12 :: Satu Satu Dong

425 72 28
                                    

Dihamparan lapangan hijau, Hyunjin memilih meneduh disalah satu pohon yang rindang. Memandangi para siswa yang berolahraga atau sekedar duduk. Angin yang sepoi sepoi membuat Hyunjin semakin merasa ngantuk, bahkan ia sudah memejamkan matanya.

Beberapa detik kemudian, ia merasa ada orang disebelahnya. Tapi orang itu hanya diam aja, mungkin anak kelas lain kali ya?

"Disini enak dibuat tiduran" celetuk orang disebelahnya, dan Hyunjin kenal siapa pemilik suara itu

Hyunjin hanya berdehem.

"Sam, gue mau ngomong sesuatu. Tentang..." Lino menjeda ucapannya, sedikit ada keraguan dalam benaknya

"Tentang apa?" kali ini Hyunjin buka suara, mulai menyimak obrolan sahabatnya dan sedikit penasaran apa yang Lino maksudkan

"Tentang perasaan gue"

"Ke?"

"Lo mungkin?"

"Gue?" tunjuknya sendiri "kenapa sama gue?"

"Gue suka sama lo Sam"

Hyunjin mencoba tertawa, menganggap ini hanyalah lelucon sematan "ngarang lo ah, kita kan sahabat"

Kita kan sahabat. Tapi gue gak mau jadi sebatas sahabat aja sam.

"Oh iya, kita kan sahabat." Lino tertawa pelan

Mereka sama sama terdiam setelahnya, Hyunjin yang mencoba mencerna maksud sahabatnya dan Lino yang mati matian harus mengatur detak jantungnya.

Dilihat dari raut mukanya, kemungkinan besar gue bakalan mendapat penolakan. Goblok banget lo Bry, suka kok sama sahabatnya sendiri. begitu kira kira isi pikiran Lino.

"Bry, gue mau tanya sama lo, apa yang membuat lo suka dari gue? Padahal gue cuma bocah ingusan yang gak bisa apa apa" Hyunjin menatap Lino lekat lekat, mencoba membaca pikiran cowok itu lewat sorot matanya.

Hyunjin mah sadar diri, kalau menurut logika dia sih orang sepinter Lino bakalan cari pacar yang sepadan sama dia. Bukan kayak dirinya yang bego dan sukanya repotin banyak orang.

"Percaya kan kalau cinta itu buta?" Lino mendekatkan tubuhnya dan mengikis jarak diantara mereka berdua.

ini kenapa gue jadi deg degan juga.

"Dari jutaan umat manusia di dunia ini, yang kuliatasnya ultra hd cuma lo aja. Sisanya 144p, alias ngeblur."

Hyunjin tertawa, ada ada aja kelakuan sahabatnya ini. Apa Lino sesuka ini pada Hyunjin? Atau Lino mau berjuang buat dapatin Hyunjin?

Ingat Sam, kalian sahabatan.

"Gue-"

Rasa kegeeran Lino sedang berada di level tertinggi, ia mengira kalau Hyunjin akan menerima cintanya "Iya gue tahu kok, lo pasti mau nerima gue kan"

Cowok itu memeluk erat tubuh sahabatnya, hingga Hyunjin sedikit kesusahan bernafas.

"Sakit, Bry! Lo niat bunuh gue?" Hyunjin udah mode senggol bacok, ia mendorong Lino sampe tersungkur "Jangan geer. Gue belum suka lo"

Belum artinya mau.

Teori dari mana itu.

Bukannya kesal, justru Lino malah senyum senyum gak jelas. Hyunjin yang sok sokan marah buat dia merasa gemas.

"Napa lo senyum senyum gak jelas?" tanya Hyunjin dengan muka julidnya

"Lo lucu, gue jadi tambah suka"

"Kayaknya lo bener bener kurang obat ya"

Lino tersenyum, sedikit membersihkan celananya yang sedikit kotor akibat dorongan Hyunjin tadi

"Iya dan lo adalah obat dari ketidakwarasan gue"

Masih ada setengah jam lagi sebelum bel masuk berbunyi, waktu singkat itu Hyunjin gunakan buat memejamkan matanya, Lino juga melakukan hal serupa. Hingga keheningan tiba tiba buyar saat Chan berteriak lantang dari arah depan.

"Kalian berdua dari mana aja sih? Gue cariin muter muter malah gak ada" kesal Chan yang nampak ngos ngosan.

"Abis maraton lo bro?" tanya Hyunjin tanpa menjawab pertanyaan Chan

"Jawab pertanyaan gue dulu, Jubaedah"

"Gak lihat kita abis olahraga?"

"Berdua sama Bryant?" agak gak nyantui Chan tanyanya

"Iya, kenapa?"

"Gak sih, tanya aja."

"Udah Sam, abaikan aja orang gila ini. Logikanya aja, gue sama Sam sekelasan, gimana gak olahraga bareng" Lino gak abis pikir sama otak kembarannya.

"Lah iya ya, gue lupa" ucap Chan cengengesan.

•••

Nikmat dunia mana lagi yang engkau dustakan wahai kaum pelajar bila mulai dari pagi hingga siang, kedapatan jamkos terus?

Baik Hyunjin maupun Lino bahkan gak berganti seragam.

"Sam, anterin gue ke toilet dong" pinta Chan

"Lo cowok ngomong ngomong, masa ke toilet sendiri gak berani" sindir Lino

Mengabaikan sang adik, Chan mengeluarkan muka melas agar Hyunjin mau

"Iya iya gue anterin, geli gue lihat lo kayak anak anjing" Hyunjin terkekeh, lalu menurutinya

Sampai di toilet, Chan bukannya buang hajat malah menyatakan perasaannya.

"Kalau gue bilang gue suka lo, percaya gak?" ucap chan langsung pada poinnya

"Enggak, karena lo sahabat gue Thur"

Gue maunya lo jadi pacar gue, anjing.

"Gak bisa naik satu level jadi pacar?"

"Terus kalau kita pacaran, gimana Bryant? Gimana sama persahabatan kita?"

"Stop bahas persahabatan Sam, ini menyangkut soal perasaan"

"Justru itu, ini juga menyangkut soal perasaan Bryant juga Thur. Gue takut nanti Bryant jadi ngerasa dia jadi orang ketiga di antara kita"

Karena dia nembak gue tadi.

"Lo mikirin perasaan Bryant karena lo suka dia?" tanya Chan langsung menyimpulkan.

"Lo kenapa sih Thur?" Hyunjin bingung sama sahabatnya ini "gue suka kalian berdua, gak ada yang gue pilih pilih"

Chan bertepuk tangan "Hebat Sam, gue gak kepikiran kalau lo maruk"

Hyunjin merotasikan matanya malas "Gue suka kalian sebatas sahabat, kalian yang selalu ada buat gue selama ini"

•••

Hyunjin menatap rentetan buku dengan malas, menghabiskan waku jamkosnya berada di perpustakaan. Tanpa ditemani Lino.

"Arthur dan Bryant beneran suka gue?"

"Emang bener sih mereka selalu ada buat gue"

"Tapi gue belum ada perasaan apapun sama mereka"

sedikit mengacak rambutnya "gue harus gimana"

"Ngomong sama siapa bro? Udah konslet otaknya?" ledek Seungmin yang entah sejak kapan ada di sebelahnya

Tapi Hyunjin cuma diem aja, males buat menanggapi iblis pemicu amarah.

"Ah iya gue lupa mumpung lo disini, lo gak usah caper sama calon pacar gue"

Sabar Hyunjin sabar, ia lagi gak mood buat berantem. Dia pengen kedamaian bukan keributan

Tanpa memedulikan Seungmin, Hyunjin merapikan kursinya lalu meninggalkan perpustakaan.

•••

tbc

hai hai, mumpung nyambung ke wifi, jadi bisa update di pagi hari yang cerah ini.

9 Desember 2021

revisi : 18 Agustus 2022

Dear, Hyunjin!◗ChanjinhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang