01 :: Tiga Serangkai

739 114 33
                                    

BARU SADAR, YANG DI BAGIAN GRESAM CHARLIESON ITU DELAPAN TAHUN YANG LALU, BUKAN SEPULUH TAHUN YANG LALU 😭

•••

Hari ini langit Kota Surabaya dipenuhi awan putih dan langit yang biru. Jika cuaca sedang cerah, mood seorang remaja berumur lima belas tahun malah kebalikannya.

Mulai senin ini, hari pertama masa pengenalan lingkungan sekolah untuk siswa kelas sepuluh dimulai sampai jumat nanti. Yang artinya untuk kakak kelas sebelas dan dua belas tidak ada kegiatan belajar mengajar.

Fakta yang membuat Hyunjin senang adalah ia satu sekolah dengan dua sahabatnya, Chan dan Lino. Ngomong ngomong, mereka berdua adalah kakak kelas Hyunjin disaat sekolah dasar.

Lalu kenapa sekarang bisa menjadi teman seangkatan? Singkatnya begini, sewaktu smp, Hyunjin mendapatkan kesempatan untuk menempuh pendidikan smpnya hanya dua tahun saja.

Mengetahui anaknya masuk kelas akselerasi, sudah pasti Mama Wendy sangat bangga dan tentunya membanggakan prestasi Hyunjin ke rekan kerjanya.

Secara tidak sadar, mamanya mendidik keras dalam hal belajar. Ia akan dikurung di dalam kamar setelah pulang sekolah, lalu diminta untuk belajar dan mengerjakan tugas sampai Hyunjin mengalami depresi ringan.

Setelah memasuki jenjang lebih tinggi, Hyunjin sedikit lega karena mamanya memberikan ia kesempatan untuk healing. Tapi untuk masalah prestasi, Mama Wendy tetap tak menoleransi jika ia mendapat nilai minimum yang mama patok.

Kebiasaan Hyunjin sejak sekolah dasar saat tahun ajaran baru adalah bangun pagi pagi dan berangkat disaat sekolah masih sepi. Hyunjin gak suka kalau berangkat di jam jam normal, ia sangat malas untuk berdesakan karena entah ini tradisi di Indonesia atau apa, setiap tahun ajaran baru sekolah jauh lebih rame ketimbang hari hari biasa.

Hyunjin sudah siap dengan seragamnya, jam masih menunjukkan pukul setengah enam kurang tujuh menit. Kondisi rumahnya seperti biasanya, sepi bak tak ada kehidupan. Untungnya masih ada bi Siti.

"Den Gresam sudah bangun? Bibi pikir masih tidur" semerbak harumnya nasi goreng menyeruak disaat bi Siti menghampiri, wanita yang usianya menginjak empat puluh tujuh tahun itu membawakan sepiring makanan kesukaan Hyunjin "dimakan ya den, bibi buatin aden nasi goreng"

saat bi Siti hendak pergi, Hyunjin menahannya "Temenin Sam makan ya bu"

Gak bisa menolak, akhirnya bi Siti menurut. Hyunjin bersorak gembira, dia makan dengan lahap, bi Siti kadang merasa kasihan dengan anak majikannya. Dari kecil temannya adalah sepi, Hyunjin dan rasa kesepian bak raga dan nyawa, gak bisa dipisahkan.

Ngomong ngomong, orang tua Hyunjin sudah bercerai dari ia duduk di bangku kelas lima sd. Hyunjin punya satu kakak perempuan yang usianya terpaut satu tahun dua bulan dengannya, saat bercerai sang papa membawa kakak perempuannya itu, sedangkan ia harus hidup bersama mamanya.

Hyunjin tersenyum puas saat tahu kakaknya yang berusia enam belas tahun justru masih kelas sepuluh, sedangkan ia yang usianya satu tahun lebih muda malah sudah menjadi kakak kelasnya.

Dulu, sewaktu sekolah dasar ia oleh mamanya akan dibandingkan dengan kakak perempuan--sebut saja Yeji. Yang membuat Hyunjin sedikit benci dengan gadis itu.

Oke lupakan masa lalu, kita kembali ke kehidupan sekarang

"Bu, kapan mama pulang?" tanyanya setelah selesai menghabiskan nasi goreng sampai tak tersisa

"Percaya sama bibi, nyonya akan pulang setelah semua pekerjaannya selesai" ucap bibi meyakinkan, beliau membawa piring kotor Hyunjin berniat mencucinya.

Dear, Hyunjin!◗ChanjinhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang