Bagian 13: Sahabat Terbaik

63 52 5
                                    

Keesokan harinya di hari Rabu, aku sekolah seperti biasanya, namun lagi-lagi seluruh eskul sastra di panggil ke perpustakaan karena ada pertemuan yang ingin di katakan oleh buk Liya. Saat aku sampai di dalam perpustakaan, ternyata anggota eskul yang lain belum juga datang, jadi aku hanya duduk bersandar di dinding dan membaca komik, tak selang beberapa lama kemudian, anggota lain mulai berdatangan, dan dari ekspresi wajah yang ku perhatikan dari mereka, seperti nya mereka begitu senang tanpa beban.

Lyona menghampiri Daud yang sedang membaca komik di belakang yang sedang bersandar...

"Selamat ya Daud" ucap Lyona kepada ku tersenyum.

"Untuk apa ?" Jawab ku singkat melihat nya.

"Selamat karena juara 1 di kompetisi puisi kemarin" kata nya lagi tersenyum kepada ku.

"Iya makasih banyak, selamat juga buat mu" ucap ku kepada nya, dan mengucapkan selamat kepada nya.

"Iya sama-sama" jawab nya lagi.

Anggota yang lain pun menghampiri Daud...

"Selamat ya Daud" Cahyani mengucapkan selamat kepada ku.

"Iya selamat ya Daud, puisi nya keren" sambung Septi tersenyum.

"Pokoknya keren kali lah kalian berdua" ucap Denny Kepada ku dan juga Lyona.

"Iya terimakasih banyak ya" balas ku atas ucapan selamat dari anggota eskul.

Dan di saat bersamaan, buk Liya pun datang...

"Wah-wah, seperti nya kalian berlima lagi ngomongin sesuatu nih ?" Tanya buk Liya kepada kami.

"Iya buk, kami ngucapin selamat buat Daud dan Lyona." jawab Denny Kepada buk Liya.

"Bagus lah kalau begitu" ucap buk Liya, lalu meletakkan tas nya di meja nya.

"Kemarin kamu kemana Daud ?" Tanya Lyona kepada ku.

"Aku ada urusan kecil" jawab ku.

"Oh, pantas lah gak kelihatan"

"Oke anak-anak, ibu mau ngucapin selamat buat Lyona dan juga Daud karna sudah berhasil dalam kompetisi puisi, dan ibu mau ngasi tau kalian bahwa kalian hari ini bebas dari jam pelajaran, jadi terserah kalian hari ini mau kemana, dan kalian boleh pulang juga" ucap buk Liya Kepada kami semua.

"Ibu serius" tanya Septi kurang yakin kepada buk Liya.

"Iya serius, hari ini kalian bebas, dan bisa pulang, ini kepala sekolah langsung yang ngasih izin"  jawab buk Liya atas pertanyaan Septi.

"Asik, Yeay " teriak Denny senang.

"Eh gimana kita nongkrong untuk ngerayain atas berhasil nya Daud dan juga Lyona, gimana setuju nggak ?" Ucap Cahyani memberi saran.

"Bagus juga tuh, gimana mau nggak kalian berdua?" Tanya Septi kepada ku dan Lyona.

"Kalau aku sih ikut-ikut aja, gimana sama Daud nya " balas Lyona lalu melihat ku.

"Pokoknya harus ikut" paksa Denny.

"Iya, boleh kok" ucap ku kepada mereka semua.

" Oke, kita pergi ke Mega mall untuk merayakan keberhasilan Lyona dan juga Daud" saran Cahyani.

"Hati-hati di jalan ya kalian" kata buk Liya Kepada kami.

"Ibu nggak ikut ?" Ajak Lyona

"Nggak, ibu ada kelas nanti, next time aja"

Lalu kami pun bersiap dan keluar dari perpustakaan menuju ke tempat parkiran motor untuk pergi ke Mega mall yang ada di kota Batam ini. Sebenarnya aku tidak ingin pergi, namun setelah ku pikir-pikir lagi, seperti nya aku harus sedikit refreshing pikiran, karena akhir-akhir ini aku begitu kacau. Aku pergi ke parkiran motor, karna parkiran motor lumayan dekat dengan kelas ku, aku melihat ke arah kelas, seperti nya aku sudah lama tidak ada di dalam kelas. Saat aku berjalan, tiba-tiba ada yang memanggil ku, dan suara nya aku kenal, saat ku lihat siapa yang memanggil ku, ternyata itu adalah Vingky.

THE LONER (Si penyendiri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang