BAB 22

2.1K 189 23
                                    

TIDAK SEMPAT REVISI
Vote dan komen dulu, ya

Warning 🔞
Bisa kalian skip adegannya bagi di bawah umur

Warning 🔞Bisa kalian skip adegannya bagi di bawah umur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▪️◾◾▪️

Dering ponsel itu menampilkan kontak sahabat kekasihnya, Seokjin. Terus berulang-ulang membuat Jimin mau tak mau harus menjawab panggilan tersebut dengan setengah hati karena kegiatan membaca bukunya terganggu. Jarang sekali, bagi Jimin mau membaca buku.

"Yeoboseyo?"

"Jimin?"

"Ne. Maaf, aku yang mengangkat panggilannya, sebab Yoongi Hyung sedang di kamar mandi. Ku pikir ada hal penting yang ingin disampaikan?"

Diseberang sana, Seokjin terkekeh. "Tak apa. Aku ingin mengajak kau dan Yoongi untuk piknik bersama besok pagi, berhubung hari libur."

Jimin menggaruk pelipisnya bingung. "Hem, sebenarnya aku ada beberapa rencana yang ingin di lakukan bersama Yoongi Hyung," dia menjeda ucapannya sebentar. "Nanti akan aku bic-"

"Wae?" bisikan pelan dari suara raspy itu mengejutkan Jimin, terlebih Yoongi memeluk pinggangnya secara posesif.

Jimin me-loadspeakers panggilan tersebut. "Kau bicara sendiri saja, Hyung."

"Oh? Ada si pucat?"

"Ada apa kau mencariku, huh?" tanya Yoongi malas.

"Besok Minggu, bagaimana kalau kita semua piknik bersama?" Nada Seokjin benar-benar semangat membuat Jimin menjadi tak enak karena sempat menolak. "Aku sudah bertanya pada Jimin, tapi dia bilang ada beberapa rencana yang ingin di lakukan bersamamu."

"Hah?" Yoongi menoleh kepada kekasihnya yang kini menaikkan kedua bahunya acuh seraya tertawa membuatnya tersenyum. "Memang, aku ingin mengurung Jimin di mansion, melakukan hal apapun berdua, bahkan para maid aku pulangkan ke pondok untuk beristirahat."

"Huh, jadi kau menolak juga seperti kekasihmu?" Jin merajuk rupanya.

"Ani, Hyung-" sergah Jimin cepat. "Bagaimana jika lusa? Aku akan menyuruh Yoongi Hyung untuk meliburkan diri dan Namjoon-ssi?"

"Panggil aku Hyung, Jimin." Tiba-tiba, Namjoon ikut menyahut dalam panggilan tersebut. "Itu ide yang bagus 'kan, Jinnie?" lanjutnya.

"Hum, ku harap si pucat itu memberikan keringanan untuk liburan."

"Baiklah, lusa saja." Akhirnya, Yoongi menyetujui permintaan tersebut.

"Ya, kalau begitu aku tutup teleponnya, Hyung."

"Oke, Jimin. Maaf, menganggu waktu kalian," ucap Seokjin seraya tertawa lebar.

"Memang," jawab Yoongi dengan singkat.

My (Fake) Love || END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang