Gresam Charlieson

1K 146 96
                                    

Delapan tahun yang lalu...

"Happy birthday to me, happy birthday to me, happy birthday happy birthday happy birthday to me"

Seorang anak yang hari ini genap berusia tujuh duduk didepan meja kecil berisikan kue coklat lengkap dengan lilin membentuk angka tujuh.

Jika anak seusianya bisa merayakan ulang tahunnya dengan mengundang banyak teman teman, jangan harap dia seperti yang lainnya. Yang ikut merayakan ulang tahunnya hanya seorang asisten rumah tangga yang merawatnya sejak bayi.

Orang tuanya? boro boro merayakan, ingat tanggal lahir anak saja mana ingat.

Senyumnya terus mengembang, asisten rumah tangga yang dipanggil ibu--namanya bi Siti, meminta majikan kecilnya untuk merapalkan doa.

Keinginan Sam tidak banyak, Tuhan. Sam ingin merasakan hangatnya kasih sayang mama dan papa.

Tanpa sadar, air matanya sudah tak lagi bisa ia bendung. Telinganya sayup sayup mendengar teriakan dari orang tuanya, lagi lagi mereka bertengkar

Setelah meniup lilin, Hyunjin memakan kue itu dan sesekali menutup telinganya.

"Selamat ulang tahun ya den" bi Siti memeluk bocah kecil yang sudah ia anggap anaknya sendiri "ini dari bibi, mungkin hadiah ini akan kalah jauh jika dibanding koleksi robot aden"

Hyunjin menerima kado kecil itu dengan sumringah "Makasih, ibu."

Teriakan dan suara benda pecah semakin memekakkan gendang telinga. Bi Siti meminta agar Hyunjin bernyanyi untuk mengalihkan perhatiannya.

"Ini yang kamu maksud meeting di luar kota mas? bahkan kamu berani membawa si jalang ke rumah ini!"

"Diam! Dia bukan jalang, tapi calon istri keduaku!"

"Aku gak mau dimadu mas! ceraikan aku atau kamu harus pisah sama wanita ini!"

Suara kegaduhan dari lantai bawah seolah terendam oleh derasnya hujan yang menemani sepanjang malam, mungkin Tuhan tidak ingin bocah berusia tujuh tahun itu bersedih dihari kelahirannya.

•••

Hyunjin tersenyum lebar, hari ini ART di rumahnya memasak menu kesukaannya. Saat Bi Siti ingin menyidukkan nasi ke piring Hyunjin, ia seolah mengode biar dia sendiri.

"Ma, Sam ingin mama buatkan Sam susu, boleh kan ma?"

Tapi mamanya tak kunjung menjawab

"Ma"

Karena geram, mamanya membanting piring porselen itu ke meja "Diamlah Sam! kamu punya dua tangan dan dua kaki, gunakan tanganmu untuk membuat susu. Jangan manja"

Hyunjin menunduk, apakah salah jika dia ingin diperhatikan oleh mamanya? Padahal, Hyunjin hanya meminta untuk dibuatkan segelas susu.

Kalaupun sudah bisa menyalakan kompor, tidakkah terlalu bahaya bagi seorang anak umur tujuh tahun untuk memasak air panas sendiri?

Hyunjin makan dengan perlahan tanpa menimbulkan suara sedikit pun, setelah makan saat Hyunjin beranjak, mamanya menarik lengannya agar terduduk kembali

"Mau kemana kamu? Enak banget ya abis makan bukannya dicuci piringnya, lupa sama yang mama ajarin?" Mama Wendy yang tersulut emosi pun mencubit pinggang Hyunjin hingga mengeluarkan bekas ke abu abuan. Tenang, ini sudah jadi makanan sehari hari Hyunjin kok

"sakitt maa" gumam Hyunjin sangat pelan

"Sekalian cuci piring mama, mama mau ke kamar dulu" lanjut Mama Wendy dengan memberikan piring bekas makannya

Dear, Hyunjin!◗ChanjinhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang