BAB 23

2.4K 200 31
                                    

TIDAK SEMPAT REVISI
Vote dan komentar dulu, ya

TIDAK SEMPAT REVISIVote dan komentar dulu, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▪️◾️◾️▪️

Pagi menyongsong, membuat Yoongi bergerak dalam tidurnya karena merasakan hal berbeda di ranjangnya. Tangannya berpendar mencari sesuatu.

"Jiminie?" Suara serak khas bangun tidur milik Yoongi memanggil kekasihnya berulang kali. "Jiminie, kau dimana?"

Dengan cepat, Yoongi memakai jubah tidurnya yang sempat di pakai oleh Jimin tadi saat mengambil air ke dapur.

"Jimin?" Yoongi terus mencari Jimin di sekitar kamarnya, mulai dari kamar mandi, walk in closet dan balkon. Namun, hasilnya nihil. Kekasihnya tak ada.

Yoongi berjalan ke luar kamar, hendak mencari maid untuk menanyakan Jimin. Tiba-tiba, langkahnya terhenti saat teringat, jika seluruh pekerjanya di pulangkan sementara ke pondok. Sungguh, jantung Yoongi berdetak kencang membuatnya sesak karena perasaan gelisah dan takut yang di rasanya sekarang.

Tangan berurat Yoongi mengambil ponsel yang tersimpan di saku jubah tidurnya. "Angkatlah, Jiminie." Yoongi berjalan ke kanan dan ke kiri secara berulang karena gelisah. Namun, panggilan tersebut tetap saja tak di angkat.

Sebuah wadah makanan dengan notes kuning yang menarik perhatiannya. Dengan tangan yang masih memegang ponsel di sebelah kiri telinganya, Yoongi menghampiri meja makan.

"Ini yang terakhir," gumam Yoongi membaca secarik kertas tersebut. Ponselnya dia simpan, lalu membuka wadah tersebut.

Seporsi nasi goreng seafood terdapat di dalamnya. Sebuah menu sederhana yang biasa Jimin masak untuknya. Lagi, Yoongi menelepon Jimin dan beruntung panggilan tersebut di angkat oleh kekasihnya.

"Jiminie, kau dimana?"

Jimin tertawa di seberang sana. "Mencariku, huh?"

"Jiminie~" Yoongi mengerang frustasi. "Yang terakhir apa maksudnya?"

Jimin terdiam, menghisap vape-nya dengan pelan. "Itu masakan terakhir yang aku masak untukmu."

"Maksudnya apa, Jimin?" Yoongi menarik kursi untuk duduk. "Jangan begini, bila ada masalah yang menganggu dirimu kita bicarakan baik-baik disini."

"Aku rasa tak ada yang perlu di bicarakan lagi, Yoongi-ssi." Jimin memutar vape-nya dengan pelan. "Lagipula kontrak kita sudah berakhir dan tak ada yang bisa mengikat ku lagi."

"Kenapa?" Suara Yoongi berubah serak dengan kedua mata yang memanas. Jantungnya berdebar dengan rasa sakit yang menderanya.

"Kau bertanya kenapa?" Jimin menghela napasnya pelan. "Aku menjual tubuhku untuk pengobatan Yoora, tapi ternyata dia meninggalkanku. Sampai semua fakta terbongkar, kalianlah yang menyebabkan orang yang ku sayang tiada. Jadi, kau pikir aku melakukan hal ini untuk apa?"

My (Fake) Love || END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang