Bagian 11: Situasi Yang Rumit

66 57 12
                                    

Hidup adalah pilihan, hidup adalah anugerah, dan hidup adalah perjuangan. Dan sekarang aku sedang berada di Fase 3 kategori kehidupan itu, sebenarnya jika harus memilih, aku hanya ingin memilih satu saja dari kategori itu. Yang ku pilih ialah, Hidup adalah anugerah. Namun jika tidak ada yang nama nya perjuangan dan pilihan, maka kehidupan yang memiliki anugerah itu, mungkin gak akan pernah aku rasakan. Dan sekarang yang ku perlukan ialah, harus terus semangat dan bersyukur dalam menjalankan kehidupan ku.

Berbicara soal judul dari puisi yang akan di kirim dalam lomba puisi sekota Batam, aku sudah menemukan judul yang tepat, dan sudah ku serahkan kepada ibu Liya untuk di revisi, apakah puisi yang ku ciptakan itu pantas untuk mengikuti kompetisi puisi atau kah tidak. Namun dari kabar yang ku terima dari ibu Liya, beliau mengatakan jika puisi ku bisa di terima dan akan dikirim kepada panitia lomba. Bukan hanya aku, namun Lyona juga sudah selesai dengan puisi nya, dan seperti nya tidak ada masalah dengan puisi nya tersebut, dan puisi kami berdua akan di kirim di hari Selasa.

Satu masalah sudah selesai yaitu menentukan judul puisi, dan sekarang ada masalah lain yang masih menganggu pikiran ku sampai saat ini. Masalah nya adalah sikap ku kepada Vingky, setelah ku pikir-pikir, perbuatan ku kepada nya bisa di kategorikan jahat. Dan aku sendiri bingung, kenapa aku bisa berbuat jahat seperti itu kepada Vingky. Aku ingin meminta maaf atas perbuatan ku kepada nya, namun aku malu menatap wajah nya, padahal seharusnya aku tidak harus terlalu berlebihan kepada nya.

Namun sebagai seorang pria yang normal dan yang masih memiliki perasaan, aku merasakan sedikit rasa kesal kepada nya. Jujur aku aneh, apa yang harus ku kesal kan dari nya, toh dia juga bukan siapa-siapa ku, namun hati ku berbeda. Ternyata seorang penyendiri seperti ku ini dapat merasakan yang nama nya sakit hati juga, aku baru tau, biasa nya aku hanya sakit hati ketika aku menyaksikan Film anime Naruto the movie yang scane nya bertemu dengan ayah dan ibu nya walaupun di dunia mimpi, itu membuat ku sedih, aku lupa judul movie nya, soal nya udah lama aku menonton nya.

Ketika pada suatu hari, di hari Senin seperti biasanya, pagi-pagi sekali aku sudah datang ke sekolah, berharap dapat bertemu dengan Vingky di dalam kelas, seperti Minggu yang lalu. Semoga saja dia ada di kelas pagi-pagi seperti ini, dan setelah aku sampai di kelas, ternyata benar dugaan ku kalau Vingky sudah ada di dalam kelas seorang diri. Namun tidak seperti biasanya saat aku datang, biasanya dia langsung menyapa ku dengan senyuman, namun kali ini sepertinya dia tidak merasakan kehadiran ku. Ku beranikan diri untuk mendekati nya, karena memang dia duduk di sebelah ku.

"Hay pagi" sapa ku kepada Vingky yang sedang duduk.

"Eh iya, Hay juga selamat pagi" jawab nya melihat ke arah ku.

Daud pun meletakkan tas nya di meja, dan duduk di bangku nya, namun ucapan selamat pagi dari Vingky merupakan kalimat terakhir, karena setelah Daud duduk, Susana nya hening sekali sekitar 5 menit, dan kemudian Vingky lah yang memulai pembicaraan...

"Gimana sama kompetisi puisi kamu?" Tanya Vingky kepada ku.

"Aman-aman aja kok, tinggal di kirim aja puisi nya ke panitia pelaksana" jawab ku melihat ke arah Vingky.

"Oh bagus deh kalau udah selesai" ucap Vingky kepada ku.

"Iya" jawab ku singkat.

Dan setelah itu kembali suasana senyap, seperti keduanya begitu canggung untuk berbicara, jeda pembicaraan mereka berdua lumayan lama, sampai ketika mereka berdua serentak menyapa...

"Eh iya Vingky" +"Daud ". Ucap mereka berdua serentak...

"Kamu duluan aja deh Daud kalau gitu" kata vingky kepada ku meminta ku untuk memulai duluan bicara.

THE LONER (Si penyendiri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang