BAB 15

2.3K 217 23
                                    

Vote dan komen yang bawel

Vote dan komen yang bawel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▪️◾◾▪️


Lamborghini putih itu sudah terparkir rapi di samping Koenigsegg putih. Jimin yang baru saja melangkah kembali berhenti saat matanya menangkap Audi hitam yang di pakai Yoongi saat pergi.

"Dia sudah pulang?" gumam Jimin heran. Langkah kakinya yang tadi semangat, berubah menjadi lesu. Dia belum siap bertemu dengan Yoongi, tapi apa boleh buat. Dia harus membuat keputusan, tak baik menggantung hubungan seorang pewaris tunggal Min apalagi mempunyai sisi gelap seperti Yoongi.

Tubuh Jimin termangu saat sampai di depan pintu kamar utama Yoongi. Ragu, itulah yang dirasakannya saat ini. Tangannya yang hendak memegang kenop pintu menggantung di udara karena pintu di buka oleh sang pemilik.

Mata keduanya bertemu, saling memandang dengan tatapan yang berbeda. Jimin dengan mata terkejutnya, sedangkan Yoongi dengan mata sayunya.

Jika dilihat dalam pandangan Jimin, lelaki di hadapannya seperti sedang kecewa dan itu di tunjukkan dengan jelas kepadanya. Jimin merasa bersalah.

Yoongi memutus kontak mata tersebut lebih dulu, menghela napas sesaat sebelum akhirnya melengos pergi meninggalkan Jimin yang terdiam diambang pintu.

"Dia-" Kedua mata Jimin berkedip cepat. "-mengabaikan aku?"

Sosok yang tadi mengacuhkannya sudah hilang bersamaan dengan pintu lift yang tertutup. Jimin memilih masuk ke dalam kamar untuk membersihkan dirinya sendiri.

▪️▪️▪️

Yoongi tak pergi, dia masih ada di dalam mansion ini. Hanya saja, bermain di ruang billiard bersama Namjoon. "Giliranku."

Tangan pucatnya membenarkan rambut menggunakan headband, lalu menggosok kapur pada ujung kiu.

"Pot!" Yoongi mendapatkan tiga poin, memilih duduk bersandar di meja bar seraya menikmati whiskey favoritnya.

Memandang gelas mini itu membuatnya teringat dengan Jimin. Hatinya kembali sesak, bingung dan tak tau harus bagaimana. Setelah sekian lama tak jatuh cinta, rasanya menjadi serumit ini.

Di sisi lain, Jimin menggaruk kepalanya bingung. Sorot matanya berpendar ke setiap ruangan yang ada, mencari sosok dingin di mansion seluas ini.

"Ahjumma!" teriak Jimin membuat sang kepala maid terkejut.

Jimin menutup mulutnya sendiri karena sudah berteriak sekencang itu, padahal jarak keduanya hanya beberapa langkah saja. "Mianhamnida."

"Tak apa, Tuan." Kepala maid tersenyum maklum. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?"

"Aku mencari Yoongi Hyung. Apa kau melihatnya?"

My (Fake) Love || END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang