17 :: Fokus Yang Terbagi

411 67 34
                                    

guys mau cerita dikit, aku sekarang kenapa jadi males ngetik ya? kayak udah gak semangat gitu. demi apapun dari kemarin sempet ada rencana buat gak nulis lagi. tapi gimana sama cerita ceritaku yang belum selesai? kepikiran banget please.

•••

Kali ini Hyunjin berangkat bersama Lino dan Chan, tadi pagi pagi sekali Hyunjin menelpon Bi Siti meminta untuk menyiapkan buku dan seragamnya untuk dua hari kedepan lalu meminta sopir untuk mengantarkan kesini. Hyunjin terlalu malas untuk kembali ke rumahnya, toh juga udah diusir sama papanya

Masih pukul enam kurang tapi tiga anak adam itu sudah memanaskan motornya, tumben sekali berangkat pagi.

"Mau berangkat sekarang?" tanya Lino yang duduk diatas motornya

"Kuy lah, biar sampe disekolah gak rame rame banget"

"Orang mana yang mau berangkat sepagi ini?" Chan merangkul Hyunjin, dibalas cibiran oleh sang adik

Hyunjin cuma nyengir aja, bener juga siapa yang mau berangkat jam segini

"Thur, Bry, gue beneran gak apa apa nginep di rumah kalian sampai sabtu? Gue gak enak sama tante Suzy dan om Minho" tutur Hyunjin memainkan ujung tasnya

"Gak apa apa lah, tapi jangan bilang kalau lo kabur dari rumah. Bisa bisa lo di pulangin ke rumah sama papa. Berangkat sekarang?"

Hyunjin mengangguk, mulai menaiki motor Lino "Pagi ini gue dibonceng Bryant ya Thur, nanti pulangnya lo bonceng"

Chan cuma balas deheman aja, mulai menjalankan motornya dengan kecepatan yang gak terlalu tinggi. Lalu disusul Lino, cowok itu membenarkan spionnya menghadap ke Hyunjin, sedikit terkekeh melihat muka cantik sahabatnya yang diterpa angin dengan mata yang terpejam

Karena jam segini berangkatnya, dijalan mereka gak kejebak macet. Dan dugaan Lino benar saat sampai di sekolah hanya segelintir orang yang udah datang

"Mau sampe kapan lo duduk di sini? Gamau turun?" Lino menepuk pundak Hyunjin

Saat hendak meninggalkan area, Hyunjin diteriaki Lino karena cowok itu belum melepaskan helmnya

"Bilang dong, untung gak ada yang lihat" Hyunjin melepaskan helmnya gak santuy, moodnya tiba tiba buruk. Setelah itu berlalu begitu aja ninggalin Lino.

"Ada ada aja kelakuan calon pacar"

Enam kata itu, bikin hati Chan panas. Sorot matanya masih memerhatikan sang adik, tatapan yang sama sekali gak Chan pahami.

"Gue gak akan biarin lo pacaran sama Sam" tanpa menunggu respon dari sang adik, Chan pergi ke kelasnya seorang diri.

"Gue kembaran lo Thur, dan gue udah sering ngalah, apa gak ada ruang buat gue egois?"

•••

Hyunjin memilih taman belakang untuk menjernihkan pikirannya, ia masih kepikiran sama kejadian kemarin

"Salah gak sih?" gumamnya pelan "Gue sebenarnya juga gak mau jadi anak durhaka, tapi perlakuan mama yang bikin gue ngelakuin apa yang gak pernah gue lakuin seumur hidup"

"Woi" seseorang menepuk pundak Chan, saat dirinya sedang merenungi semua perbuatannya

Karena dari tadi Hyunjin cuma termenung, tubuhnya tersentak saat Chan sedikit berteriak.

"Apa sih lo, ganggu gue aja" kesal Hyunjin karena me time nya diusik

"Gue iseng lewat sini karena mau keliling dulu, masih kepikiran soal kemarin?" Chan duduk disebelah Hyunjin, memandang cowok itu sedikit lama. Yang dipandang hanya menatap lurus dan sorot matanya seperti kosong.

"Yang gue lakuin bener kan?" cicitnya

"Soal?"

"Semuanya"

Chan terdiam, sepertinya Hyunjin membahas pasal perbuatannya kepada mama dan papanya.

