Bagian 12: Cinta Itu Pergi

61 55 4
                                    

Setelah menjadi orang yang bodoh karna cinta, depresi saat mendengar cerita dari Vingky, aku berjanji kepada diri ku sendiri di lapangan yang terbuka kemarin, bahwa aku tidak ingin lagi berada di posisi yang rumit seperti itu lagi. Bagi ku itu semua adalah pengalaman yang sangat penting dan pelajaran yang berarti, di hari Selasa ini adalah hari yang cukup menegangkan buat ku dan juga Lyona. karena hari ini adalah pengumuman pemenang kompetisi puisi sekota Batam yang seluruh peserta nya adalah SMA/SMK sekota Batam.

Saat tiba di sekolah, aku tidak langsung ke kelas, karena kami di perintahkan oleh buk Liya untuk Langsung pergi ke perpustakaan. Saat aku sampai di dalam perpustakaan, ternyata anggota eskul yang lain nya sudah ada di dalam ruangan, namun seperti biasanya, orang yang memerintahkan kami untuk datang lebih awal dan langsung menuju perpustakaan belum datang juga. Kali ini apa alasannya beliau, saat ku lihat ekspresi dari anggota eskul yang lain, mereka cukup tegang, apa karna mereka juga menantikan hasil dari kompetisi itu juga.

Daud pun berjalan dan menuju ke tempat yang paling belakang, lalu bersender di dinding dan membaca komik, untuk beberapa saat yang berada di dalam ruangan tidak saling bicara, namun saat hening beberapa lama, Lyona memanggil Daud...

"Eh Daud" panggil Lyona

"Iya ada apa?" Tanya ku kepada Lyona.

"Gimana nih, ko gak gugup gitu ?" Tanya Lyona kepada ku.

"Nggak" jawab ku singkat.

"Astaga, ngeselin ya sikap mu itu" ucap Lyona kepada ku kesal.

"Ya mau gimana lagi, kita cuma bisa nunggu hasil nya kan, kalau gak menang, berarti belum rezeki" jawab ku lalu kembali membaca komik.

Suara pintu perpustakaan terbuka, dan ternyata itu adalah ibuk Liya yang sudah datang...

"Buk gimana hasilnya buk ?" Tanya Septi kepada buk Liya yang baru datang.

"Iya buk gimana hasil nya ?" Cahyani kembali bertanya.

"Gimana ya hasil nya " ucap buk Liya membuat kami semua penasaran.

"Buk jangan buat penasaran gitu dong" kata Denny menyambung percakapan.

"Nanti aja deh ibu beritahu kalian, sekarang kalian harus ikut baris di lapangan, karena ada yang mau di umumkan" ucap buk Liya kepada kami semua.

Jujur aku juga ingin tau tentang hasil nya, namun seperti nya pertanyaan ku sudah di wakilkan oleh anggota eskul lain nya. Sesuai perintah dari buk Liya, kalau ada pengumuman yang penting di lapangan, jadi sebelum kelapangan, aku pergi ke kelas terlebih dahulu untuk meletakkan tas. Saat aku sudah sampai di depan kelas, aku melihat Vingky dan juga Rendy di depan kelas sedang berbicara, namun aku tetap melanjutkan perjalanan ku untuk masuk ke dalam kelas dan melewati mereka. Saat selesai meletakkan tas, aku kembali pergi menuju lapangan karna sebentar lagi bel sekolah akan berbunyi dan akan ada pengumuman yang penting.

Saat Daud berjalan melewati Vingky dan Rendy, tiba-tiba Rendy memanggil Daud...

"Eh Daud kan ?" Panggil Rendy.

Daud berhenti melangkah...

"Iya, ada apa ya ?" Tanya ku kepada nya.

"Ko satu kelas juga rupanya sama Vingky ya ?" Tanya Rendy.

"Iya, dia duduk di sebelah ku" jawab ku dari pertanyaan Rendy.

"Oh begitu, eh ko tau gak ?" Ucap Rendy lagi kepada ku.

"Tau apa ?" Tanya ku balik.

Namun di situ terlihat Vingky coba untuk menghentikan Rendy berbicara dengan Daud, dan dari tadi pun Vingky hanya menunduk seperti tak dapat melihat wajah Daud...

THE LONER (Si penyendiri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang