Malam yang begitu dingin, bintang bertaburan di langit malam yang sunyi, aku berada di teras depan rumah di temani oleh kentang goreng dan juga teh hangat, sambil membuka buku, halaman demi halaman ku baca, dan terkadang aku melihat buku catatan, dan mencoba untuk memahami semua mata pelajaran yang telah ku dapat oleh semua guru yang mengajar di kelas ku. Waktu menunjukkan pukul 20.00 WIB, dengan Susana yang tenang, hening tanpa di ganggu oleh siapapun, aku begitu serius mengulangi semua mata pelajaran Untuk bekal ku besok menghadapi ujian kenaikan kelas.
Jadwal ujian untuk esok hari ada 2 mata pelajaran, yaitu matematika dan bahasa Indonesia. Tentu saja aku tidak ingin main-main, karna aku juga tak ingin kehilangan posisi ku di kelas yaitu rangking, aku menjeda projek novel ku dan hanya belajar untuk ujian besok, semangat ku semakin bertambah ketika orang yang ku suka menyemangati ku untuk belajar melewati via WhatsApp, aku begitu semangat saat mendapat pesan itu, aku berharap supaya esok aku dapat dengan teliti mengerjakan ujian ku, dan semoga apa yang ku pelajari malam ini semua nya ada di dalam soal ujian esok.
"Bang, udah jam setengah 10 bang, tidur gih, besok kata nya mau ujian kan" panggil ibu dari dekat TV.
"Iya Bu, siap laksanakan tugas" jawab ku lalu membereskan buku.
Aku pun masuk ke kamar ku, karena sudah waktunya untuk istirahat, agar besok aku tidak terlambat. Sebelum tidur, seperti biasanya, aku tak lupa berdoa, dan setelah selesai berdoa aku mulai memejamkan mata ku dan pelan-pelan langsung tertidur. Tidur ku begitu pulas, dan keesokan harinya alarm pagi berbunyi, dan aku pun terbangun dari tidur pulas ku. Membereskan tempat tidur, lalu pergi ke kamar mandi untuk mandi, dan setelah selesai mandi, aku mengenakan pakaian sekolah putih abu-abu, karena hari ini adalah hari Senin, tak lupa dengan bet peserta ujian, aku mengecek kembali barang-barang perlengkapan ujian, dan menuju ke meja makan untuk sarapan pagi bersama kedua orang tua ku.
"Selamat pagi ayah ibu" sapa ku pada kedua orang tua ku dan duduk bangku meja makan.
"Pagi juga" jawab ibu yang duduk di samping ayah.
"Hari ini ujian kan?" Tanya ayah.
"Iya, ayah " jawab ku sambil mengambil sendok dan garpu.
"Jangan salah isi ya, Semangat, oke" ucap ayah menyemangati ku.
"Siap komandan, laksanakan tugas" jawab ku begitu tegas.
"Bagus, itu baru anak ayah"
"Anak ibu juga dong" sambung ibuku.
Setelah selesai sarapan pagi, aku pun tak lupa berpamitan dengan kedua orang tua ku, mencium tangan mereka dan pergi manaiki motor ku. Aku berangkat jam 06.15 WIB, agar tidak terlalu terlambat agar bisa kembali belajar di sekolah. Saat setibanya di sekolah, seperti biasanya kelas masih sangat sepi, aku mulai membuka buku ku kembali dan mengulangi pelajaran yang ku pelajari saat malam tadi. Saat aku sedang belajar, ada suara yang memanggil ku dari depan pintu kelas, dan saat ku lihat, ternyata itu adalah Lyona yang tersenyum dari depan pintu kelas kepada ku.
"Senyum nya jangan di depan pintu dong, sini masuk" panggil ku kepada nya.
"Nanti kalau aku kesitu, kamu gak fokus belajar nya, gimana ?" Balas nya.
"Justru ada kamu di sini buat ku makin fokus" Kata ku lagi pada nya.
"Pagi-pagi udah gombal aja ya" ucap nya berjalan ke tempat ku.
"Bukan gombal, aku gak ngerti definisi gombal itu gimana" balas ku.
Lyona pun duduk di samping Daud...
"Emang nya tadi malam kamu gak belajar ya ?" Tanya Lyona.
"Belajar kok, cuman aku ngulangin aja apa yang ku pelajari tadi malam" jawab ku menatap nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LONER (Si penyendiri)
Ficção Adolescente*Kehidupan yang sunyi, bukan lah menjadi hal yang buruk bagi Daud. bagi nya kehidupan yang sepi memiliki arti ketenangan yang sangat indah bagi nya, namun terkadang kesendirian bisa membuat nya hilang pandangan untuk di sekitar nya. bagi Daud, kese...