"Kalau menurut pandangan orang yang sama kayak lo, mungkin benar?" ucap Chan yang tidak yakin dengan jawabannya, terkesan balik bertanya.

Hidup Chan enak, dia disayang orang tua. Jika ia dimarahi mama atau papanya, pasti neneknya akan membela.

Hyunjin termenung, biasanya dia tidak seperti ini jika sedang bertengkar dengan sang mama. Ia sepertinya akan bertekad meminta maaf dan akan berjanji untuk tidak menjadi anak kurang ajar.

Tapi, bila perlakuan mama kepadanya masih kurang menyenangkan. Akankah Hyunjin akan seratus persen berubah jadi anak penurut?

"Ada beban?" tanya Chan mengusap pundaknya

"Banyak"

"Mau berbagi cerita?"

"Gak usah Thur, gue cabut" Hyunjin mengambil tasnya yang tergeletak dan menyandang disatu pundak sebelah itu

"Sam, gue ini sahabat lo. Kenapa gak mau cerita ke gue? gue siap jadi pendengar yang baik. Gue tahu, untuk sekarang lo butuh orang yang siap jadi telinga." celetuknya yang membuat Hyunjin memberhentikan langkahnya

"Ada kalanya semua cerita gak bisa di ceritain Thur" ucap Hyunjin tanpa membalikkan tubuhnya, setelah itu dia benar benar pergi.

•••

Bel istirahat sudah berbunyi, jika hari hari biasanya Hyunjin akan duduk terlebih dahulu sebelum teman temannya mengajaknya ke kantin, hari ini tampak berbeda.

Hyunjin saat ini tengah khidmat memakan batagornya sendirian. Dia juga melarang siapapun yang hendak duduk di mejanya, bahkan Chan dan Lino yang notabenenya sahabat dia pun juga dia usir.

Chan dan Lino paham, bocah yang lebih muda itu perlu waktu untuk menenangkan diri. Hyunjin tadi nampak kayak orang stres di kelas, makanya Lino hanya mengobrol dengannya seperlunya.

Hyunjin menengok ke meja lain, meja itu memang singgasana mereka bertiga. Sekarang meja itu sudah penuh dihuni oleh si kembar tentunya dan juga Seungmin dan Jisung. Apa mereka berdua mencuri kesempatan mendekati dua sahabatnya?

Apa apaan ini, kenapa Hyunjin jadi panas lihatnya?

"Syukur deh kalau mereka deket sama Arthur dan Bryant. Gue harap dengan hadirnya Arsen dan juga Hanif bikin perasaan mereka ke gue sirna."

Munafik. Mulut boleh berkata begitu, namun kata hati tidak akan berbohong, benar bukan?

Hyunjin tersenyum, ia bahagia bisa memberikan Seungmin dan Jisung kesempatan.

Di meja yang berbeda, Lino harus berusaha berpura pura menghargai kedatangan Jisung beserta Seungmin. Dan ia juga dengan terpaksa (sedikit) peduli ke cowok berpipi gembul itu.

Sedangkan Chan? Baru saja Seungmin dan Jisung menghampirinya dan juga Lino, ia harus mengeluarkan kata kata usiran agar Seungmin dan Jisung mau pergi dari mejanya.

Sesekali ia melirik Hyunjin, gak sengaja pandangan mereka bertubrukan. Yang terlebih dulu memutus kontak adalah Hyunjin.

Chan masih enggan melepas pandangan dari sahabat manisnya itu

"Lo dengerin gue ngomong gak sih Bry?" sungutan kecil itu bikin Lino maupun Chan menatap ke Jisung.

"Iya gue denger kok" Lino gak sepenuhnya salah, walaupun tadi ia melamun melihat kakaknya asik eyes contact dengan Hyunjin, telinganya asik mendengarkan bacotan Jisung.

"Thur?" panggil Seungmin, ia mulai menyadari kalau fokus gebetannya ini bukan ke dia.

•••

tbc

HAPPY LEVEL UP DAY BUAT JI SAMA LIX🎊🎉🎂 walau agak telat sih😅😅

kemarin tengah malem mau update tapi keburu lupa😭😭

18 Desember 2021

revisi : 16 September 2022

Dear, Hyunjin!◗ChanjinhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang