Angin malam menembus pori pori kulit, pukul sebelas malam Hyunjin mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi ke salah satu tempat yang ramai oleh penonton. Ya, malam ini Hyunjin akan balapan liar. Bukan tanpa sengaja, Hyunjin ditantang Jeongin untuk taruhan, jika Jeongin kalah ia akan memberikan motornya, begitu sebaliknya jika Hyunjin yang kalah.
Yang gak tahu Jeongin siapa, dia adalah rival Hyunjin saat smp. Mereka juga sama sama ambil kelas dua tahun. Rival dalam hal apapun. Tiap ketemu selalu senggol bacok, eh maksudnya minimal sinis sinisan. Pokoknya mereka berdua setiap ketemu pasti berujung adu jotos
Jeongin dendam sama Hyunjin karena ia tak merestui jika Jeongin berpacaran dengan Yeji.
Gara gara itu, hubungan Hyunjin dan kakaknya semakin panas.
"Datang ke sini pakek alasan apalagi?" sudah hafal di luar kepala setiap Hyunjin diajak balapan liar oleh rivalnya, pasti cowok itu akan mencari seribu satu alasan agar bisa keluar rumah. Dan Chan sudah hafal itu
"Diajak jalan jalan sama kalian, terus izin nginep ke rumah kalian juga" Hyunjin terkekeh, walau alasannya ada yang sesuai namun menggelikan.
Tawa mereka terhenti saat seseorang dengan motornya mendekati mereka, iya dia Jeongin
"Kayaknya motor lo kinclong, udah siap buat kalah?" tanya Jeongin dengan menaikkan satu alisnya
"Gue kalah?" tunjuk Hyunjin pada dirinya sendiri "Mustahil"
Jeongin turun dari motornya, lalu menepuk pundak Hyunjin dengan ekspresi meremehkan "Semangat mimpinya, gue pastikan malam ini lo bakalan kehilangan motor kesayangan lo itu"
"Lihat aja nanti" Hyunjin tersenyum miring
Peluit sudah berbunyi, yang artinya perlombaan akan segera dimulai. Perempuan dengan membawa bendera kotak kotak hitam putih memberi aba aba
"Siap? satu..dua...tigaa..goo"
Di detik pertama Hyunjin melajukan motornya dengan kecepatan yang tidak terlalu cepat, saat jarak antara motornya dengan Jeongin hanya berjarak 50 meter aja saat itu Hyunjin langsung menambah kecepatannya. Dan yak! Hyunjin berhasil sampai ke garis finish terlebih dahulu dan disusul Seungmin enam detik kemudian
"Gimana? Masih mau sombong sama gue? sabi tuh motor lo buat gue" ucap Hyunjin dengan senyum miringnya "Bry, ambil motor dia" lanjutnya.
Dengan senang hati Lino menangguk, lalu memaksa Jeongin agar mau turun dari motornya "Awas minggir lo, sekarang motor ini buat Gresam"
Jeongin turun dengan mendengus, kasihan sekali nasibmu, kamu yang ngajak taruhan dan kamu juga yang kalah.
"Lihat aja nanti" sebelum Jeongin pergi, ia sempatkan untuk menunjuk Hyunjin dengan penuh dendam.
Hyunjin tertawa sinis, saat Jeongin berlalu begitu saja bersama temannya.
"Gimana cara bawa nih motor? gue mana bisa bawa dua motor" ucap Hyunjin
"Sini gue bawa, tadi nebeng sama nih gentong" Lino merebut kunci motor Jeongin yang sudah terambil alih menjadi milik Hyunjin
"Sianjir, gue abang lo" Chan kesal, perasaannya tadi sama sekali gak ngejek adiknya.
"Apa sih yang gak buat Bryant" Hyunjin mengedipkan matanya
"Lo suka sama adek gue?" tanya Chan dengan mata memicing, sengaja ia bertanya seperti itu. Dia sebenarnya juga kepo
Hyunjin ketawa renyah "Gue suka Bryant? sorry bos gue pihak atas, kecuali kalau Bryant pihak bawah baru gue mau"
Ada yang patah hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Hyunjin!◗Chanjinho
Fanfiction[sebelum baca, usahakan follow dulu] ______________________________ . . . . . ✧ Arthur (Chan), Bryant (Lee Know), dan Gresam (Hyunjin) adalah sahabat. Dari mereka kecil kemana mana selalu bertiga, sampai pada akhirnya mereka berada di fase remaja da...