Akhirnya saat aku merasa baikan dan tak terlalu merasa sakit pada semua anggota tubuh ku, aku pun bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, karna aku gak mau terlalu banyak ketinggalan mata pelajaran. Apalagi sebentar lagi akan ada ujian kenaikan kelas, jadi aku harus cepat mengejar ketertinggalan dalam semua mata pelajaran. Jadi seperti biasanya, aku berangkat pagi-pagi sekali di hari Senin ini untuk memulai tugas ku sebagai seorang siswa yang baik, agar tidak terlambat dan dapat hukuman dari guru kesiswaan.
Sedikit informasi, kesiswaan seperti yang dulu waktu di SMP kita kenal sebagai BP, dan sekarang mungkin sudah di ganti dengan nama kesiswaan, dan tau lah guru-guru yang berada dalam komunitas kesiswaan adalah guru-guru yang begitu kejam dan juga killer, sama seperti guru BP ku saat di SMP dulu, makan nya aku tidak ingin terlambat dan berhadapan dengan guru kesiswaan SMK 6. Saat sampai di sekolah, aku langsung memarkir kan motor ku dan langsung menuju kelas ku.
Saat Daud tiba di kelas, ternyata dia sudah tunggu oleh Senny dan juga Vingky...
"Daud...." Teriak Senny.
"Hus, jangan teriak-teriak, lama-lama udah kayak Rafa aja sih" ucap ku pada Senny.
"Siapa Rafa?"tanya Senny lagi.
"Ada deh" jawab ku lalu berjalan ke tempat duduk ku.
"Daud ko gak apa-apa kan?" Tanya Senny khawatir dengan ku.
"Nggak, udah aman kok" jawab ku
"Daud, aku minta maaf ya, karena aku, kamu jadi masuk rumah sakit, maafkan aku ya Daud" kata Vingky menyambung percakapan.
"Udah jangan di pikirin, aku udah gak apa-apa kok, jadi tenang aja" ucap ku coba untuk menenangkan Vingky.
"Ko serius nih gak apa-apa?" Tanya Senny lagi seperti tak percaya sama ku.
"Iya aku gak apa-apa sen" jawab ku untuk menyakinkan nya.
"Syukur lah kalau gitu" balas nya.
"Kamu tenang aja, Sekarang si Rendy udah gak berani melakukan hal yang gak baik lagi ke kamu, dia udah di DO dari sekolah" ucap Vingky kepada ku membuat ku kaget.
"Hah!!, Yang betul, terus si Reno gimana?" Tanya ku kaget.
"Si Reno gak di DO, dia cuman di skors dan paling ntar lagi datang" kata Vingky pada ku.
Namun saat mereka sedang bercerita Lyona datang dan memanggil Daud...
"Daud..." Panggil Lyona dari depan kelas.
"Iya, eh Lyona, kenapa ?" Tanya ku pada Lyona.
"Kamu di panggil sama buk Liya, di suruh ke perpustakaan sekarang" jawab nya.
"Oh yaudah tunggu bentar ya"
"Iya, aku tunggu nih" balas Lyona.
"Kalau gitu aku ke perpustakaan dulu ya" ucap ku pada Vingky dan juga Senny.
Aku dan Senny pun pergi ke perpustakaan untuk menemui buk Liya, namun saat aku berjalan berdua dengan Lyona, aku mengingat hal yang di katakan oleh Rafa tentang usaha untuk mendekati nya. Sebenarnya aku tak ingin Melakukan itu, namun aku sedikit kepo tentang yang dikatakan oleh Rafa, jadi sepertinya hari ini aku akan memulai suatu eksperimen untuk sedikit mengetahui tentang Lyona dan membuktikan apa yang di katakan oleh Rafa itu salah, mana mungkin wanita cantik seperti Lyona tertarik dengan seorang pria seperti ku ini, kami pun sampai di perpustakaan, dan sudah di tunggu oleh buk Liya.
"Selamat pagi buk" sapa ku pada buk Liya yang sedang duduk di bangku nya.
"Iya selamat pagi Daud" jawab beliau atas sapaan ku pada nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LONER (Si penyendiri)
Teen Fiction*Kehidupan yang sunyi, bukan lah menjadi hal yang buruk bagi Daud. bagi nya kehidupan yang sepi memiliki arti ketenangan yang sangat indah bagi nya, namun terkadang kesendirian bisa membuat nya hilang pandangan untuk di sekitar nya. bagi Daud, kese...