BAB 14

2.2K 213 32
                                    

Vote dan komen terus, ya.

Vote dan komen terus, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▪️◾◾▪️

Jimin membenarkan tatanan rambutnya seraya bersiul pelan. Hari ini, di berencana untuk menjemput kembali mobil kesayangannya di kediaman Kim menggunakan sisa uang tabungan.

Ah, ya. Saat ini, hubungan Jimin dan Yoongi seperti pasangan yang sedang bertengkar. Sejak malam dimana lelaki itu berucap ingin memutuskan kontrak mereka dan berganti status menjadi teman kencan, Jimin langsung menghindari percakapan tersebut. Terhitung sudah satu Minggu, mereka berdua tak bertegur sapa.

Beruntung, Yoongi sedang berangkat menjalani perjalanan bisnis beberapa hari yang lalu. Jadi, Jimin tak perlu melakukan peran bersembunyi dan menghindar setiap bertemu dengan lelaki tersebut.

Taksi online yang di pesannya datang cepat, lalu Jimin pergi dari mansion itu. Mercedes-Benz hitam itu datang bersamaan dengan perginya taksi online tersebut.

Pintu di sisinya sudah di buka oleh salah satu bodyguard, tapi Yoongi tak bergeming di tempatnya. Hanya diam menatap perginya Jimin, mendadak hatinya merasa tak terima hanya karena Jimin pergi tanpa memberi kabar padanya.

Pemikiran negatif muncul bergantian dalam otak Yoongi saat ini. Namjoon yang menunggu di depan pintu utama, kembali menghampiri bosnya.

Lelaki dimple itu sedikit membungkuk. "Tuan, tak apa?"

Yoongi menggeleng, lalu turun dari mobil tanpa berkata apapun lagi. Memilih masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Namjoon serta para pekerja lainnya yang memandang heran.

"Kemana perginya Jimin?" tanya Yoongi pada salah satu maid yang tergugu karena tidak tau kemana perginya pasangan Tuannya.

"Maafkan saya karena saya tidak tau, Tuan." Maid tersebut menunduk ketakutan seraya membungkuk pada Yoongi, sedangkan lelaki pucat itu sudah naik pitam karena tak ada yang tau kemana perginya Jimin.

Hati Yoongi cemas saat ini.

"Bagaimana bisa kau tidak tau?!" Suara berat Yoongi menggelegar ke penjuru ruangan.

Kepala maid tersebut datang seraya membungkuk. "Maafkan kami, Tuan muda Min. Tuan Jimin tadi berpamitan pada saya, jika beliau akan pergi menemui temannya."

"Kemana?" Nada Yoongi benar-benar datar dengan raut wajah yang dingin.

"Saya tidak tau, beliau hanya mengatakan itu saja. Saya tak berani bertanya lebih jauh lagi. Maafkan kami, Tuan."

Yoongi menghembuskan napasnya kasar. "Bawakan aku es kopi seperti biasa."

Sepeninggal Tuan muda Min, seluruh para maid mendesah lega dan terburu-buru kembali melanjutkan perkejaan karena takut terkena amukan Yoongi lagi.

Selagi menunggu, Yoongi memilih berendam di air hangat untuk merilekskan tubuh serta pikirannya yang mumet. Entahlah, perasaannya masih saja cemas dan gelisah. Dia mungkin belum siap, jika Jimin memilih pergi dari tempat ini dan benar-benar memutuskan kontrak tersebut.

My (Fake) Love || END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang