua cucunya yang tegang karena hasil ujian.
"Kenapa kalian tegang begitu? Sudah pasti kalian lulus ujian pendaftaran." Ucap raja Siodonna yang masih tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change Destiny || WMMAP
FanfictionAthanasia, dia adalah putri dari kaisar kekaisaran Obelia, Claude de Alger Obelia. Saat umurnya 9 tahun, dia pergi meninggalkan ayahnya karena tidak mau bernasib sama seperti di novel berjudul 'Real Princess' yang dia baca di kehidupan sebelumnya. N...